Sudah saatnya sebagai umat muslim harus memikirkan tentang persatuan umat muslim di dunia. Sejarah telah membuktikan Palestina adalah milik kaum muslim, Palestina adalah kita, sehingga kalau bukan umat muslim siapa yang akan bisa membebaskan Palestina dari segala bentuk penjajahan?
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis Buku)
NarasiPost.Com-Umat Islam itu bersaudara, karena umat Islam diikat dalam satu ikatan yang bernama akidah. Ikatan yang kuat bernama akidah inilah yang menjadikan umat Islam itu bagaikan satu tubuh. Di mana saja kita berada, kita tetaplah saudara seiman, karena syahadat kita adalah sama. Demikian dengan saudara kita yang ada nun jauh di Palestina, mereka adalah kita, saudara-saudara kita. Sudah selayaknya bersama kita bantu mereka untuk bisa meraih asa. Mewujudkan kemerdekaan hakiki bagi rakyat Palestina.
Sudah terlalu lama mereka berada dalam penjajahan Israel. Berbagai usaha untuk lepas dari penjajahan telah diusahakan. Namun, hingga kini Palestina tidak juga merdeka. Bahkan penindasan makin merajalela. Lorong panjang untuk meraih asa telah mereka lalui. Mulai dari gencatan senjata, perundingan, bahkan solusi dua negara, nyatanya semua itu hanya menambah derita bagi rakyat Palestina.
Derita yang dialami rakyat Palestina memang sering banjir simpati dan dukungan dari negeri-negeri muslim. Sebagaimana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang akan terus memberi dukungan dan usaha untuk memastikan keamanan, dan keselamatan bagi warga Palestina. Karena Turki tidak menerima tindakan Israel yang bertujuan mengubah status quo historis, tempat-tempat suci umat Islam, terutama Masjid Al-Aqsa. (voi.id, 27/7/2023)
Namun, masih dikutip dari laman yang sama, solusi yang ditawarkan oleh presiden Turki untuk mendukung perjuangan Palestina adalah dengan solusi dua negara.
Padahal, dilansir dari Daily Sabah, 27 Juli 2023, ketika presiden Turki bertemu dengan delegasi Hamas, secara tegas delegasi Hamas selama pembicaraan menegaskan sikap Hamas tentang pentingnya perlawanan komprehensif, sebagai pendekatan paling efektif untuk menghadapi pendudukan Israel dan tantangan yang dihadapi Palestina.
Pun dengan sikap pemerintah otoritas Palestina yang mulai melirik dukungan dari pemerintah Cina seharusnya perlu dikaji ulang. Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki berharap Cina bisa mendukung pengungkapan negara Palestina di PBB. (cnnindonesia.com, 5/8/2023)
Padahal sebagaimana yang kita tahu, mengharap ke Cina juga tidak akan memperbaiki keadaan yang ada, selama Palestina belum merdeka sepenuhnya. Terlebih kepercayaan masyarakat dan rakyat sipil terhadap pemerintahan Palestina yang sekarang makin menurun, akibat meningkatnya pergolakan krisis internal yang terjadi. (cnnindonesia.com, 11/8/2023)
Jangan Gantungkan Asa pada Unsur Kapitalis
Dari fakta yang sering terjadi, solusi yang ditawarkan akan selalu mengarah pada solusi dua negara. Seruan perdamaian, perundingan, ucapan bela sungkawa dan lain sebagainya telah sering terdengar. Namun, dalam kenyataannya Palestina tetap dalam penindasan yang tidak berkesudahan. Solusi dua negara hanya memberi sinyal bahwa wilayah Palestina harus diberikan kepada pihak Israel. Karena nyatanya pendirian negara Yerusalem (Al-Quds) tetap saja diperjuangkan oleh Israel.
Harus diingat, Israel adalah sebuah unsur negara kapitalis. Rencana untuk menanam sebuah unsur asing kapitalis di dalam jantung umat Islam telah ditanamkan oleh Barat sejak tahun 1907 oleh orang Inggris, yang akhirnya setelah Perang Dunia II, Amerika menggantikan Inggris sebagai super power kapitalis yang bekerja untuk mendominasi dunia. Bahkan selanjutnya Amerika mencanangkan bahwa Timur Tengah adalah suatu sumber daya kekuatan strategis yang menakjubkan.
Menyadari pembentukan Israel sebagai sebuah produk kebijakan kapitalis adalah merupakan hal penting bagi umat Islam. Karena tujuan dari kebijakan semacam ini adalah untuk mencuri sumber-sumber daya alam umat muslim, mencegah kesatuan umat muslim, dan memastikan bahwa umat tetap berada di bawah dominasi Barat.
Seandainya umat muslim gagal untuk menyadari hal ini, maka akan mengakibatkan ketergantungan kepada Amerika, PBB, Inggris atau negara asing lainnya untuk mendapatkan solusi Palestina. Hal inilah yang seharusnya dipahami oleh semua umat muslim bahkan juga para penguasa muslim, agar tidak gagal dalam membantu kaum muslim di Gaza dan Palestina.
Sehingga, mempercayakan kemerdekaan Palestina kepada pihak yang menjadikan Israel sebagai sekutunya adalah omong kosong belaka. Demikian juga dengan solusi-solusi yang ditawarkan oleh badan PBB, sesungguhnya bisa dikatakan hanya sebuah persekongkolan terselubung. Bahkan kecaman dari negara-negara muslim ketika pembantaian terjadi di Palestina, sesungguhnya hanyalah simpati tanpa bukti. Nyatanya segala solusi yang dihasilkan hanyalah slogan-slogan kosong tanpa menghasilkan gerakan nyata untuk mendukung Palestina dan penduduknya untuk merdeka dari cengkeraman Israel.
Memohon kepada komunitas internasional, untuk memberikan perlindungan internasional terhadap rakyat Palestina adalah pengkhianatan yang menambah rangkaian pengkhianatan lainnya. Tersebab itu adalah undangan untuk menyelesaikan legalitas pendudukan di sebagian besar tanah suci dan menyerahkan tanah Palestina yang lain, di bawah pendudukan internasional. Yaitu mengubah pendudukan Yahudi menjadi pendudukan yang diakui internasional.
Bahkan sikap pemerintah otoritas Palestina yang mulai condong ke Cina merupakan bentuk arah perjuangan yang perlu dikaji ulang. Jangan salah arah menentukan jalan perjuangan rakyat yang selama ini telah bersedia berkorban dengan sekuat tenaga dan dada telanjang, dengan kebulatan tekat, dan keberanian mereka untuk melawan pendudukan Yahudi. Mereka berjuang sampai titik darah penghabisan, namun ketika otoritas pemerintah Palestina mulai condong ke Cina bukankah itu ibarat pepatah ”keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya.”
Palestina Adalah Kita
Palestina adalah milik umat Islam, ia menjadi penghubung hati kaum muslim dengan Baitulmaqdis. Karena tempat inilah yang menjadi kiblat salat pertama bagi kaum muslim. Keberadaannya diabadikan dalam Al-Qur’an sebagaimana Masjidilharam di Makkah. Hal ini termaktub dalam surah Al-Isra’ ayat 1 yang artinya: ”Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba- Nya Muhammad pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagai tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Teks dan sejarah Islam penuh dengan bukti dan contoh tentang pembebasan Palestina. Mulai dari masa Umar bin Khattab sampai pada peristiwa fenomenal pembebasan Palestina oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1187, setelah 88 tahun Palestina diduduki oleh tentara Salibis.
Dari Salahuddin Al-Ayyubi harusnya umat Islam bisa belajar. Karena Salahuddin telah meletakkan dasar untuk pembebasan Al-Quds (Palestina). Salahuddin memberikan pelajaran tentang menyatukannya kembali kaum muslim, karena dengan bersatunya semua umat muslim, akan membantu Palestina untuk segera mengakhiri lorong panjangnya dalam meraih asa.
Oleh karena itu, sudah saatnya sebagai umat muslim harus memikirkan tentang persatuan umat muslim di dunia. Sejarah telah membuktikan Palestina adalah milik kaum muslim, Palestina adalah kita, sehingga kalau bukan umat muslim siapa yang akan bisa membebaskan Palestina dari segala bentuk penjajahan?
Bersama Wujudkan Asa
Umat Islam adalah satu tubuh, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya: ”Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh akan ikut (turut merasakan sakitnya).”
Harusnya hadis ini mendorong umat untuk mengaplikasikan dalam sebuah tindakan nyata membantu Palestina. Karena masalah Palestina adalah kehormatan bagi umat Islam. Umat Islam merindukan wilayah tersebut bebas dari pendudukan Israel. https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/palestina-dan-asa-yang-terhunjam/
Penduduk Palestina dan semua kaum muslim harus meningkatkan usahanya untuk menggerakkan umat, agar bersatu dan bergerak melaksanakan tugas mereka terhadap Palestina dan rakyatnya. Umat harus meningkatkan usaha kerasnya untuk segera mewujudkan berdirinya sebuah daulah Islam yang berjalan pada metode kenabian. Karena hanya inilah yang akan bisa membebaskan negeri Palestina dan memberikan kemenangan kepada rakyatnya. Meningkatkan keyakinan kepada cita-cita mulia. Yakin kepada Allah bahwa hati orang-orang baik dari umat Muhammad akan diperluas, untuk memulihkan martabat dan kehormatan umat Islam, untuk memenuhi janji Allah sebagaimana Allah telah memberi kabar gembira lewat Rasulullah saw. Hal ini juga termaktub dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 47 yang artinya: ”Kami selalu berkewajiban menolong kaum mukmin.”
Memang ketika Gaza dibombardir oleh Israel, bantuan kemanusian tetap sangat dibutuhkan. Namun, bukan hanya sebatas itu. Harus ada sebuah kekuatan militer yang bisa menghalau pasukan Israel dari negeri Palestina. Padahal sejarah telah mencatat, sejatinya pasukan Israel sudah tidak punya pamor dan terbukti banyak kelemahan. Hal ini terungkap sejak tahun 2006 di mana pasukan Hizbullah secara efektif mampu menjatuhkan martabat militer Israel. Pasukan Israel tidak mampu menandingi serangan gerilya darat yang dilakukan oleh pejuang Hizbullah di Palestina. Konflik pada tahun 2006 telah membuktikan serangan darat Israel telah gagal total. Terbongkarlah kelemahan dan jatuhlah pamor tentara Israel. (al-Wa'ie Juni 2021)
Sehingga untuk membebaskan Palestina sejatinya butuh sebuah komando dari satu perintah yang tegas untuk mengirim pasukan militer. Saat ini bukan saatnya untuk pertemuan, perundingan, atau meminta bantuan ke negeri nonmuslim. Namun, saatnya umat bersatu dan memenuhi tanggung jawabnya di hadapan Allah dalam melindungi nyawa muslim Palestina.
Allah telah menentukan jihad sebagai solusi untuk menjaga kehormatan umat Islam. Oleh karena agar jihad bisa dilakukan, maka butuh adanya negara Islam yang memerintahkannya, yakni Khilafah. https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/
Dengan keberadaan Khilafah umat Islam disatukan, para antek penguasa asing akan dihapus di tengah-tengah umat muslim. Sehingga dengan adanya Khilafah rasyidah, umat secara efektif akan mampu mengusir Israel dari Palestina. Karena pendudukan Israel telah nyata diprakarsai oleh kekuatan kolonial dan dilaksanakan oleh Zionis, yang hanya akan mampu dilawan dengan kekuatan global, yakni daulah Islam.
Dengan keberadaan Khilafah pasukan muslim akan dikirim untuk berjihad di Palestina. Kalimatullah akan kembali ditegakkan. Panji-panji Islam akan mengiringi para mujahid yang siap berkorban untuk martabat umat Islam. Dengan adanya Khilafah rasyidah, umat Islam, Nasrani, Kristen, Yahudi akan bisa hidup kembali dalam kedamaian, keadilan, sebagaimana yang telah terwujud selama kurang lebih tiga belas abad masa kekhilafahan yang telah berlalu. Sebelum Barat menginvansi dan menanamkan unsur asing berupa kapitalisme dan imperalisme di negeri-negeri kaum muslim.
Wallahu’alam bishawab.
Palestina adalah Izzah bagi kaum muslimin
kita butuh khilafah..
Betul mbak, Palestina adalah kita dan tanahnya milik kita selamanya. Hanya satu solusi yang bisa membuat Palestina kembali ke pangkuan kaum muslim, yakni tegaknya institusi Khilafah.
Mereka saudara kaum muslimin yang tak pernah putus asa mempertahankan dan memperjuangkan Islam
Merindukan sang pembebas untuk membebaskan Palestina dan umat Islam dari segala bentuk penindasan dan penjajahan. Sang pembebas yang bisa melindungi jiwa, darah dan kehormatan semua kaum muslimin di dunia....dialah sang Khilafah. Takbir!....
konflik Palestina dan Israel menjadi PR bagi umat Islam sedunia, butuh persatuan dalam wadah sebuah institusi Daulah Islam yang mampu mengusir Israel dari tanah Palestina.
Masyaallah, naskah keren mb Isti menambah amunisi untuk terus mencintai Palestina. Sungguh mereka adalah kita, kita adalah mereka. So, hanya Islam yg benar2 peduli padanya.
Benar, Palestina adalah kita. Tanah kaum muslim, pun penduduknya asalah saudara seakidah. Mari satukan asa demi palestina