Aku Harus Menulis

Aku bertekad untuk terus berkarya lewat tulisan. Aku menciptakan kisah-kisah baru lewat cerita pendek dengan bahasa yang kubuat sendiri. Aku ingin menjadi seorang penulis karena itulah keinginanku sejak dulu, dan alasan aku mengambil kuliah jurusan sastra.


Oleh: Rintarigan

NarasiPost.Com-Aku mengamati lembar surat kabar di tangan. Tak pernah terpikirkan bahwa kejadian yang sama akan aku alami. Namaku tertulis di sebuah surat kabar sebagai penulis cerita pendek, seperti yang pernah aku lihat sebelumnya. Dulu, namaku tertulis di surat kabar yang sama sebagai penulis artikel, puisi, dan cerita pendek. Sudah lama kegiatan menulis itu terhenti. Namun, hanya dengan satu kejadian menarik, aku kembali melanjutkan kegiatan itu.

Sejak SMA, aku memiliki bakat menulis. Banyak tulisan yang telah kubuat, meski semuanya masih berupa cerita pendek dan puisi. Setiap kali ada kejadian menarik, aku ingin mengembangkannya menjadi sebuah cerita yang lebih menarik.

Sekitar tahun 2005, aku bersama tujuh orang rekan mahasiswa se-jurusan membentuk sebuah komunitas penulis yang tergolong kecil. Kami berkeinginan membentuk komunitas penulis tersebut karena masing-masing memiliki bakat menulis yang sama. Bahakan, tiga orang di antaranya merupakan jurnalis di surat kabar kampus. Karena itulah, kami semakin bersemangat untuk memperkenalkan komunitas tersebut kepada komunitas lain yang telah terbentuk sebelumnya.

Tepat tanggal 14 Mei 2005, komunitas kami terbentuk dengan nama Komunitas Penulis Bawah Pohon (KPBP). Kami mengambil nama Bawah Pohon karena setiap mengadakan rapat, kami duduk di bawah pohon rindang di sekitar kampus. Tujuan utama membentuk komunitas tersebut adalah untuk menciptakan penulis baru yang kreatif dan puitis. Ketentuan dalam komunitas, setiap tulisan yang dipublikasikan di majalah atau surat kabar, harus memperkenalkan nama komunitas.

Aku menjabat sebagai sekretaris saat itu. Sejak KPBP terbentuk, kami memulai karya lewat tulisan. Kami juga membentuk suatu kelompok diskusi sastra mingguan bernama Kemisan karena diadakan setiap hari Kamis. Anggota Kemisan di luar anggota KPBP. Namun, pelaksananya adalah pengurus KPBO. Saat itulah, pertama kali tulisanku yang berupa artikel dimuat dalam salah satu surat kabar.

Barangkali hal ini biasa bagi penulis-penulis lain. Namun, bagiku ini hal yang luar biasa. Keinginan untuk menjadi seorang penulis semakin besar di hatiku, terutama karena artikel tersebut membawaku tidak perlu lagi mengikuti ujian salah satu mata kuliah, sesuai janji dosen mata kuliah  tersebut. Berkali-kali aku tertawa dan tersenyum menyadari kejadian tersebut. Para mahasiswa dan dosen yang mengetahui kejadian itu, tersenyum bangga melihatku.

Sejak saat itu, kegiatan menulisku mulai kutingkatkan. Begitu juga dengan teman-teman yang lain. Kegiatan tersebut juga mendapat dukungan dari beberapa dosen dan mahasiswa lain. Karenanya, beberapa bulan kegiatan tersebut terus berjalan dengan baik.

Sekitar lima bulan, kegiatan KPBP dan diskusi Kemisan berjalan dengan aktif. Akan tetapi, timbul satu masalah pada komunitas. Seluruh pengurus telah menyelesaikan studi dan meniti karier masing-masing, termasuk aku. Anggota dan pengurus sama-sama kurang peduli dengan keadaan komunitas, atau juga karena tak adanya komunikasi lagi.

Setelah terlepas dari komunitas dan Kemisan, kegiatan menulisku juga seperti terhenti karena aku sudah mulai bekerja. Bahkan, aku hampir tak pernah lagi membuat tulisan. Cerita pendek, puisi, artikel yang sudah selesai tertulis pun tersimpan dengan baik tanpa usaha untuk memublikasikannya. Ini memang kesalahan yang aku lakukan tanpa sadar. Aku yang ingin menjadi penulis, mengabaikan bakat yang ada dalam diriku. Tulisan yang aku buat juga hanya tersimpan rapi di dalam koleksi pribadi.

Banyak teman yang sering menanyakan tentang tulisan-tulisanku. Namun, aku mengabaikannya. Sebenarnya, jika tulisan itu dimuat dalam surat kabar atau majalah, akan mendapat imbalan yang cukup lumayan, sebagai tambahan isi kantong. Akan tetapi, hal itu juga tak menarik perhatianku. Kegiatan menulis, hanya sebatas keinginan saja tanpa dilaksanakan.

Sekitar tahun 2006 awal, aku menyaksikan sebuah kejadian di sekitar tempat tinggalku, sebuah kebakaran di tempat penjualan gas elpiji. Tiba-tiba saja timbul keinginan untuk berkreasi. Aku ingin sekali menulis. Mungkin karena bakat menulis memang ada dalam diriku.

Aku memulai tulisan baru, mengangkat tema kebakaran yang kusaksikan, dengan membuat alur yang berbeda. Satu cerita pendek telah selesai. Tanpa menunggu lagi, aku mengirimkan tulisan tersebut ke sebuah surat kabar. Sekitar sebulan aku menunggu, akhirnya tulisanku dimuat lagi dengan honor yang cukup lumayan.

Aku sempat berkata dalam hati, “KPBP, meski aku berpisah denganmu, bukan berarti bakatku juga berpisah dari diriku.”

Aku bertekad untuk terus berkarya lewat tulisan. Aku menciptakan kisah-kisah baru lewat cerita pendek dengan bahasa yang kubuat sendiri. Aku ingin menjadi seorang penulis karena itulah keinginanku sejak dulu, dan alasan aku mengambil kuliah jurusan sastra.

Banyak tulisan telah jadi. Aku mengirimkan sebuah tulisan ke salah satu surat kabar. Beberapa waktu menunggu, tetapi tulisan itu tak juga dimuat. Mungkin sekitar tiga bulan menunggu, tulisan itu tak juga dimuat. Hilanglah semangatku untuk menulis kembali. Hal yang seharusnya menjadi tambahan semangat bagiku telah hilang. Aku menjadi malas untuk menulis.

Keinginan memang ada. Namun, selalu saja terhenti ketika konsentrasi terganggu. Tulisan yang kubuat hanya sebatas tulisan belaka tanpa dipublikasikan lagi. Impian menjadi penulis, hanya tinggal mimpi. Namun, entah apa maksudnya, suatu ketika puisiku kembali dimuat di surat kabar seperti biasa. Bukan aku yang mengirimkan, tetapi teman yang pernah membacanya.

Aku merasa bersalah dengan bakatku sendiri. Orang lain saja peduli dengan karyaku, mengapa aku justru mengabaikannya jika bakatku memang di situ? Sejak itulah hingga sekarang aku tak ingin berhenti menulis lagi. Aku berusaha memperbaiki bahasa tulisan serta gaya penceritaannya. Aku bahkan mengangkat tema sesuai dengan yang diminati pembaca agar tulisanku bermutu dan tidak membosankan.

Bagiku, menulis sama dengan makan, sama-sama adalah kebutuhan dan harus dilakukan. Hingga berkali-kali tulisan-tulisan kukirimkan ke surat kabar, meski kadang tidak dimuat. Aku bahkan sudah mulai mencoba mengarang novel. Namun, sampai sekarang belum selesai.

Akan tetapi, puisi dan cerita pendek yang kutulis terus bertambah. Imbalan yang kuterima bukan menjadi dorongan utama, hanya sebagai tambahan semangat saja. Banyak hal yang sering membuatku kecewa, seperti karya yang tidak dimuat. Akan tetapi, aku harus menulis karena itulah bakatku yang sesungguhnya.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Kendaraan ke Surga
Next
Anakku, Muhammad Salman
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram