Di Antara Dua Sahabat

Diantara dua sahabat

Inilah saya, yang masih tertatih melayakkan diri menjadi pengemban dakwah literasi, meski kadang terseok-seok. Namun, izinkan saya mengambil inspirasi dari dua sosok hebat, yaitu Mom dan sahabatnya. Di antara keduanya, semoga saya bisa belajar dan meniru banyak kebaikan. Di antara dua sahabat, saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk dakwah literasi.


Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-"Saya berharap jika saya tiada, Mbak Ragil tetap berdakwah di dunia literasi, ya?"
Deg! Hati saya langsung bergetar membaca pesan ini. Bagaimana tidak, Mom Andrea mengirimkannya beberapa bulan lalu saat beliau sedang sakit parah. Padahal, sakitnya Mom berpengaruh besar pada NarasiPost.Com (NP) karena beliau adalah Pemrednya. Bahkan bisa dikatakan Mom adalah ruhnya. Hidup matinya NP tergantung pada Mom. Memang di setiap lini NP ada penanggungjawabnya, tetapi komando utama tetap ada di tangan komandan, alias Pemred. Apa jadinya jika sang komandan sakit parah? Sungguh tidak terbayangkan.

Namun, masyaallah, ternyata Mom sembuh dengan cepat. Seolah ada energi dahsyat yang melecut beliau hingga lekas bangkit dan memanaskan kembali "mesin" agar tidak sampai macet. Meski raga beliau masih belum sembuh paripurna, tetapi besarnya semangat bisa mengalahkan rasa sakit.

Beliau pun beraktivitas lagi dengan demikian tangkasnya. Semua tim dievaluasi, yang lambat didorong agar belajar "berlari", yang mojok dipanggil agar segera keluar dari zona nyamannya, yang menjauh diseru agar segera mendekat dan ikut gerak "mesin" NP. Akhirnya, hanya dalam hitungan hari, semua agenda terlaksanakan. Baik website, medsos, VOT, sharing, penerbitan buku, dan lain-lain, berikut segala printilannya seperti fee, hadiah, piagam penghargaan, dsb. Masyaallah, luar biasa.

Sahabat Taat

Apa, sih, kekuatan yang melecut Mom sehingga begitu cepat bangkit saat ragam ujian menerpa beliau? Kekuatan ruhiyah itu pasti. Karena sebagai muslim, tentu kita punya tempat bersandar, yaitu Allah Swt. Namun, selain itu, ada satu hal lagi yang menjadi penyemangat beliau ketika terpuruk di titik nadir, yaitu adanya seorang sahabat taat.
Siapa dia? Tidak penting siapa namanya dan sosoknya seperti apa. Namun, sang sahabat memiliki tempat khusus di hati Mom hingga Mom akan rela melakukan apa saja demi sahabatnya. Loyalitas Mom yang tanpa batas ini bukan tanpa alasan. Sang sahabat pernah menyelamatkan jiwa Mom. Sahabat tersebut juga yang mengenalkan Mom di jalan dakwah literasi. Bahkan lahirnya NP tidak lepas dari saran-saran beliau.

Memang, ya, Allah akan mengumpulkan kita dengan teman yang satu frekuensi. Mom dan sahabatnya ini punya banyak sekali kesamaan. Sama-sama pekerja keras, totalitas dalam perjuangan, punya kepemimpinan yang kuat, dan pantang menyerah.
Satu lagi kesamaan keduanya adalah ujian sakit yang menggerogoti tubuh. Namun, hal ini tidak melemahkan nyala dakwah literasi dalam dada. Justru setiap rasa sakit di organ-organ tubuh umpama alarm yang mengingatkan untuk memberikan yang terbaik bagi Islam. Seolah garis finish perjuangan itu makin dekat sehingga harus dijemput dengan kesempurnaan pengorbanan.

Duhai, beruntungnya Mom memiliki sahabat yang demikian, sahabat taat yang selalu dekat dalam hati, meski terpisah benua. Sudahkah kita punya sahabat taat? Semoga demikian. Karena perjuangan itu berat, dengan adanya sahabat taat, beban di pundak akan terasa ringan.

Kerasnya Dakwah Literasi

Dakwah melalui media massa memang berat. Apalagi membangun media seperti NP butuh kerja keras dan biaya yang super besar. Biaya rutin untuk web saja sudah sedemikian besar tiap bulannya. Ditambah lagi Mom sangat menghargai setiap jerih payah timnya. Itulah sebabnya ada fee bagi tiap anggota tim. Tidak hanya itu, Mom masih memberi apresiasi bagi tim yang kerjanya maksimal, yaitu dengan memberi reward. Bahkan yang komentar terbanyak di web pun ada apresiasinya. Masyaallah.

Sepertinya, inilah kunci derasnya rezeki Mom. Uang yang beliau infakkan di NP tidak hilang, tetapi justru serupa magnet yang menarik rezeki. Padahal, bisa dikatakan, di NP itu Mom "buang duit" karena posisi NP yang tidak untuk kepentingan bisnis. Sempat ada iklan-iklan yang masuk yang bisa berpotensi menjadi pundi uang, tetapi karena iklannya banyak yang sampah, akhirnya dinonaktifkan oleh Mom. Semata demi keberkahan dakwah. Keren!

Praktis, pembiayaan NP yang begitu besarnya semuanya bersumber dari kantong Mom. Kita doakan, semoga rezeki Mom makin berkah, berlimpah, dan bermanfaat untuk umat. Harapannya, pembiayaan untuk NP juga lancar jaya tanpa kendala. Aamiin.
Mom sudah merasakan betul kerasnya dakwah literasi. Entah sudah berapa kali beliau harus mengeluarkan dana puluhan juta untuk sebuah kesalahan yang bukan beliau penyebabnya. Meski terasa berat, Mom tetap melunasi semua tagihan-tagihan itu. Padahal, bisa saja beliau mangkir, tetapi itu bukan gaya Mom. Beliau adalah orang yang bertanggung jawab.

Koleris Romantis

Satu hal lagi yang membuat pengeluaran NP besar adalah kebiasaan Mom yang suka memberi kejutan-kejutan manis. Di balik kepemimpinan beliau yang koleris kuat, ternyata aslinya beliau itu romantis. Serius, ini bukan dalam rangka merayu agar saya dikasih hadiah, ya. Namun, kalau berkesempatan ketemu Mom di Australia, siapa sih yang nggak mau? Yuk! Ke mana? Ke Australia. Caranya gimana? Nabung, gaess… He he…

Nah, seperti apa romantisnya Mom? Banyak sekali contohnya. Yang saya ingat, ketika ada seorang anggota tim yang anaknya sakit parah, Mom transfer dana untuk membantu biaya pengobatannya. Juga ketika ada yang mendapat musibah berupa wafatnya keluarga dekat, Mom memberikan ucapan takziah dan doa tulus untuk almarhum. Ketika ada anggota tim yang tidak bisa menjalankan amanah karena dia sedang sakit atau anaknya sakit, Mom mudah memberi izin.

Padahal Mom itu keras ke diri beliau sendiri. Kalau beliau sakit, meski sambil kepala berdenyut, terbatuk-batuk, juga penglihatan dan pendengaran yang tidak lagi maksimal, beliau masih terus membersamai NP. Duh, saya yang masih sehat dan lebih muda benar-benar malu jika banyak mengeluh. Beliau yang fisiknya sudah banyak kendala saja masih disiplin menjalankan tugas. Masak kita, eh saya, yang sehat walafiat mudah mengeluh dan sering izin. Malu, dong, Marimar!

Saking romantisnya, Mom itu suka nggak tega ketika ada orang yang curhat sedang kesulitan dana untuk keperluan ini dan itu. Dengan mudahnya Mom memberi pinjaman. Sayangnya, seperti sebuah tulisan di kaos, "utang ngotot, bayar alot, ditagih melotot," begitulah nasib uang yang Mom pinjamkan. Walhasil itu uang menguap begitu saja, tidak pernah kembali. Subhanallah, semoga menjadi penggugur dosa, ya, Mom.

Seorang Ibu

Meski dakwah melalui media itu keras, berat, dan menghabiskan banyak uang, herannya Mom makin jatuh cinta dengan aktivitas ini. Beliau malah merancang target-target yang lebih tinggi untuk NP. Misalnya, kualitas tulisan dibuat makin selektif, editor makin disiplin, deadline tulisan makin ketat, kesalahan makin diminimalkan. Jika ada yang lelet seperti siput akan terus disemangati agar sat set sat set. Tidak terhitung, setiap pekannya, berapa "surat cinta" yang melayang demi perbaikan tulisan.
Sikap gercep Mom ini kadang bikin anggota tim tersuruk-suruk untuk mengimbangi ritme beliau. Tidak jarang ada yang mewek karena dapat surat cinta bertubi-tubi. Baper? Pastinya iya, itu manusiawi. Namun, apa yang Mom lakukan itu adalah demi kebaikan bersama. Yaitu agar "kapal" NP ini terus tegak berlayar dengan gagah hingga mencapai tujuan. Bayangkan jika timnya lelet, pemimpinnya ikut lelet, mau jadi apa NP nanti?

Kita semua ingin yang terbaik untuk NP. Kita selalu mendoakan Mom tetap sehat dan NP terus jaya agar dakwah literasi makin membahana. Untuk itu, memang harus ada pemimpin yang menjaga ritme langkah agar kecepatannya cukup untuk "mengembangkan layar" demi mengarungi "samudera" pertarungan pemikiran, antara Islam dengan kekufuran.

Upaya-upaya Mom menjaga ritme NP dalam pandangan saya layaknya sikap seorang ibu pada anaknya. Kadang sosok ibu itu galak dan cerewet, semata demi kebaikan si anak. Namun, meski pernah marah, tidak ada satu pun ibu yang benci pada anaknya. Marahnya karena sayang sehingga lekas hilang. Hanya dalam hitungan detik, "api" emosi itu sudah padam dan Mom yang ceria kembali lagi.

