Zero to Hero 

Zero to hero

Pahlawan sejati adalah mereka yang telah mengorbankan harta, waktu, tenaga, dan nyawa untuk menegakkan kebenaran Islam. Semua dilakukan semata-mata mengharap rida Allah Swt. dan terikat sepenuhnya dengan sunah Rasul. Oleh karena itu, pahlawan adalah siapa saja yang berjasa meninggikan Islam dengan ikhlas melalui cara yang benar.

Oleh. Muthiah Al Fath 
(Tim Penulis Inti Narasipost.Com)

Narasipost.Com-Hati-hati, terutama bagi kamu kaum rebahan. Naskah ini hadir untuk memprovokasimu. Membangkitkan gejolak semangat di hatimu. Membangkitkan naluri perjuangan dan mengarahkanmu untuk menjadi pahlawan peradaban. Perjuangan umat Islam di hari-hari mendatang akan semakin berat dan menantang. Kita butuh generasi yang bersemangat raksasa dan bukan mereka yang kerdil asa. Semoga generasi heroik itu adalah kau orangnya.

Sebelumnya, kita harus sepakat bahwa hero adalah pahlawan,  yaitu mereka yang secara nyata berani dan berkorban membela kebenaran dan menentang kezaliman. Kalau memang ini, berarti para pahlawan termasuk golongan umat terbaik. Sebagaimana firman Allah Swt.:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ

 
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu menyuruh berbuat yang makruf,  mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (TQS. Ali Imran: 110)

Berarti sejak awal, kaum muslim dituntut berjiwa heroik agar mendapat predikat menjadi umat terbaik di hadapan Allah Swt. Dengan kata lain, kebanggaan menjadi umat terbaik harus senantiasa bersemayam dalam dada kaum muslim. Itulah yang menjadi pembeda antara kita dengan kaum kafir.

Menjadi seorang pahlawan memang tidak mudah. Bagaimana jika kamu telah berjuang tetapi tidak ada yang menganggapmu pahlawan? Tidak masalah. Sebab, yang harus kita miliki adalah jiwa dan mental pahlawan. Sekali lagi, pahlawan itu mental, bukan jabatan atau gelar. Percuma punya jabatan, jadi penguasa, tetapi tidak berani membela kebenaran dan menentang kezaliman. Orang seperti itu tidak layak disebut pahlawan, apalagi pemimpin. Dia hanya kebetulan saja menjadi penguasa, sama halnya seperti Firaun di zaman Nabi Musa.

Pahlawan Berjiwa Optimis

Ada yang bilang bahwa menjadi pahlawan dan pemimpin itu bawaan lahir, bukan dihasilkan. Ini jelas pandangan salah dan terkesan pasrah dengan keadaan. Jabatan maupun posisi sebagai pemimpin memang terbatas. Dalam sebuah negara misalnya, hanya ada satu presiden atau raja. Pun dalam berumah tangga dan berorganisasi, akan kacau jadinya jika terdapat dua pemimpin. Namun, tidak semua pemimpin memiliki jiwa dan mental sebagai heroik. Sebaliknya, seorang rakyat biasa bisa menjadi pahlawan dan bermental pemimpin jika ia mau menggunakan segenap potensinya.

Jangan takut punya mimpi besar. Terlebih mimpi itu telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kemunduran Islam saat ini bukan alasan untuk mengerdilkan harapan itu. Ingatlah, saat Rasulullah dan para sahabat dililit derita dan dicengkeram kelaparan, mimpi itu justru terucap. Mimpi tentang ditaklukkannya Persia dan Romawi.

Seketika para sahabat bangkit semangatnya. Optimisnya luar biasa. Mereka tidak berkata, “Bisa atau tidak?”. Namun mereka bertanya, “Kota mana yang lebih dahulu kita taklukan wahai Rasulullah?”. Dari sini kita bisa simpulkan bahwa kemenangan Islam hanya bisa terwujud di tangan generasi yang memiliki akidah yang kokoh, berjiwa antusias, dan optimis mewujudkan bisyarah Rasulullah.

Berani Merebut Estafet Kepemimpinan

Di bawah naungan penerapan sistem Islam, Rasulullah saw. mampu mengenali setiap potensi para sahabat yang disia-siakan pada masa jahiliah. Semua seketika berubah ketika Allah Swt. menitiskan iman dan visi yang benar dalam diri mereka. Para sahabat seolah terlahir kembali, memiliki semangat baru, dan menggali potensi-potensi yang dimiliki hingga mampu mengagumkan dunia. Bangsa yang semula jahiliah dan tidak punya jati diri di mata dunia, bisa tampil menjadi penguasa hanya dalam waktu singkat.

