Dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati.
(Luqman ayat 34)
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis Buku Jejak Karya Impian)
NarasiPost.Com-Happy Ending, sesuatu yang menjadi harapan setiap manusia. Apa pun itu, semua ingin ujungnya selalu happy ending, termasuk akhir dari kehidupan kita. Kita pasti selalu berharap akan menghadapi kematian dengan happy ending, atau husnulkhatimah. Semua muslim juga berharap husnulkhatimah, karena itu perlu sebuah usaha dan doa untuk menggapai husnulkhatimah. Karena akhir dari kehidupan seorang manusia di dunia adalah perkara yang sangat penting, yang menjadi penentu untuk memasuki babak baru berupa fase kehidupan akhirat.
Cita-cita tertinggi seorang mukmin adalah menginjakkan kaki di surga, karena inilah sejatinya kesuksesan yang hakiki. Namun, jalan menuju surga penuh ujian yang mengadang sehingga butuh perjuangan. Untuk bisa sampai kepada tujuan yang diharapkan seorang mukmin hendaklah berusaha semaksimal mungkin mencari bekal pulang ke kampung akhirat. Artinya harus rela untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa secara kaffah. Karena pada hakikatnya dunia hanyalah sementara. Namun, di dunia inilah nasib di akhirat ditentukan. Pada akhirnya hidup di dunia akan berakhir dengan keadaan baik atau buruk. Tugas kita, jika ingin bahagia pada kehidupan di fase selanjutnya adalah menyiapkan diri agar bisa berpulang dengan sebuah akhir yang husnulkhatimah atau happy ending.
Di dunia manusia tidak boleh putus asa dan juga tidak boleh besar kepala. Kita tidak boleh terlena dengan gemerlapnya dunia, jangan pula menganggap dunia adalah segala-galanya untuk meraih bahagia. Karena kita tidak tahu kapan Allah akan mencabut nyawa kita, dan bagaimana akhir kehidupan kita. Tetapi yang jelas kehidupan adalah potret perjalanan hidup kita, dan manusia akan dimatikan sesuai dengan kehidupannya. Maka perlu bagi manusia meletakkan dunia pada tempatnya.
Karena sesungguhnya Allah menjadikan dunia ini sebagai tempat persinggahan bukan tempat yang abadi. Perjalanan hidup manusia di dunia pasti akan berujung pada kematian, sebuah ketentuan yang tidak dapat ditolak. Setinggi apa pun kedudukannya, sebanyak apa pun kekayaannya, sesehat apa pun badannya, pastilah kematian akan datang menghampiri. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 185 yang artinya:
“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Sang Pemutus Kelezatan
Bersegera menyadari akan adanya sebuah kematian yang akan memisahkan kita dari dunia, adalah hal yang dianjurkan. Titik kematian adalah sang pemutus kelezatan. Karena tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kematian akan menjemput setiap orang yang hidup, tidak peduli apakah dia balita atau manula, pria atau wanita, miskin atau kaya, sakit atau sehat, tidak ada seorang pun yang mampu menolaknya. Mungkin kita bisa lari dari kejaran musuh, selamat dari buruan binatang buas, lolos dari kepungan bencana alam, sembuh dari penyakit komplikasi, atau terhindar dari ganasnya pandemi yang mengintai. Namun, bisakah kita menghindar dari kematian?
Oleh karenanya, hendaklah kita sering mengingat mati karena hal itu akan menyadarkan kita dari kelalaian dan membangunkan kita dari senda gurau dan permainan. Karena Nabi Muhammad saw. mengingatkan kita dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Tarmidzi di dalam kitab sahih At-Tarmidzi yang artinya:
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan yaitu kematian.”
