Terima kasih, telah menjadikanku bagian dari NarasiPost.
Terima kasih telah mengenalkanku pada saudari-saudari sefrekuensi. Tim redaksi, pun para Konapost. Terima kasih, telah menjadikan hari-hariku penuh senyum di tengah-tengah Konapost.
Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ibu Angin, tentu saja aku tak pernah memanggilnya begitu. Aku tak mengenal Ibu Angin, namun nama itu bagiku serasa beda. Kenapa Ibu Angin? Sebab, salah satu namanya adalah Wind Wickham. Namun, aku dan sahabat NP selalu memanggil beliau dengan sebutan intim, Mom Andrea.Begitu juga dengan seluruh warga Konapost. Yang aku tahu beliau memiliki nama kecil yang berbau Hindu karena memang beliau terlahir dari keturunan nenek moyang Hindu. Nama beliau cukup panjang Windu N.M.W.Fraja. Mungkin timbul pertanyaan kenapa menjadi Andrea?
Yup beliau mempunyai papa angkat dari British bernama David Lewis Wikham yang memberi nama beliau dengan nama Andrealica Nhordeeniz. Nama itu juga diberikan lagi ke putri Ibu Angin dari perkawinannya dengan orang luar negeri. So,tidak heran jika ada yang memanggilnya Mom Andrea terlebih saat masa-masa beliau berhubungan erat dengan salah satu anak angkatnya yang publik figur, nama panggilan Mom Andrea sangat terkenal. Namun begitu, beliau lebih menyukai memakai nickname Wind Wickham. Perpaduan antara nama kecilnya dan nama papa angkatnya. Terkadang aku merasa lucu kalau ada yang memanggil beliau dengan panggilan Mom Andrea padahal usianya jauh lebih tua dari beliau. Aku hanya berpikir mungkin sebatas menghargai beliau sebagai Pemred NarasiPost.Com.
Adanya Challenge ke-7 ini, akhirnya membuka kesempatan untuk kami “mengulas” sedikit tentang siapa Pemred NarasiPost.Com di mata kami. Duileh ...! Asli, pertama beliau bocorin temanya, ragaku rasanya tak bertenaga! Sulit, Bestie! Sulit!
Tahukah kamu, isu di luar sana tentang media kami, NarasiPost.Com? Aku sendiri ketika pertama berada di Konapost, jujur, tercengang dengan keluwesan Pemrednya. Lah, kok Pemred sih? Harusnya adminnya ‘kan? Hehe. Entahlah, di grup para kontributor media ini memang beda dari yang lain. Bukan berarti aku menyanjung Konapost ya, namun fakta yang berbicara, Bestie!
Kagak pernah di grup kontributor lain kami bercengkerama ria. Bahkan, ngerusuh coba! Ah, jadi malu (emot tersipu). Soalnya jadi salah satu biang perusuh. Hehe. Lanjut ... Jadi si Pemred nih sering sapa-sapa para kontributor, bahkan gak jarang juga nge-tag. Sebagai penulis amatir, pas di-tag beliau itu sesuatu! Piye rasane?
Sama, yang kamu rasakan sama dengan yang kurasakan. Tersanjung. Kalau boleh pakai emoticon , udah pake emoticonmeleyot dah. Apalagi nih, si Pemred juga pamer komen dari para Bule di luar sana, bertambah gak sih rasa cinta dengan media ini? Auto, auto tambah-tambah. Ini belum ngomong keroyalan beliau ya, hadiah pertamaku di media ini adalah sebuah buku dari Nicko Pandawa, yang saat itu lagi viral, Bestie! Tuh masih ada bukunya, nongkrong cantik di rak.
Garangnya si Ibu Angin
Sini ... sini ... bentar, kumpul, tak bisikin rahasia di balik ramahnya Mom Andrea. Pengin tahu gak kalau di belakang layar bagaimana bentukannya? Ah, gibah gak sih kita? Gak ah, wong pastinya Mom yang baca pertama kali ‘kan isi naskah ini? Hehe. Sorry deh Mom.
Mungkin pernah dengar ya di luar sana jika Mom itu garang? Pernah? Aslinya iya, Bestie! Jadi, otak dari NP sendiri adalah Ibu Angin ini. Bahkan si teteh Simamaung alias Teh Nurjamilah bilangnya, beliau adalah “ruh” dari NP. Setuju banget sih pernyataan si teteh satu itu. Hampir 90% atau bahkan lebih ya ... program NP dibidani beliau.