Dahulu, kemampuan perang Khalid bin Al-Walid hanya dikenal di kalangan masyarakat pribumi. Namun, semua berubah ketika hatinya mendapat sentuhan Islam. Potensi dan ketangkasannya dalam berperang membuatnya menjadi panglima yang disegani oleh musuh. Meskipun saat itu Khalid bukan seorang khalifah, namun ia mampu tampil sebagai pahlawan.https://narasipost.com/sastra/11/2020/pahlawan-dunia-masa-depan/

Ketahuilah! Kaum muslim tidak akan pernah menjadi pahlawan dan memimpin dunia, kecuali melalui pendidikan berdasarkan Al-Qur’an dan sunah Rasul-Nya. Kedua hal ini merupakan standar dan kriteria utama ditegakkannya kekhalifahan pertama di bumi. Lihatlah Umar bin Khattab! Dahulu, ia hanyalah penggembala unta milik ayahnya, tidak memiliki reputasi, dan prestasi yang bermanfaat di Makkah. Kemudian, semua berubah saat Islam menuntun dirinya.

Dunia seketika dikejutkan dengan kecerdasan pemikirannya. Al-Khattab kemudian tampil sebagai pahlawan yang mampu menaklukkan Kisra Persia dan Kekaisaran Romawi, lalu menggabungkannya dalam wilayah kekuasaan Islam. Umar bin Al-Khattab pernah berkata kepada Abu Ubaidah, “Kita adalah orang-orang yang pada awalnya hina, lalu Allah Swt. memuliakan kita dengan Islam. Apabila kita mencari kemuliaan kepada selain Allah, maka Dia akan menghinakan kita.

Tampaknya, perkataan Umar terbukti di masa sekarang. Kaum muslim sekarang memasuki marhalal al qidzamiyah(fase keterbelakangan) dan jauh dari predikat khairu ummah. Semua akibat kaum muslim mencampakkan syariat Islam dan malah tunduk total pada ideologi Barat. Kaum muslim belajar dan berkiblat kepada Barat, dan bukan lagi pada Rasul-Nya. Kaum muslim justru bermesraan dengan negara penjajah, Yahudi Zionis, dan sekutunya. Saat yang sama, penyeru syariat Islam kaffah dan Khilafah disebut radikal, bahkan teroris. Meskipun kaum muslim ditindas, tetap saja kafir harbi tidak ada dalam kamus mereka.

Perlu kita catat, perjuangan Islam tidak pernah lepas dari jihad fii sabilillah. Saat Khilafah tegak, kaum muslim selalu menjadi garda terdepan membela kebenaran dan keadilan. Semua ini karena syariat Islam hadir untuk menolak penjajahan. Penghambaan dan ketundukan total pada aturan manusia, bertolak belakang dengan prinsip Islam. Oleh karena itu, umat Islam dituntut untuk merdeka, yakni  membebaskan penduduk dunia dari penghambaan kepada makhluk menuju kepada penghambaan total kepada Allah Swt.

Sejarah menunjukkan, kaum muslim berani merebut estafet kepemimpinan dengan membebaskan bangsa Persia, Romawi, Mesir, Afrika Utara, dan Andalusia melalui jihad di bawah komando seorang khalifah. Khilafah melakukan jihad untuk memerdekakan penduduk dunia, bukan untuk menjajah apalagi mengeksploitasi kekayaan alamnya. Jihad yang dilakukan di negeri kufur bukan karena ambisi ekonomi, tetapi membawa misi luhur. Islam hadir melenyapkan kezaliman yang membelenggu penduduk di bawah sistem kufur dengan menebar rahmat dan hidayah. Inilah misi sejati seorang pahlawan rabani, yakni patuh dan taat kepada seluruh hukum-hukum Allah Swt. Pun menyadari bahwa melawan  kafir harbi haruslah dengan jihad sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 190.

Islam Menuntunmu Menjadi Hero

“Kalau syariat Islam kaffah memang sempurna dan relevan, mengapa peradabannya bisa diruntuhkan? Itu menandakan bahwa hukum dan syariat Islam tidak relevan dengan zaman karena bisa ditaklukkan oleh ideologi kufur.”

Pernyataan di atas sebenarnya sudah dijawab oleh Allah Swt. melalui firmannya:

 “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir), agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim.” (TQS. Ali Imran: 140)

Kejayaan maupun kepemimpinan Islam bukan sekadar masalah giliran, tetapi juga masalah perjuangan dan pengorbanan. Setiap peradaban pasti punya catatan kelam dan masa kemunduran. Akan tetapi bukan itu intinya. Mempelajari penyebab-penyebab kemunduran dan kebangkitan Islam itulah yang menjadi fokus kaum muslim, sebab siapa yang tidak belajar sejarah, maka ia akan menjadi korban sejarah. Intinya, semua akan mengerucut pada siapa yang tetap berpegang teguh pada kebenaran dan berani melawan kezaliman.