Apabila kita sering mengingat sang penghancur kelezatan atau kematian, maka kita akan mendapatkan banyak faedah. Di antaranya semangat kita dalam ibadah akan makin bertambah. Karena kita tidak tahu amalan apa yang bisa kita bawa kepada Allah. Dengan mengingat kematian kita akan bisa segera bertobat dan tidak menunda-nundanya, karena kita menyadari bahwa kematian bisa saja datang menghampiri. Dengan mengingat kematian, kita akan lebih kanaah dengan rezeki yang kita terima, karena kita menyadari bahwa harta yang dikumpulkan tiada berfaedah jika tidak dibalut dengan keimanan.
Oleh karena itu, ingatlah kematian karena sesungguhnya kematian adalah rahasia Sang Pencipta. Allah Swt. telah berfirman dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 34 yang artinya:
“Dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati.”
Tidak ada jaminan bahwa kita bisa menghirup segarnya udara pada hari besok. Tidak ada jaminan kita akan bisa melampaui masa yang akan datang. Maka bersegeralah kita lari dari kelalaian dan dari berpanjang angan-angan. Karena ketika kematian telah datang, maka tidak bisa dibendung dan ditunda dengan harta atau tahta. Malaikat tidak bisa disuap oleh siapa pun dan dengan apa pun. Oleh karena itu, sudah saatnya kita bersemangat dalam mengumpulkan bekal untuk menyambut kematian. Senantiasa berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah Swt. Memohon agar selalu bisa menyambut kematian dengan husnulkhatimah atau happy ending yang mengesankan.
Menggapai Husnulkhatimah
Akhirat adalah kampung abadi, setiap orang akan dibalas terhadap amalannya. Hari yang tiada guna harta dan anak-anaknya. Hanya ada dua jalan baginya yakni surga atau neraka. Semua itu tergantung dari akhir kehidupannya di dunia. Berakhir baik atau berakhir buruk, sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya:
“Amalan itu tergantung pada akhirnya.”
Hal ini tentu menjadi sebuah kegelisahan dan kekhawatiran terhadap akhir kehidupan yang pasti dialami setiap insan. Khawatir apakah nanti akan bisa mengakhiri hidupnya dengan baik? Apakah di akhir hidupnya bisa menggapai husnulkhatimah. Karena sejatinya hanya orang-orang yang Allah berikan taufik dan hidayah-Nya, yang akan berusaha sekuat tenaga istikamah beramal saleh untuk menggapai husnulkhatimah. Selalu menahan diri dari perkara yang dimurkai Allah. Selalu bertobat dari dosa dan maksiat, mengerjakan ketaatan dan kebaikan, dan yang senantiasa mengharap rida Allah Swt.
Istikamah di jalan dakwah juga merupakan bekal yang bisa mengantarkan pada husnulkhatimah. Berjuang menyeru kepada Islam kaffah dengan sepenuh hati, hingga bisa bertemu Allah dalam keadaan terbaik. Meminta agar selalu ditetapkan hati berada dalam barisan penjaga agama-Nya. Karena sejatinya hati manusia bisa berubah, tidak mustahil orang yang tadinya nyata berjuang menegakkan kalimatullah menjadi orang yang menentangnya. Demikian pula orang yang bermaksiat jangan disangka akan terus demikian. Ketika Allah telah memberinya hidayah, maka dia bisa mati dalam keadaan husnulkhatimah, sehingga perlu sebuah kewaspadaan tentang akhir kehidupan dari kita masing-masing. Tetap berdoa kepada Allah agar senantiasa istikamah dalam ketaatan, sebagai pengemban dakwah Islam kaffah hingga akhir hayat sehingga bisa menggapai husnulkhatimah. Karena sebaik-baiknya happy ending adalah husnulkhatimah.
