"Ingat beberapa kata-kata para sahabat dan para salafus saleh di antaranya dari Sayyidina Ali r.a., “Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakanmu di akhirat kelak”.(Challenge True Story )
Oleh. Heni Ummufaiz
(Kontributor NarasiPost.Com dan Ibu Pemerhati Umat)
NarasiPost.Com-Menulis merupakan salah satu aktivitas penghantar ke surga. Aktivitas ini merupakan bagian dari dakwah yang oleh sebagian orang dianggap hal biasa. Padahal, sesungguhnya dari menulis kita akan mendapat limpahan pahala yang berlipat ganda. Bahkan saat nyawa terlepas dari raga, jejak digital itu akan terus mengalirkan pahala jariah yang tak pernah disangka-sangka. Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi kita yang menggeluti dunia tulis-menulis, meresapi hal tersebut, dan menjadi penyemangat saat kondisi enggan menorehkan rangkaian aksara.
Ingat beberapa kata-kata para sahabat dan para salafus saleh di antaranya dari Sayyidina Ali r.a., “Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakanmu di akhirat kelak”. Bahkan, menurut Imam Al-Ghazali, "Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis."
Hal itu pula yang menjadi acuan untuk terus melecut diri agar bersemangat dalam menekuni dunia literasi. Bermula dari hobi mencurahkan isi hati dalam diari, lambat laun mencoba membuat berbagai genre tulisan. Puisi, story telling, cerpen, hingga opini terus ditekuni. Pada akhirnya diri ini mulai menyukai sekalipun masih newbie di dunia literasi.
Menulis laksana obat saat hati gundah gulana, kecewa, marah, bahkan geram terhadap kebijakan penguasa. Dituangkan dalam bentuk tulisan opini dengan berupaya memberi solusi islami. Tentu tulisan itu tak hanya bersemayam di colournote atau WPS, tetapi ingin disebarkan di berbagai media. Bukan mencari ketenaran, apalagi mengharapkan banyak pujian, tetapi karena dorongan dakwah di media. Mulailah diri ini mengenal berbagai media yang mewadahi tulisan para penulis, termasuk diri ini yang masih newbie.
Memegang amanah menulis opini mengharuskan diri banyak belajar literasi terkait EYD, kosakata, dan yang lainnya. Ada rasa senang, sedih, dan kecewa yang kadang kualami saat menjalani tugas sebagai seorang penulis opini. Namun, tak membuat diri putus asa apalagi berhenti dari dunia literasi. Bersemangat dan selalu mengingat pesan kedua orang tua yang sudah tiada, agar selalu memberikan manfaat kepada umat sekalipun amal saleh kita tidak diingat.
NP adalah media yang banyak memberi inspirasi bagi diri ini. Walaupun belum bisa optimal memberikan rangkaian aksara di media yang jangkauannya seluruh dunia ini. Hanya beberapa kali mengirimkan tulisan, sisanya fokus menjadi penulis tetap di sebuah media khusus muslimah di Jakarta.
Sekalipun begitu, jika ada ujian EYD, selalu meluangkan waktu dan ber-chat ria secara pribadi dengan para senior yang luar biasa di NP. Mereka orang-orang baik dan hebat menurutku. Tak pernah bertemu muka, tetapi justru kebaikan mereka luar biasa. Bahasa yang renyah, curhatan di grup yang selalu memberikan inspirasi membuat diri ini termotivasi.
Bukan hanya itu, pemrednya yang tangguh dan begitu bersemangat memberikan pelayanan bagi umat, membuat diri ini sering terharu atas jasa-jasanya. Jujur, diri ini jarang nimbrung di grup karena malu belum bisa memberi tulisan di media NP secara optimal. Namun, berupaya menguatkan agar suatu saat bisa memberi yang terbaik buat umat melalui berbagai tulisan.
Ada salah satu momen yang tak bisa dilupakan terhadap kepedulian NP. Ya, saat diri terkena imbas gempa tahun 2022 lalu. Tak menyangka Sahabat KONApost begitu perhatian memberikan bantuan. Padahal, saat mengunggah tidak bermaksud meminta belas kasihan, hanya pemberitahuan semata. Namun, itulah ikatan persaudaraan satu akidah ternyata telah menggerakkan tangan-tangan indah untuk berbagi. Hingga saat ini peristiwa itu tetap terkenang dan terus mendoakan agar siapa pun yang berbagi saat itu Allah Swt. memberi berjuta balasan kebaikan.
Terima kasih NP yang sudah banyak menyentil diri untuk meluruskan niat menulis, memotivasi saat jiwa futur, memberi oase ilmu di tengah kegersangan hati, menabur pahala melalui rangkaian aksara yang penuh makna dari para Sobat KONApost. Doakan diri ini agar mampu mengatur waktu agar tetap bisa berkontribusi di tengah berbagai keterbatasan. Meyakinkan diri untuk percaya diri sekalipun masih newbie dunia literasi.
Wallahu a’lam bish shawwab.[]