Ingat kisah Imam Ahmad bin Hambal? Seorang ulama terkenal. Ia memang bukanlah seorang khalifah pada masa itu. Namun, beliau memiliki jiwa heroik dan dengan berani menentang khalifah yang menyebut Al-Qur’an sebagai makhluk. Hasilnya, penjara jadi tempat tinggalnya dan cambuk setia membantai tubuhnya.

Sesungguhnya, Allah tidak pernah mengkhianati kekasih-Nya. Terbukti, nama Imam Ahmad senantiasa dikenang sepanjang masa. Berkat pendiriannya yang kuat terhadap kebenaran, ia pun dipandang sebagai ulamanya para ulama. Berkat keberaniannya mengoreksi kesalahan penguasa, Al-Qur’an dianggap sebagai kalamullah hingga sekarang. Bayangkan jika saat itu semua orang diam dan membenarkan kesesatan pemimpinnya!

Seorang pahlawan harus berani menyuarakan kebenaran. Selama berada di jalan Allah, ia tidak peduli dengan kedudukan orang yang menentangnya, apakah penguasa atau bukan. Seorang pahlawan sejati konsisten pada pendiriannya dalam melawan kebatilan. Sikap ini sebenarnya wajib bagi setiap kaum muslim.

Pantas saja, dari dulu, kaum muslim memiliki seabrek daftar nama-nama tokoh pahlawan, baik dari kaum laki-laki maupun perempuan. Sebab, Islam memang mewajibkan umatnya untuk membela kebenaran dan berani melawan para kafir harbi. Sejarah mencatat ada Khalid bin Walid, Mushab bin Umair, Saad bin Abi Waqqash, Sultan Muhammad Al Fatih, dan masih banyak lagi. Kita juga mengenal Musaibah binti Kaab yang berani mengancam dan menggerakkan pedang ke pihak musuh saat Perang Uhud. Di Indonesia, kita mengenal Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Cut Meutia, dan Cut Nyak Dien. Bandingkan dengan pihak kaum kafir, mereka hanya memiliki superhero fiktif, seperti Batman, Spiderman, Superman, dan lain sebagainya.

Seorang pahlawan yang rabani tidak mengenal rasa takut seperti pengecut. Selalu terpancar kewibawaan dan keteduhan dalam dirinya. Jika ia menjadi penguasa, ia akan dicintai rakyatnya. Jika ia menjadi rakyat biasa, ia justru disegani dan ditakuti oleh para penguasa. Setiap argumennya mampu menggerakkan umat, bahkan mengguncang kesombongan penguasa zalim. 

Pertanyaannya, saat fitnah terjadi di hadapan kaum muslim, apakah banyak dari kita yang mau menyuarakan kebenaran dan memperbaiki kesalahan? Jika masih sedikit, pantaslah Islam belum bangkit di masa kita. Bukan Islamnya yang tidak relevan, namun karena memang kaum muslim masih banyak yang enggan menerapkan aturan-aturan Islam.

Waspada!
Anda harus berhati-hati jika semangat heroikmu sedang membara. Ada saja yang berusaha memercikkan air dan berusaha memadamkannya. Mereka adalah penjahat yang hadir dengan gaya halus. Mereka memang tidak menyerang fisikmu, tapi bisa meluluhlantakkan mental dan pemikiranmu.

Saat kau membahas peradaban, syariat Islam kaffah, jihad, dan Khilafah, mereka akan menyuruhmu untuk diam. “Sudahlah saudaraku, perbaiki dirimu dulu baru orang lain”, katanya. Kamu pun mengiyakan, lalu menutup mimpimu itu, lalu mengabaikan janji Allah dan Rasulullah.

Sebenarnya seruannya memang indah, tapi beracun. Memang perbaiki diri itu penting, akan tetapi tidak berhenti pada “titik” itu. Semua masih berlanjut, setelah itu, perbaiki keluarga, masyarakat, negara, sampai dunia. Semuanya harus diperbaiki dan semua harus diselamatkan.

Apakah mereka tidak lihat? Deraian air mata dan darah kaum muslim di bumi Palestina masih mengalir. Belum lagi, kaum muslim Rohingya, Uighur, dan masih banyak lagi yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Apakah jiwa heroikmu tidak bergejolak? Bukankah kita semua ibarat satu tubuh?

Percayalah, Islam kelak akan tampil sebagai pemimpin dunia, seperti dulu selama 1400 tahun kegemilangannya. Kepemimpinan itu akan ada di tangan pemuda muslim yang berjiwa pahlawan. Hatinya bersedih dan deraian air matanya mengalir ketika melihat kezaliman menimpa saudaranya.

