Jika semakin banyak pemuda menjadi influencer kebaikan, menyeru dan memengaruhi pikiran, perbuatan umat ke arah Islam, maka akan semakin menguat kesadaran umat untuk kembali kepada aturan Islam kaffah. Mereka akan turut berjuang bersama untuk mewujudkan cita-cita mulia yang diyakini membawa keberkahan bagi seluruh umat manusia.
Oleh. Nita Savitri
(Kontributor NarasiPost.Com, Aktivis Dakwah, Pemerhati Generasi)
NarasiPost.Com-Guys, sering dalam hidup, kita itu butuh panutan. Seseorang yang layak ditiru dan menjadi role model kehidupan. Apalagi dalam usia muda ini, merasa belum matang ketika menentukan sikap secara mandiri. So, eksisnya influencer sering menjadi sosok penting dalam diri anak muda zaman now. Langkah geraknya sering menjadi panutan, setiap insan yang menjadi pengikutnya.
Terlebih saat ini kita hidup di era digital, di mana informasi lebih cepat tersebar. Hanya dalam hitungan menit, polah tingkah sang influencer mampu menjangkau sampai ribuan langkah kaki berjalan. Sehingga bisa dibayangkan jika yang dilakukan sesuatu yang baik, maka menyebar kebaikan dan membentuk perubahan positif. Sebaliknya, bila yang diperbuat suatu hal yang mengarah keburukan, pasti asap negatifnya pun akan cepat menjalar ke berbagai tempat yang mungkin belum diinjak oleh sang influencer itu sendiri.
Namun, efek positif-negatif ini sering tidak disadari oleh sang influencer. Mereka hanya memikirkan kesenangan dan keviralan, yang mampu meraup pundi cuan. Konten kontroversial, lucu, heroik memacu adrenalin, atau hal aneh yang jarang dilakukan orang, bertebaran di beranda media sosial, dan bisa memancing siapa pun untuk terpengaruh mengikutinya.
Kekuatan Pengaruh Circle
Guys, menjadi pemuda, memang seakan tidak akan pernah diam. Dinamis dan semangat menjadi warna dalam kehidupan. Namun, sayangnya banyak anak muda saat ini menjadi terjebak dalam arus modernisasi. Hidup mengikuti tren, seolah wajib dan akan menjadi manusia rugi jika tidak mengenal dan memakainya. Daya tarik tren juga dipengaruhi circle/komunitas, tempat gaulnya kaum muda.
Dahsyatnya, sering circle ini memengaruhi pola hidup anggotanya. Jika kebetulan circle yang dipunyai mendidik kebaikan, ketaatan kepada Allah Swt., maka bisa dipastikan arus positif yang akan menjalar ke semua anggota. Berbeda halnya bila kebebasan dan kesenangan yang menjadi panutan dari circle, maka arus negatif sajalah yang akan menjadi porosnya. Semua perbuatan hanya diukur atas dorongan kesenangan/kepuasan jasmani belaka, tanpa berpikir pedoman agama yang dianut dan diyakininya.
So, sebagai pemuda yang smart, mesti selektif untuk memilih sebuah circle. Adanya dorongan untuk masuk suatu komunitas/circle, tentunya dipengaruhi banyak faktor yang mampu dijadikan sebagai acuan. Berikut berbagai faktor yang biasanya menjadi motivasi masuk sebuah lingkup circle :
- Hobbi/Passion
Banyak circle yang memanfaatkan kesamaan dalam hobi, kegemaran yang dimiliki untuk bersama membentuk satu komunitas. Mereka berharap jika tergabung dalam circle ini, akan mengasah passion dan memunculkan potensi yang dimiliki. Misal: kelompok Mapala, kumpulan pecinta sepeda, kumpulan penulis, kumpulan konten kreator, dll.
- Status/Kedudukan
Kesamaan dalam hal ini biasanya juga mempunyai persamaan masalah yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat saling berbagi memberi solusi atas masalah yang dihadapi.
Misal: organisasi kesiswaan, kumpulan ABK, kumpulan Vetiligo, Kumpulan Alumni, dll.
- Profesi/Pekerjaan
Komunitas yang biasanya ada karena kesamaan profesi memang menjadi lebih nyaman. Karena masing-masing anggota mempunyai kesamaan target dalam prestasi yang ingin diraih. Misal: ikatan dokter, himpunan pengusaha muslim, persatuan artis, dll.
- Misi
Suatu circle kadang terbentuk karena kesamaan cita-cita yang ingin diraih. Tingginya cita-cita akan menghasilkan kesungguhan bersama dalam gerak agar terwujud apa yang menjadi impian bersama. Misal: organisasi kemanusiaan, organisasi agama, kelompok pecinta lingkungan, dll.
Guys, agar kita tidak salah arah memilih sebuah circle, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu antara lain :
- Tujuan
Suatu tujuan mesti dimiliki sebelum memasuki suatu komunitas, adanya tujuan akan menjadi landasan dasar dalam pergaulan. Ini pula yang akan menuntun aktif atau tidaknya kita dalam circle tersebut.
- Alasan
Adanya alasan bergabung dengan suatu circle, akan menjadi pendorong kuat mengikuti suatu circle. Jika alasan yang dipilih tepat, hal ini bisa menjadi motivasi untuk selalu mendukung aktifitas circle tersebut.
- Landasan
Landasan suatu circle, akan memengaruhi pola pikir dan sikap dalam gerak bagi anggotanya. Jika landasan yang dipilih benar, maka akan membawa gerak positif, sebaliknya jika salah akan memberi langkah yang negatif bagi pengikutnya.
- Ikatan
Suatu ikatan yang dipilih dalam sebuah circle akan menentukan kekuatan merangkul anggota dan membuatnya tetap bertahan untuk masuk di dalamnya. Bila benar ikatan, akan menjadikan suatu kekuatan besar dalam menghadapi segala hambatan maupun gangguan yang melanda circle tersebut.
Influencer Kebaikan demi Kebangkitan Islam
Guys, tentunya sebagai seorang muslim, kita menyadari kondisi kaum muslim saat ini tidak sedang baik-baik saja. Jika kita mengamati sekitar lingkungan, banyak saudara muslim yang masih belum memahami Islam secara menyeluruh/kaffah, meskipun dari lahir mereka adalah muslim.
Aneh tapi nyata. Namun, itu fakta kondisi yang memang terjadi saat ini, ketika kaum muslim kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim. Mereka hanya mengetahui Islam seperti agama lainnya, yang mengatur urusan ibadah ritual belaka. Sehingga mereka teperdaya masuk mengikuti aturan manusia ketika beraktivitas di luar ibadah ritual.
Maka sedih kita menyaksikan, mereka asyik mengikuti budaya Barat, dalam hal berpakaian, pergaulan, pendidikan,ekonomi, dan politik negara. Semua berkiblat ke dunia Barat (Amerika Serikat), yang menjadi negara super power di zaman sekarang. Akibatnya kaum muslim terutama pemudanya dijadikan sasaran empuk bagi penyebaran pemikiran ideologi mereka. Agar mampu bercokol lama dalam suatu negara, pengaruh ideologi ini ditanam dalam benak pemuda.https://narasipost.com/motivasi/01/2021/influencer-sejati/
Oleh karena itu, kita sebagai pemuda yang masih kuat fisik dan semangatnya, mestinya turut berkontribusi untuk Islam dan kejayaannya. Sebab dari dulu hingga sekarang, sosok para pemuda selalu menjadi pelopor perjuangan tuk mencapai tujuan. Pemuda yang peka dan peduli terhadap nasib Islam dan sesama kaum muslim, merupakan influenceryang patut digalakkan di antara generasi muda.
So, sangat dibutuhkan circle yang positif, untuk menjaga spirit iman dan kegigihan dalam berjuang. Pilihlah komunitas yang bertujuan visi dan misi Islam. Saling menjaga dan menguatkan ketakwaan dengan menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran. Yup, memilih menjadi bagian dari komunitas dakwah, memang suatu anugerah, karena ini adalah pilihan yang di luar kebiasaan. Namun, Allah Swt. memang telah memberi kemuliaan bagi para pengemban dakwah melalui QS. Ali Imran : 110
“Kamu adalah umat terbaik, yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Apalagi dakwah yang dijalani bertujuan untuk menegakkan syariat Islam kaffah, menjadi kewajiban yang harus diwujudkan. Hanya dengan motivasi meraih rida Allah Swt., yang membuat kita kuat dan semangat menjalani ketaatan. Keyakinan akan janji Allah (wa’dullah) bahwa Islam akan kembali menjadi rahmatan lil’alamin, jika diterapkan seluruh syariat bagi umat manusia.
Hal ini pula yang tertanam kuat pada sosok pemuda, Muhammad Al-Fatih, untuk menaklukkan Konstantinopel yang dijanjikan kemenangannya oleh Rasulullah saw. dengan penantian selama kurang lebih 825 tahun. Beliau dan seluruh pemuda saat itu berlomba untuk menjadi sosok penakluk, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam hadis:
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin, dan pasukan yang di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR.Ahmad)
Kita pun patut meniru semangat dan kegigihan Muhammad Al-Fatih yang berjuang keras demi mewujudkan bisyarah(kabar gembira) Rasulullah tentang penaklukan Konstantinopel, untuk melanjutkan mewujudkan bisyarah kedua tentang penaklukan Roma. Hal ini sejalan dengan pertanyaan yang dikemukakan para sahabat waktu itu.
“Di antara dua kota ini, mana yang lebih dulu ditaklukkan? Konstantinopel atau Roma, Ya Rasulullah?” Kemudian Rasul pun menjawab, “Kota Konstantinopel milik Heraklius yang lebih dulu ditaklukkan.” (HR.Ahmad, ad-Darimi, dan Al-Hakim)
So, yuk bersama berjuang dalam circle perjuangan, pantang menyerah sebelum tercapai tujuan, yaitu tegaknya Islam sebagai pemimpin dunia. Jika semakin banyak pemuda menjadi influencer kebaikan, menyeru dan memengaruhi pikiran, perbuatan umat ke arah Islam, maka akan semakin menguat kesadaran umat untuk kembali kepada aturan Islam kaffah. Mereka akan turut berjuang bersama untuk mewujudkan cita-cita mulia yang diyakini membawa keberkahan bagi seluruh umat manusia. Wallahu a'lam bishawab.
Masyaallah, betul Mbak dokter, circle positif sangat dibutuhkan saat ini, di tengah kehidupan sekuler yang jauh dari aturan Islam. Barakallah ...
Alhamdulillah.., Wafiik barakallah..
Circle positif sangat dibutuhkan, termasuk komunitas yang terikat dalam sebuah kebersamaan dan rasa kekeluargaan seperti yang di KonaPost ya Bu Dokter...
Yup..betul bun.
Yup.
Butuh circle positif untuk menjaga spirit iman dan kegigihan dalam berjuang.
Termasuk buat para emak-emak nih.
Yup., pilihan tepat circle penentu langkah kehidupan.
Masyaallah. Betul sekali mba. Saatnya pemuda Islam bangkit dalam kancah perjuangan Islam sebagai corong dakwah, agar Islam kembali berjaya. Hanya dengan dakwah , para generasi muslim kembali mencintai agama yang mulia ini.
Barakallah mba@Nita
Iya,, harus semakin gencar speak-upnya, agar mereka bangkit dan melebur dengan dakwah. Wafiik barakallah.. Mbak❤️❤️