Berikut ini adalah beberapa kiat untuk meraih husnulkhatimah. Di antaranya adalah:
1. Perkuat iman dan takwa dengan akidah Islam. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah adalah bekal utama untuk mendapatkan kebahagiaan, dan kebaikan di dunia dan di akhirat. Salah satu jalan kebahagiaan yang bisa mengantarkan kita kepada husnulkhatimah adalah adanya keimanan dan ketakwaan yang kuat dalam diri. Menjalankan konsekuensi dari kalimat tauhid yang akan membawa keselamatan bagi manusia. Oleh karenanya, ketika mempunyai keimanan dan akidah Islam yang kuat, maka pandangan akan simpul besar kehidupan bisa terurai. Ketika akidahnya sudah benar, maka manusia akan bisa menjawab tiga pertanyaan mendasar tentang kehidupan yakni: dari mana dia berasal, keberadaannya di dunia untuk apa, dan mau ke mana setelahnya. Dengan akidah yang benar mengantarkan pada pemahaman akan membawa ke arah jalan yang benar untuk menggapai husnulkhatimah.
2. Ilmu yang benar dan sesuai syariat. Hidup di dunia perlu sebuah ilmu agar tidak terombang-ambing di dalam kebingungan. Perbanyak bekal ilmu agama yang dibangun atas Al-Qur’an dan As-Sunah, karena ia akan menjadi lentera yang menyinari perjalanan di dunia.
3. Perbanyak amal saleh, dengan menjadi pejuang yang berjuang untuk melanjutkan kehidupan Islam di seluruh alam. Menjadi pejuang Islam kaffah yang berusaha mengembalikan peradaban Islam yang cemerlang. Menyambut kabar gembira dari Nabi Muhammad saw.
4. Sabar dalam ketaatan dan perbanyak berdoa agar Allah menjadikan kita selamat di dunia hingga akhirat.
Semua uraian ini adalah hanya sebagian kecil dari kiat-kiat menggapai husnulkhatimah atau happy ending yang mengesankan dalam kehidupan. Hendaklah kita mengerahkan segala usaha untuk memperbaiki diri lahir dan batin. Karena Allah akan memberikan kemudahan kepada para pejuang Islam kaffah dan para pencari kebenaran untuk beramal dalam ketaatan. Karena kita tidak tahu kapan malaikat maut menjemput. Maka mari tingkatkan semangat perjuangan untuk selalu istikamah dalam ketakwaan, karena setiap amal tergantung pada penutup akhirnya. Semoga kita bisa meraih husnulkhatimah. So, reach up a happy ending.
Wallahu a'lam bishawab.
Semoga Allah Swt menetapkan kita mati dalam keadaan husnul khatimah..
Masyaallah. Happy ending di akhirat kelak pasti menjadi dambaan dan harapan orang-orang yang beriman.
Jazakillah Khoir untuk pengingatnya mba@ Isty
Waiyyaki
Masya Allah tabarakallah
MaasyaaAllah tabarakallah.. pengingat yang harus selalu kita ingat
Aamiin
Semoga kita bisa Istiqomah dalam ketaatan dan tetap menyuarakan Islam hingga ajal menjemput. Agar kita happy ending di akhirat kelak.
Masyaallah, motivasi yang luar biasa. Barakallah mbak Isty. Setiap orang pasti ingin menggapai happy ending di akhir hidupnya. Semoga kita termasuk di antaranya ya ...
Aamiin
Salah cara cerdas agar husnul khatimah adalah dakwah dengan berjuang untuk menegakkan syariat Islam. Ketika khilafah tegak, pahala mengalir pada yang memperjuangkannya.
Betul mbak, semoga kita termasuk salah satunya. Aamiin
Husnulkhatimah adalah dambaan setiap muslim. Jangan sampai langkah kita mencoba melakukan keburukan karena kita tak pernah tahu kapan akhir hidup kita.
Betul mbak Firda
Ya, Allah wafatkanlah hamba ini dalam keadaan husnulkhatimah aamiin. Syukron ilmunya mbak Isti
Yuuuuk pastikan kematian kita sebagai pintu menuju happy ending selamanya... So, miliki 4 kunci diatas
semoga kita berakhir dengan khusnul khatimah, barakallah penulis menjadi motivator pembaca
May Allah Grant us a happy ending.. aamiin
Aamiin.....
Istikamah beramal saleh semasa hidup adalah kunci untuk menggapai husnul khatimah.
Betul mbak....
Istikamah untuk meraih husnul khatimah.