Sat-set sat-set, sampai kita yang orang pribumi dari orok hingga tua ini ikut “lari-larian”. Bawaan Mom yang tinggal di luar selama puluhan tahun, membuat kami harus ikut berlari. Program 1, penanggung jawab si A, program 2 penanggung jawab si B, kita harus a,b,c,d .... z. Lengkap banget dah....
Belum nih, kalau ada yang “mangkir” dari tugas. Entah lupa, entah ketiduran, entah sibuk di dunia nyata, pasti kena sentil, atau apa sih istilahnya Mom, ah ... jitak! Ya, meski secara harfiah Mom kagak bisa menghadirkan bogem beliau di depan kami, tapi jitakannya tuh sesuatu, suruh menulis, Bestie. Hahaha.
Ada satu lagi nih yang memperlihatkan sisi kegarangan Ibu Angin, waktu marah. Gak pernah tahu ‘kan bagaimana marahnya si Ibu Angin? Itu capslock kadang jebol, Bestie! Atau kalau lagi nge-Zoom nih, lagi-lagi sebagai pribumi Indonesia yang santun, kami pasti mendengarkan Mom ngomong dengan baik. Nah, ternyata gegara Mom kelamaan di LN adatnya sudah beda. Di sana mereka akan merespons setiap kalimat dari orang yang mengajak bicara, bayangin aja deh kayak Pak Ustaz lagi baca doa, yang setiap akhir kalimatnya kita auto bilang aamiin. Nah, mintanya seperti itu.
Manisnya Ibu Angin
Namun, sepahit dan seasam-asamnya titah Ibu Angin, nyatanya strategi-strategi beliau manjur, Bestie! Jitakan tulisan itu tokcer mampu menjadikan penulis termotivasi dan memperbaiki kualitas serta kuantitas tulisannya, gak percaya? Coba deh minta jitakin Mom tiap hari, encer dah.
Nah, soal kegarangan Mom waktu marah, ajaibnya akan hilang beberapa detik kemudian. Entah detik yang ke berapa. Hihi. Mom itu easy going. Beliau marah bukan tanpa sebab, seringnya karena kami yang lalai, sorry to you, Mom. Murah hatinya beliau, akan selalu ditunjukkan meski berkali-kali kami masuk ke lubang yang sama, alias bolak-balik itu lagi itu lagi salahnya. Mom hanya minta kita perbaiki dan jangan diulangi, thats it.
Lucunya, ketika beliau protes pada kami saat rapat karena kami hanya diam. Kami beralibi “Kami orang Indonesia yang akan mendengarkan orang tua berbicara tanpa menyela” lah ‘kan bener ya? Kalau kita di Indonesia, orang tua lagi ngomong kita sahutin, auto digeplak pakai sandal Swallow. Eh, tetapi ... beda ceunah kebiasaan kita sama orang luar mah. Jadi si Ibu Angin mintanya kita balas omongan beliau walau hanya dengan “Yes, no, alright, well ... etc.” Jadi beliau tidak merasa solo. Hehe. Bahkan, menurut beliau menjawab omongan lawan yang sedang bicara adalah cara menghargainya. Nah, kebalik ‘kan sama adat kita? Ada-ada saja si Mom mah.
Satu lagi nih yang menggambarkan karakter Mom, jangan lupakan bagaimana cerianya Mom ketika nge-Zoom bareng. Kita rapat jadinya cekakak-cekikik mulu gara-gara ceplosan komedi beliau. Beda banget sama mode serius Mom ketika bahas program.