Sungguh, hanya segelintir orang yang mau menempuh jalan penuh risiko ini. Meskipun begitu, pada setiap zaman, pasti ada beberapa yang berani mengambil jalan ini. Kehadiran mereka adalah napas untuk peradaban. Mereka menjadi titik-titik harapan baru. Mereka terus menghasilkan karya dan inovasi yang mampu membuat dunia bergairah untuk berjuang. Jumlah mereka memang tidak seberapa. Namun peranan dan pengaruhnya sangat luar biasa.

Oleh karena itu, persiapkan dirimu! Bergabunglah bersama mereka! Cepat atau lambat, mau tidak mau, percayalah, Islam akan kembali memimpin dunia. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Ahmad, “Setelah itu akan terulang kembali periode Khilafah ‘ala minhaj nubuwwah

Khatimah 

Setiap manusia terlahir dalam kondisi yang sama, tidak berdaya. Memiliki jiwa pemimpin dan berperan sebagai pahlawan, semua tergantung pada proses dan pilihan yang dilalui. Setiap pilihan akan sangat memengaruhi hasil akhir, menjadi pahlawan ataukah berkarakter pecundang.

Pahlawan sejati adalah mereka yang telah mengorbankan harta, waktu, tenaga, dan nyawa untuk menegakkan kebenaran Islam. Semua dilakukan semata-mata mengharap rida Allah Swt. dan terikat sepenuhnya dengan sunah Rasul. Oleh karena itu, pahlawan adalah siapa saja yang berjasa meninggikan Islam dengan ikhlas melalui cara yang benar.

Rasulullah dan para sahabat merupakan pahlawan yang telah berjasa berdakwah dan membangun negara Islam. Pun mereka yang mempertahankan, melanjutkan, dan terus menyebarkan Islam hingga akhir zaman. Karena itu, para mujahid, khalifah yang bijaksana, pengemban dakwah, dan ulama merupakan pahlawan peradaban yang patut kita teladani jiwa heroiknya. Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Muthiah Al Fath Salah satu Penulis Tim Inti NarasiPost.Com. Pemenang Challenge NP dengan reward Laptop 256 GB, penulis solo Meraki Literasi dan puluhan buku antologi NarasiPost.Com
Previous
Resep Ekonomi IMF, Jalan Keluar Krisis Lebanon? 
Next
Gen Z Tergiur Bisnis Investasi, Pelajari Prinsip dan Risikonya?
3.8 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

11 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Jazakunallah khoir Mom dan Tim NP

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Mari menjadi Hero dengan mengambil jalan dakwah. hanya segelintir orang yang mau menempuh jalan penuh risiko ini. Meskipun begitu, pada setiap zaman, pasti ada beberapa yang berani mengambil jalan ini. Kehadiran mereka adalah napas untuk peradaban.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Isty Da'iyah
1 year ago

Iyaa benar Mba,, meskipun ibarat noktah.. tapi mereka mampu mendobrak peradaban.

Siti Komariah
Siti Komariah
1 year ago

Semoga kita menjadi salah satu Hero yang istiqomah hingga tegaknya peradaban Islam Kembali. Aamiin.

Sebab, hanya peradaban Islam yang akan mampu melahirkan hero-hero yang pemberani.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Siti Komariah
1 year ago

Aamiin ya Rabbal 'alamii ....

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Betul, pahlawan itu bukan mental, bukan gelar. Dan mental-mental luar biasa hanya lahir dari sistem pendidikan Islam. Pahlawan itu pembela kebenaran, bukan pembela yang bayar. Semoga syariat Islam segera tegak di bumi.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Sartinah
1 year ago

Benar Mba.. Pahlwan itu membela yang benar dan menentang kezaliman. Kalau kebalikannya yaa, disebut Penjahat.. haha

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Jadi makin rindu dengan peradaban Islam yang unggul di mana banyak pahlawan sejati hadir di sana. Semoga diri ini dan umat Islam dapat mengikuti jejak para pahlawan muslim terbaik pada masanya.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Firda Umayah
1 year ago

Aamiin.. Pejuang Islam kaffah juga seorang pahlawan. Semoga Allah Swt. meridai kita semua...

Last edited 1 year ago by Wd Mila
Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Masyaallah tabarakallah pagi-pagi wilayahku sudah disuguhi dg naskah motivasi yg begitu menghentak jiwa untuk terus menjadi pribadi yang memiliki jiwa optimis serta daya juang yg tinggi dlm mengemban visi dan misi sbg hamba Allah. Keren mb Mila naskahnya. Jazakillah khairan

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Mimy Muthamainnah
1 year ago

Iya Mba, jazakillah khoir sudah mampir, semoga menambah semangat kita semua.. hehe

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram