"Banyak sekali hubungan laki-laki dan perempuan yang wara-wiri dalam kubangan ikatan tak halal. Betapa tidak, pemandangan hubungan layaknya suami istri terpampang di setiap sudut lingkungan. Seakan menjadi hal wajar, pacaran ataupun tunangan kebablasan diaminkan."
Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Apa kabar cinta?
Saat hati tergelitik oleh rerimbunan rasa
Jiwa bergolak di atas pentas suka cita
Dikabarkan atau dipendam saja?
Guys, tentu kita pernah merasakan cinta. Ada yang belum? Tunggu saja waktunya. Cinta ini fitrah manusia, Guys. Kita tak mampu menghalau ataupun melenyapkannya. Setiap jiwa yang masih bisa menikmati tiap helaan napas, pasti akan merasakan cinta. Kehadirannya kadang tak terduga, kadang pula datang saat bertatapan muka.
Oh, tentu cinta di sini yang kita bahas adalah cinta pada lawan jenis, Guys. Naluri nau' atau kasih sayang untuk melestarikan keturunan merupakan salah satu potensi naluri yang Allah hadiahkan buat kita, manusia. Suka ataupun tidak, kala cinta datang, tak seorang pun mampu menghadang. Eits, tapi nih, Guys, ada rambu alias tata cara mengekspresikan cinta yang bergelora.
Apa yang kita saksikan pada hubungan muda mudi saat ini sungguh jauh dari rambu-rambu mendawamkan cinta. Guys, banyak sekali hubungan laki-laki dan perempuan yang wara-wiri dalam kubangan ikatan tak halal. Betapa tidak, pemandangan hubungan layaknya suami istri terpampang di setiap sudut lingkungan. Seakan menjadi hal wajar, pacaran ataupun tunangan kebablasan diaminkan. Romansa cinta para penikmat hubungan yang tak diridai Allah menghiasi pandangan dan benak kita.
Guys, saking dimakluminya aktivitas pacaran, sampai banyak pembenaran atas aktivitas haram tersebut. Banyak dalih yang beterbangan di antara petuah-petuah syar'i yang kian langka. Apalagi negara kita nih seakan menjeremuskan kaum milenial pada budaya hidup bebas ke mana suka. Pacaran bebas, pacaran sehat, pacaran islami, LDR, TTM, dan apa pun sebutannya itu semua bertentangan dengan syariat Islam. Sebab, hukum asal laki-laki dan perempuan ajnabi alias bukan mahram itu terpisah. Apalagi, jelas Surah Al-Isra ayat 32 melarang kita, kaum muslim untuk mendekati zina.
Kebayang, kan, Guys? Mendekati zina saja haram, apalagi berzina. Kita tahu betul, kebanyakan pintu gerbang zina itu adalah hubungan laki-laki dan perempuan yang berpacaran. Meski tak dimungkiri, tunangan juga menjadi salah satu celah setan untuk menjerumuskan dua insan dalam kubangan zina, namun pacaran mendominasi perbuatan laknat itu. Hampir di setiap sudut kota dan desa, aktivitas pacaran menjadi pemandangan yang membuat hati miris dan menyakitkan mata.
Alasan mereka pacaran adalah perasaan cinta. Motif terbanyak adalah dalih cinta yang timbul di dada. Memang sih, Guys, saat cinta itu menyapa, deg-deg serr tak bisa dihindari begitu saja. Meski yang tampak mata hanya punggung si dia, hati dan jantung lomba salto di dalam dada. Wajar saja, namun jangan sampai romansa cinta yang hadir begitu indahnya dinodai oleh kedustaan dan kepalsuan hubungan tanpa ikatan yang diridai Sang Maha Pemberi cinta.
Ingat, Guys! Dalam hubungan laki-laki dan perempuan ajnabi, hanya ikatan pernikahan semata yang Allah ridai. Kalau belum siap bagaimana? Jangan biarkan romansa cinta berbalut dusta dalam aktivitas maksiat. Hal itu pasti menimbulkan dosa. Pacaran itu pasti dosanya, tapi belum pasti jodohnya. Guys, jangan pernah iri pada mereka yang menebar racun maksiat. Kelak, kita dan mereka akan menuai apa yang telah dilakukan di dunia ini dengan rasa cinta itu.
Bagaimana jika belum mampu menikah, Guys? Tenang, Baginda Nabi Muhammad saw. telah memberikan nasihat indahnya pada kita dalam hadis sahih riwayat Imam Bukhari yang artinya:
"Wahai para Pemuda! Barang siapa di antara kalian yang telah mampu menikah, maka menikahlah! Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa karena puasa dapat menahan syahwatnya (sebagai tameng)."
Fenomena romansa cinta berbalut dusta tak terhitung lagi jumlahnya. Tahu kenapa, Guys? Hal itu bukan semata karena personalnya, tapi lebih pada tata aturan kehidupan yang meniadakan peran Allah Sang Maha Pemberi cinta. Yups, sekularisme merajalela dan membelenggu pemikiran kaum muslim, Guys. Para penguasa negeri muslim seakan berlomba menampilkan pemisahan agama dari kehidupan duniawi. Kita bisa lihat kan, Guys, betapa tak pedulinya mereka pada kemaksiatan para milenial.
Hamil di luar nikah, free sex, kumpul kebo dibiarkan menjamur tanpa sanksi tegas. Bahkan, jika hubungan jinsiah alias free sex dilakukan suka sama suka sangat dimaklumi. Padahal, Islam jelas melarang kita nih untuk mendekati zina. Sanksinya bagi pezina pun sangat tegas. Apabila pelaku zina belum menikah, mereka akan dijilid alias dicambuk. Jika pelaku zina telah menikah, maka mereka akan dirajam sampai meninggal. Sanksi itu tak dapat ditawar, siapa pun pelakunya akan disanksi di hadapan khalayak. Hukuman tersebut akan memberikan efek jera bagi yang lain agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan yang sama. Selain itu, hukuman tersebut juga sebagai penebus dosa para pelaku zina di akhirat, lho, Guys.
Siapa yang bisa melaksanakan sanksi itu? Ya, khalifah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam kehidupan bernegara. Kalau dalam negara saat ini, sangat tidak mungkin, Guys. Liberalisme saja dijunjung tinggi, bagaimana akan mencegah kemaksiatan. So, kita semua jangan sampai terjebak oleh romansa cinta berbalut dusta, Guys. Dosanya sudah pasti, sementara jodohnya belum pasti. Tak cukup hanya meninggalkan romansa cinta berbalut dusta, kita mesti turut berjuang melenyapkan aturan sekularisme dan kembali pada aturan Islam agar hidup bisa meraih keberkahan.[]
Photo :pinterest
Ghorizatunnau memang ada dalam setiap diri manusia.. tapi sebagai muslim, tentunya kita perlu memenuhinya dengan cara yang Allah Swt. Ridai..