Selain itu, panggilan “Mom” itu tepat banget menurutku disematkan kepada beliau. Jiwa keibuannya kentara sekali ketika bicara mengenai anak-anaknya. Tak hanya itu, kami penulis, atau salah satu admin termuda kami terkadang berkesempatan merasakan dipanggil beliau “Nak”. Dan rasanya beda. Aku sendiri merasa disayang dengan panggilan itu. Ah jadi mellow, nih. Aku sendiri pernah merasakan satu kali panggilan “Nak” itu, saat beliau menantangku membuat tulisan rubrik Food. Yakni, tentang sup khas Negeri Beruang Merah, alias Rusia. Sup tersebut berwarna merah karena kandungan buah bitnya. Namanya Borscht. Ada yang pernah baca? Kalau belum, nih link-nya https://narasipost.com/food/02/2022/borsch-sup-merah-rusia-yang-mendunia/
Sebagai penulis, beliau adalah salah satu penulis favoritku. Karya-karya beliau dalam rubrik Sastra, Motivasi, Family, Medical, Story, Traveling, Syiar dan Food gak pernah gagal meledak di website, bukan meledak di pasaran ya, hehehe. Apalagi ketika beliau menulis di rubrik Family atau Story, auto mengoyak kalbu dengan pilihan diksi menusuk hati. Serasa kalbu ini ikut menyelami bagaimana kegundahan beliau terhadap anaknya, terhadap ajalnya, terhadap amal-amalnya. Tak banyak aku menemukan penulis dengan pilihan diksi seindah itu. Aku jujur loh, bukan asal puja-puji. Gak percaya? Sini baca.
https://narasipost.com/story/07/2023/perjodohan/
https://narasipost.com/story/06/2023/di-ufuk-senja/
https://narasipost.com/story/05/2023/dunia-tanpa-denting/
https://narasipost.com/traveling/05/2022/pesona-al-reem-island/
Wah, kalau diseret semua ke sini, gagal jadi tulisan dong, daftar pustaka, iya! Lanjut deh, cari sendiri kalau KEPO alias Knowing Every Particular Object!
Ah ... salah satu yang aku salut dari beliau adalah perhatiannya. Meski hanya sekadar basa-basi, Mom tak pernah absen menanyakan kabar kami, one by one. Itu attitude, Bestie!
Dari sini sudah kelihatan gak sih, bagaimana karakter Ibu Angin? Masih belum? Yaudah, aku spill lagi yuk.
Lu Jual Gue Beli
By the way, jika kamu kenal Ibu Angin, dari semua sikapnya, marahnya, garangnya, baiknya, lucunya, perhatiannya, candanya, seolah beliau manusia tanpa beban. Namun, di balik sikap-sikapnya, nyatanya pundaknya begitu ringkih. Bayangkan, bertahan di negeri orang dengan berbagai sakit yang datang bertubi-tubi. Apalagi dengan dunia kapitalisme yang dengan keras hatinya akan bilang “I’m really sick of your sickness.” Belum lagi ketika rasa rindu pada putri beliau menyapa, mungkin hanya gadget yang jadi andalannya untuk menyambungkan mereka, bahkan malam-malam beliau pun hanya ditemani dengan bunyi tuts gadget dan lusinan cangkir kopi.
Ketahuilah, beliau sangat mudah terharu dengan perhatian kita. Tak usahlah saya cerita bagaimana latar belakang dan segala pengalaman beliau, karena itu hak mutlak beliau untuk cerita. Ambil saja contoh bulan lalu. Ketika beliau milad, sebagian tim redaksi mengucapkan selamat kepada beliau. Ada yang mengirim video, ucapan selamat, dan doa. Respons beliau terlihat sangat bersuka cita atau lebih ke terharu ‘kan? Sampai bela-belain mampir di Konapost berterima kasih pada mereka. Di situ, aku melihat sisi lain dari seorang Ibu Angin. Beliau terharu, banyak yang memperhatikan dan menyayangi beliau meski tak bersua secara langsung.
Eh, tapi Mom. Jangan dikira meski tak kuucapkan secara dzahir alias terang-terangan, namamu tetap tersemat dalam doaku sebagai seorang “guru”. Lah malah diomongin dì sini. Hohoho. Yup, waktu itu beberapa hari sebelum hari H. Teh Nay B sudah ajak-ajak buat video rame-rame, ceritanya mau disatuin gitu, hehe. Gegara ribut kagak ada yang bisa menyatukan videonya, akhirnya bubar jalan sendiri-sendiri. Gak kompak, Bestie!
Dan banyak sih satu dua kejadian yang membuktikan sisi lembut dari Mom Andrea. Yang pada intinya, “Jika kamu perhatian, sayang sama saya, maka saya akan perhatian dan sayang sama kamu, lu jual gue beli.”
Sama kalian juga begitu lo, kalau kalian semangat menulisnya, pinter menulisnya, perhatian dengan NP, fasilitas (pemateri-pemateri), reward, cetak buku antologi akan disediakan. Mau perhatiannya Mom? Jadikan NP sebagai rumah keduamu. Ahai.
Kami Sayang Padamu, Ibu Angin
Jika kalian bertanya pada kami, sayangkah kami pada beliau? Tentu. Kami menyayangi beliau sebagai orang tua, kami menghormati beliau sebagai guru. Tak ayal interaksi selama belasan, bahkan puluhan purnama telah mematri rasa itu pada kami. Mom Andrea menjadi salah satu orang yang mengisi hari-hari kami. Bagaimana tidak? Lah, pagi, siang, sore, malam kita bercengkerama di grup NP. Entah program, entah kesalahan, entah sekadar say hi, bahkan juga prank. Kalau dipikir, sudah lama nih Mom kagak nge-prank. Hohoho.
Makanya, waktu Mom sakit parah beberapa bulan lalu, sepi rasanya grup-grup NP tanpa canda dan marahnya beliau. Mendengar beliau bicara, dengan suara dan batuk seraknya, bahkan mendengar tarikan dan embusan napasnya membuat hati ngilu. Sampai tak tega rasanya membuat Mom harus bicara banyak dengan kami, namun untuk menulis pun juga mata beliau sudah tak sejelas dulu. Sungguh, saat itu rasanya hati ini tak berbentuk. Jadi berkaca-kaca nihnulisnya. Udah skip yang sedih-sedih, ganti topik!
Aku yakin teman-teman redaksi, bahkan Konapost, atau teman-teman Ibu Angin di luar sana tak akan lupa menyelipkan satu nama untuk digaungkan di pertiga malam mereka. Tak usahlah cari muka bagaimana berlomba perhatian pada beliau, tidak perlu. Pun berlomba memuji yang berlebihan, sebab pujian berlebihan justru akan membinasakan. Cukuplah doakan keberkahan umur dan hidup beliau, bermanfaat hidupnya untuk umat.
Hanya Manusia Biasa
Pernah baca kisah-kisah beliau di segala rubrik? Dan sebagian besar cerita tersebut adalah kisah hidup beliau. Pernah berpikir beliau adalah wonder woman? Jujur, kalau dari cerita beliau, iya. Yang belum baca, sila untuk cari nama beliau di web NP. Hehe.
Namun, sebagaimana aku dan kamu, beliau nyatanya juga manusia biasa, Bestie. Terkadang kuat, terkadang lemah, terkadang senang, juga sedih, bahkan bisa jadi terkadang ucapan beliau menggores hati. Wajar? Wajar kok. Tinggal dilihat saja penyebab dari semua itu. Karena fitrah manusia yang mempunyai gharizah baqa, sangat memungkinkan manusia yang serba lemah ini terombang-ambing dengan fakta yang terjadi di hidupnya, tak terkecuali si Ibu Angin.
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.”(TQS. An-Nisa: 28)
Oleh karena itu, tempatkanlah prasangka pada tempatnya. Ibu Angin juga bukan manusia yang serba tahu, beliau bukan Google. Ada kalanya beliau terpeleset. Maka, bukti cinta kitalah yang harus mampu menggapai tangannya. Adakalanya juga beliau terperosok, maka sekali lagi buktikan cintamu dengan mengingatkan ada lubang di depan kaki beliau. Manusia itu lemah, tempat salah dan dosa, namun adanya ukhuwwah antara kamu, aku, dan dirinyalah yang dapat menyelamatkan.[]
Terima kasih, telah menjadikanku bagian dari NarasiPost.
Terima kasih telah mengenalkanku pada saudari-saudari sefrekuensi. Tim redaksi, pun para Konapost.
Terima kasih, telah menjadikan hari-hariku penuh senyum di tengah-tengah Konapost.
Allahu a’lam bish-showaab.
Pengen mewek, i love her much..
Terharu mbak Dia baca tulisan ini...memang Bu Pemred sosok seorang ibu yang suka ngemong. Semoga Bu Pemred dan admin NARASIPOST selalu diberikan kesehatan, dilancarkan semua urusannya dan diberikan keberkahan dalam semua hal. Barakallah semuanya
Aamiin yaa Robb
Namanya Angin membawa hembusan udara yang segar diterik panasnya segala suasana, menyejukkan hati para pembaca. Pokoknya mantab surantab kata emak jadul nih.
Eaaaaaaaaa
Baru bacaaa, isinya masyallah..
Barakallah mbak Dia, mom Andrea dan semua tim NP. Keren banget.
Tulisan yang renyah, serenyah rempeyek
Aamiin yaa Robb
Tulisannya renyah.. engga ngebosenin, jadi pengen terus scroll ke bawah.. 😀
ngebayangin di sana Mom senyum-senyum terharu mungkin baca tulisan ini 😀 barokallah mbak Dia.. sehat-sehat Mom..
Aamiin, jazakillah khoiron mbak
Ini tulisan keren banget. Nyantol di hati. Barakallah Mbak DiaQuw sayang
Kutunggu narasimu Mbak Say
MasyaAllah dari tulisan ini jadi tahu sosok mom Andrea..betul sekali waktu baru² masuk Islam mom pernah kirimkan rekaman suarax yang naskah "Nak" itu.. MasyaAllah bahagia sekali rasanya saat itu.. di tengah banyaknya ujian yg sy hadapi ketika itu, pas dengar rekaman itu bagaikan seorang ibu muslim yg datang mendoakn dan memeluk sy..sy sampai nangiss dan hanya bisa membayangkan saat itu mom Andrea sedang memeluk saya..
Tapi sayang pas hp rusak rekaman yg dkrimkn mom scara pribadi juga hilang.. padahal sy suka dngar
Sehat selalu ya momm..mom wanita tangguh dan sosok ibu bagiku
Minta lagi mbaak rekamananya
Masyaallah tabarakallah dek Dia sangat menyentuh tiap rangkaian kata yang kau tulis. Sungguh telah mewakili isi hati kami. Betapa kita semua menghormati dan menyayangi beliau Ibu angin. Kuharap suatu hari nanti kita semua dipertemukan Allah tidak hanya di dunia maya tetapi juga dunia nyata. Semoga Allah menjaga ibu angin di segala penjuru. Aamiin
Aamiin
Baru tahu Mom's Andrea Ibu Angin dari mba Dia Dewi Arista. Belum mengenal banyak tentang Mom's Andrea. Tapi kelihatan sering ngasih support kepada para penulis reward dll sebagai penyemangat. Maa Syaa Allah semoga akuh menjadi bagian dari NP...maaf juga mom's ku masih belajar dan terus belajar dalam menulis.. Penulis NP pada hebat dan keren Itu berkat bimbingan Mom's Andrea..ku senangnya bilang nya Mom's Andrea gpp ya
Bener mbak، kami tunggu tulisannya
Masyaa Allah.. Sudah lama ingin tau lebih dalam tentang beliau. Alhamdulillah dapat sebagian informasi tentang Mom dari tulisan ini. Thanks a lot Mbak Dia.
Jazakumullah khoir untuk Mom Andrea atas berbagai kesempatan yang telah disediakan. Semoga ini semua menjadi hujjah di hadapan Allah akan perjuangan yang tidak mudah dalam menyebarluaskan syiar Islam ini di tengah gempuran media sekuler. We love u Mom Andrea..
Aamiin, sama-sama mbakKu
MasyaAllah....ibu angin panggilan unik, sebagai bentuk kasih sayang. Ikut bahagia dan terharu bacanya. Walaupun jarang kirim tulisan, namun setiap kirim tulisan kepada ibu angin hampir setiap waktu slalu mampir untuk cek n ricek. Berharap segera direspon dan mendapat balasan surat cinta dari ibu angin. Semoga NP dan konapost terus berjaya. Ibu angin slalu Allah lindungi dengan keberkahan yang sempurna.... aamiin Allahumma aamiin
Aamiin. Lah minta surat cinta
Mbak Dia, merekam jejak Mom dengan apik sampai terharu bacanya. Jazaakillah khoyr Mom atas riayahnya..
Hanya Allah-lah sebaik-baiknya pemberi balasan.
Aamiin yaa Robb
Kok aku sedih dan terharu ya bacanya...Aku belum lama bergabung di Konapost, baru beberapa bulan yang lalu di add Mom ke grup. Sampai saat ini aku masih tergabung di beberapa grup kontributor media Islam, tapi jujur hanya di sini aku punya rasa penasaran lebih dengan sosok Pemrednya seperti ada vibe yang berbeda. Story ini setidaknya menjawab beberapa pertanyaanku ttg sosok Mom selama ini, dan ajaibnya beberapa hal ttg Mom ada yg sesuai dengan bayanganku selama ini. Walaupun aku yakin sangat-sangat banyak yang belum aku tahu, dibandingkan dengan teman-teman lain yang jauh lebih dekat relasinya dengan Mom..doa ku selalu Mom disehatkan dan dimudahkan Allah dalam melaksanakan apa yang dicita-citakan..begitu pun doa yang sama all crew NP ya...
Aamiin
Di balik NP yang keren, ada Bu Pemred yang luar biasa. Meski saya baru mengenal NP, namun saking ketatnya kriteria tulisan di NP, membuat saya berusaha untuk belajar karena sering dapat surat cinta. He..he...tapi aku bahagia saat dapat surat cinta revisi, karena saya jadi tahu kesalahan saya. Meski masih saja jatuh di lubang yang sama. Sukses selalu untuk mom dan tim NP.
Semangat, aku suka gaya bahasa story mbak
Masya Allah, speechless mbak baca cerita sampeyan.
Kutubggu versi Anda. Hoho
Masyaallah, meski gak mengenalnya sebaik tim redaksi, Mom Andrea juga punya tempat di sisi hatiku yang paliiing terdalam. Semoga sehat selalu, Mom.
Keren mbak Dia
Wah ditunggu ulasannya mbak
Maasyaa Allah. Jadi tergambar sosok Bu Pemred. Pas ya kalau ada rasa segan, hormat dan sayang pada Mom Andrea. Kece banget tulisannya, Bestie. Barakallaah (love emot) hehe.
Mau tak kasih emot banyak kok ya nanti jadinya bukan tulisan. Hehe
Terima kasih, ya, Mbak Dia,
Sudah menulis tentang Mom Andrea.
Luar biasa ya, beliau. MasyaAllah tabarakallah.
De Putri, admin, dan para penulis inti yang lama-lama memang yang paling mengetahui siapa sosok Mom Andrea sebenarnya.
Saya tunggu tulisan De Putri dan wajah-wajah lama yang tersebut di atas tentang Mom Andrea, ya.
Sama-sama mbak, doakan beliau sehat dan berkah umurnya, bertambah bijak dan bertambah baik. Aamiin
MasyaAllah ... tulisan yang bagus, Mba Dia. Sepakat banget. Tulisan yang ditulis dari hati akan sampai ke hati. Barokallah, Bu Andrea
Ah, jadi malu.... hihihi
MasyaAllah, keren puol tulisannya. Jadi tahu kalau ada perbedaan kebiasaan antara di western dan Indonesia. Barakallahu fiik untuk penulis yang kece badai.
Ho.oh mbak, kadang perbedaan itu buat pusing. Wkwkwkw
Kita kan biasa leyeh2 ya... hahah
Saya mungkin yang tua tapi sapa mom Andrea.. Asli tak tahu percis usia beliau. Hanya gambaran saya sosok yang bisa menggodog mamah-mamah muda jadi cetar pasti sosok yang keibuan, bijak, tegas dan disiplin. Makanya saya panggil Mom. Semoga media ini jadi pahala jariyah buat Mom Andrea dan seluruh tim
Salut sama talenta talentanya. Barokallohu fiikum
Aamiin yaa Robb
MasyaAllah, ternyata ada nama lain dari nama Mom Andrea. Selalu mengikuti cerita dari Pemred NP. Suka dan duka dalam membersamai para penulis ideologis. Tegas dan sat set karakter yang ciri khasnya. Namun, di balik itu ada kelembutan dan ketulusan kepada para kontributornya. Love you because Allah.
Ho.oh mbak, buanuak namanya
Masyaallah. Baca naskahnya mba Dia serasa diajak ngobrol empat mata. Perasaan hati campur aduk jadi satu. Ternyata ada begitu banyak kisah menarik yang bisa dipetik dari Bu Pemred.
Barakallah mba Dia.
Auto pagi-pagi sudah baper baca naskahnya.