Jika saya lihat, permasalahannya ada di lingkungan yang berbeda antara Mom dan tim. Mom tinggal di kalangan bule yang kalau kerja sat set sat set dan bicara blak-blakan. Sementara itu, tim yang ada di Indonesia terbiasa selow dan bicaranya tidak to the point. Namun, memang demikian adanya. Semoga jurang komunikasi ini segera bisa terhubung dan tidak ada miskomunikasi.

Biasanya, setelah masalahnya beres, beliau kembali membersamai tim dengan sangat sabar dan telaten. Saya sampai takjub, Mom itu mau, lo membimbing orang yang ada kendala teknis, sedangkan orangnya gaptek. Beliau telaten mengirim screenshot langkah demi langkah yang harus dilakukan. Kalau saya, duh, tak sanggup.
Saya pernah mengalami sendiri, ketika ponsel saya bermasalah, padahal dia adalah "senjata" saya untuk menulis. Karena tidak sengaja tersenggol balita saya, ponsel jadi penuh iklan yang terus bermunculan, sampai-sampai kesulitan mengetik chat karena layar yang tertutupi iklan.
Saya sampaikan kesulitan saya di grup penulis. Mom pun memberi arahan teknis, tahap demi tahap. Saya lakukan satu langkah, gagal. Saya coba lagi, langkah berikutnya, gagal lagi. Alhamdulillah setelah usaha kesekian kalinya, berhasil. Senangnya… Syukran, Mom.

Aku dan NP

Seperti apa pun ombak dan badai yang dihadapi NP, insyaallah NP akan tetap tegak dan makin berkibar. Gebrakan-gebrakan baru terus dilakukan Mom, termasuk mengadakan challenge dengan hadiah utama laptop seperti sekarang. Wah, kalau sekarang hadiahnya laptop, bisa-bisa challenge berikutnya berhadiah tiket umrah, aamiin, he he…

Saya bersyukur bisa mengenal NP. Tercatat 26 November 2021, pertama kalinya saya bergabung dengan NP. Saat itu Mom langsung mengatakan bahwa beliau sering mendengar nama saya dari sahabatnya. Aduh, sejak itu beban saya terasa berat, he he… Karena ada kepercayaan yang harus saya jaga. Jangan sampai saya bikin malu Mom maupun sahabatnya.
Inilah saya, yang masih tertatih melayakkan diri menjadi pengemban dakwah literasi, meski kadang terseok-seok. Namun, izinkan saya mengambil inspirasi dari dua sosok hebat, yaitu Mom dan sahabatnya. Di antara keduanya, semoga saya bisa belajar dan meniru banyak kebaikan. Di antara dua sahabat, saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk dakwah literasi. Semangat!
Teriring doa untuk Mom, seperti jawaban saya untuk chat Mom di awal tulisan ini, saya tuliskan, "Ya Allah, Mom, optimis bahwa Mom akan sehat, panjang umur, berkah, terus berjuang hingga usia senja." Doa yang sama untuk semua sahabat taat di NarasiPost.Com. Wallahua'lam bi al-shawab.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Ragil Rahayu (Tim Penulis Inti NarasiPost.Com )
Ragil Rahayu S.E Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Lorong Panjang Palestina Meraih Asa
Next
Meramu Cemburu
5 5 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

10 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 year ago

Kisah kehidupan yang luar biasa, keren dan mempesona.

Maftucha
Maftucha
1 year ago

Bu Nida salah satu guru menulis terbaik saya waktu di Sidoarjo, saya suka terkagum-kagum dengan karya menulisnya, renyah dan asik..dari beliau saya jadi semakin suka menulis... Setelah masuk ke konapost saya semakin mengenal beragam tulisan dr sahabat" hebat.. Semoga semuanya dari mulai Mom, team NP dan konapost diberikan Allah Swt. kesehatan dan rejeki berlimpah,, aamiin

firda umayah
firda umayah
1 year ago

MasyaAllah suka sekali dengan tulisan ini. Tulisan yang keren abis. Barakallahu fiik untuk penulis

sartinah828
1 year ago

Tiap penulis punya gaya sendiri ya dalam mengungkapkan kedekatan dengan Mom dan NP. Keren mbak Ragil, barakallah ...

Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Masyaallah tabarakallah kece badai naskah mb ragil

R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

barakallah mbak Ragil..

Miladiah Alqibthiyah
Miladiah Alqibthiyah
1 year ago

Selalu suka style mbak Ragil. Barakallah

diadwi arista
diadwi arista
1 year ago

Nino nino bacanya, Marimar!

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Masyaallah kereeeen banget naskahnya. Pengen belajar nih ke mbak Ragil cara mengemas kalimat dalam bentuk story

renita ayu
1 year ago

Masyaallah keren banget naskahnya. Barakallah Mba Ragil ..

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram