Dari pada sibuk memperingati V-day "yang itu", lebih baik kamu mengisi waktumu untuk sesuatu yang bermanfaat. Create your own V-Day: Valuable Day. Kesempatan untuk menimba ilmu terbuka luas di masa pandemi ini. Banyak komunitas menawarkan free webinar dengan aneka topik bergizi, kekinian, dan lain-lain.
Oleh. Erni Misran
NarasiPost.Com-It’s February again!
Apa yang kamu lihat di sekitarmu, Dear? Di sana-sini penuh dengan buket bunga, paket cokelat, aksesoris berbentuk hati, juga aneka greeting cards. Hmmm …, semuanya berbalut nuansa pink yang nggemesin!
Apa yang direncanakan teman-temanmu, Dear? Mereka pada heboh mempersiapkan agenda bareng pasangan: nonton film, candle light dinner, atau pergi ke tempat wisata. Gak ketinggalan dong dengan baju couple-nya, walaupun pasangannya masih belum halal. Apakah itu semua membuatmu iri, Dear?
Hati-hati ya dengan virus merah jambu yang selalu hadir di bulan Februari. Jangan sampai deh kamu ikutan terjangkiti.
There is No V-Day in Islam
Kamu harus haqqul yaqin ya Dear, bahwa Valentine Day atau V-day itu bukanlah hari yang spesial yang perlu untuk dirayakan. Bahkan kamu harus masuk dalam barisan yang meneriakkan Say No to V-Day dengan lantang! Karena memang tak ada V-day dalam ajaran Islam.
Kamu tentu sudah membaca sejarah tentang V-day dengan beragam versinya, kan? Semuanya merujuk kepada ritual persembahan dan penghormatan untuk dewa-dewi sejak masa Romawi Kuno atau tradisi penghormatan kepada orang suci beragama nasrani (liputan6.com, 12/02/2022; kompas.com, 13/02/2022). Jadi, sama sekali tak ada hubungannya dengan ajaran agama kita.
Different Angle
So, kamu gak perlu muram jika dianggap nggak gaul atau ketinggalan zaman kalau nggak ikutan merayakan V-day. Justru, sekarang bukan zamannya lagi berbuat sesuatu hanya karena ikut-ikutan. Dear, kamu harus menjadi trend-setter, bukan sekadar follower! Ini saatnya mengasah potensimu. Banyak hal yang memerlukan perhatian kamu, juga buah pikiran kamu. Negeri ini mempunyai banyak masalah yang memerlukan solusi. Di sisi lain, negara kita ini juga memiliki sumber daya alam melimpah yang perlu kita olah.
Coba kita ambil contoh tentang cokelat deh. Indonesia merupakan negara ketiga penghasil cokelat atau kakao terbesar di dunia. Produksi kakao kita mencapai 659.776 ton/tahun dengan lahan seluas 1.774.304 hektar (tanjungpinangpos.co.id, 14/02/2022). Dengan potensi yang demikian besar, seharusnya Indonesia bisa menjadi negara penghasil aneka produk olahan cokelat yang terkemuka. Namun, sejauh ini, kita lebih dikenal sebagai negara pengekspor kakao mentah saja (prahu-hub.com, 2020).
Ayo perhatikan lagi Dear, oleh-oleh apa yang paling dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Malaysia, Singapura, atau Jepang? Pasti jawabannya cokelat, kan? Padahal, ketiga negara tersebut minim akan sumber daya alam termasuk kakao sehingga mengimpornya dari negara kita yang terutama berasal dari Sulawesi. Bahkan Malaysia merupakan pengimpor utama kakao mentah Indonesia. Tak hanya itu, produk cokelat terkenal dari Swiss atau Belgia juga menggunakan bahan baku dari Indonesia!
Bayangin peningkatan nilai ekonomi yang bisa diperoleh jika kita mampu mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Ayo pelajari cara proses pengolahannya sehingga kelak kamu bisa menghasilkan aneka olahan cokelat berkualitas. Apalagi jika dipadukan dengan aneka rasa unik rempah atau tanaman endemik kita. Whuuaaa, pasti akan tercipta banyak sekali varian khas seperti cokelat andaliman, cokelat edamame, cokelat keledang, atau cokelat jamblang. Tak hanya berupa cokelat batang, kreasi ini bisa juga dikembangkan dalam bentuk bubuk untuk produk makanan dan minuman. Lemak yang dihasilkan dari cokelat juga berpotensi untuk dimanfaatkan di bidang kosmetika. Bahkan lapisan biji dan kulit cokelat juga dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis lho.
Kuy, ambil bagian dalam pengembangan sumber daya alam Indonesia. Masih banyak potensi lainnya yang membutuhkan sumbangsih para pemuda keren seperti kamu, Dear. Para pemuda memiliki energi besar yang membutuhkan cara penyaluran yang tepat. Generasi milenial seperti kamu pasti memiliki daya imajinasi mengangkasa yang pastinya akan menghasilkan kreativitas warbiasa.
Create Your Own V-Day: Valuable Day
Dari pada sibuk memperingati V-day "yang itu", lebih baik kamu mengisi waktumu untuk sesuatu yang bermanfaat. Create your own V-Day: Valuable Day. Kesempatan untuk menimba ilmu terbuka luas di masa pandemi ini. Banyak komunitas menawarkan free webinar dengan aneka topik bergizi dan kekinian. Ada juga pelatihan atau kursus singkat dengan biaya yang terjangkau. Aktif di perhimpunan remaja masjid atau di komunitas sekolah/kampus juga akan memperluas wawasan kamu. Tinggal kemauan dan kesungguhan kamu saja, Dear.
Jadilah Pemuda Berprestasi
Sini aku kenalin dengan para pemuda hebat di sisi Rasulullah. Ada Ali bin Abi Thalib yang digelari pintu ilmu karena pengetahuannya yang sangat luas. Ada Zaid bin Tsabit yang mampu menguasai Bahasa Ibrani dan Persia hanya dalam masa 17 hari. Ada panglima hebat Usamah bin Zaid, Khalid bin Walid, dan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel. Mereka adalah para pemuda Islam yang berusia 13 hingga 22 tahun. Wuih, keren banget!
Yuk, kepoin juga pemuda muslim berprestasi internasional masa kini. Ada Mohamad Al Jounde dan Kehkashan Basu yang menggenggam anugerah International Children's Peace Prize tahun 2017 di usia 16 tahun! Mohamad (asal Suriah), sejak berusia 12 tahun telah mengajarkan matematika dan fotografi serta menciptakan permainan yang menyenangkan untuk anak-anak pengungsi Suriah di Lebanon. Sedangkan Kehkashan Basu (asal Dubai), sejak berusia 8 tahun telah membuat gerakan penanaman pohon serta mengumpulkan dan mendaur ulang sampah. Ia sangat cinta dan peduli lingkungan.
Dari negeri kita sendiri, Dear, ada pula sosok Rizka Raisa Fatimah Ramli (asal Makassar) dan Shofi Latifah Nuha Anfaresi (asal Bangka Belitung) dengan prestasi mendunia. Pada usia 17 tahun, Rizka tampil sebagai yang terbaik di ajang UNICEF Comic Contest 2018 bertema End Violence (Hentikan Kekerasan). Melalui tokoh Cipta si superhero, Rizka menunjukkan kepeduliannya untuk menghentikan praktik perundungan (bullying) yang kerap berlangsung di sekolah. Karya Rizka ini telah tersebar di mancanegara. Trus, bagaimana dengan Shofi?
Berbekal keprihatinannya akan buruknya sumber air bersih di tempat tinggalnya, Shofi pun merancang sistem adsorpsi dan filtrasi untuk menyediakan air minum yang sehat dan bersih. Sebelumnya, ia juga berhasil memanfaatkan pasir lokal Bangka sebagai filter untuk mengurangi pencemaran lingkungan karena timah. Karena kiprahnya ini, Shofi terpilih untuk membintangi sebuah film dokumenter berjudul "Inventing Tomorrow" yang telah diputar di berbagai belahan dunia. Gadis ini juga diundang untuk tampil pada International Science and Engineering Fair (ISEF) tahun 2017 di Los Angeles, Amerika Serikat.
Wow, amazing sekali prestasi mereka kan, Dear! Setelah ini, yuk ah segera action. Manfaatkanlah ilmu, hobi, atau passion kamu untuk berbuat banyak hal yang berguna. So, stop ikut-ikutan merayakan Valentine Day. Jangan mau teperdaya ulah kaum kapitalis yang menggiring kamu ke dalam pergaulan bebas yang bablas. Udahan menjadi pribadi konsumtif. Saatnya tampil menjadi pribadi kreatif, produktif, dan solutif. Every day is a valuable day.[]
Photo : Unsplash