Jadilah Muslimah Visioner, Tinggalkan Budaya Valentine

“Salah satu naskah motivasi dalam Challenge ke-2 NarasiPost.Com dengan tema “Valentine dalam Perspektif Islam”



Oleh: Armina Ahza

NarasiPost.com - Menjadi seorang Muslimah tentu adalah sebuah anugerah yang amat berharga dan patut kita syukuri. Sebab hanya dengan menjadi Muslimah saja (berislam) setiap perbuatan kita bernilai di hadapan Allah. Namun menjadi seorang Muslimah saja tidak cukup. Karena ternyata banyak Muslimah yang terbawa arus sekularisme dan liberalisme. Banyak Muslimah yang begitu mudah untuk menanggalkan ketentuan-ketentuan syariat sebab begitu kuatnya tantangan zaman yang tengah menjajakan kesenangan kehidupan dunia.

Sekularisme berusaha menarik hati para Muslimah dengan mempercantik pandangan dunia, membuat Muslimah hanya membutuhkan Allah saat mereka sujud. Namun di saat mereka bergaul mereka tidak memerlukan syariat Islam. Sekularisme membalut kemaksiatan dalam pergaulan dengan mendoktrin makna keliru terhadap kasih sayang dan ampunan Allah. Kedua kemuliaan Allah itu tengah digunakan paham sekularisme untuk merasuki hati para Muslimah supaya tidak mengapa jika bermaksiat, tidak apa-apa jika belum taat, sebab ada Allah yang Maha Kasih dan Maha Pengampun. Sehingga para Muslimah menjadi lemah iman, lemah prinsip bahkan tidak lagi visioner. Dari pembenaran yang keliru atas dua keagungan Allah untuk berkmaksiat membuat kita lupa bahwa Allah juga amat pedih dan berat siksa-Nya.

Allah Swt berfirman yang artinya:

“Ketahuilah bahwa Allah amat berat siksa-Nya dan sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” (Al Maidah:98)

Sejatinya jika seorang Muslimah sudah mukallaf (baligh dan berakal sehat) ia memiliki keterikatan dan konsekuensi yang harus dijalankan sebagai seorang Muslimah. Yaitu harus taat dengan Allah, tidak ada pilihan lain. Jika ia memilih menyelisihi apa-apa yang Allah tetapkan untuk ditaati maka akan menjadi dosa yang bisa berbuah siksa di neraka. Sehingga ia harus menjadi Muslimah yang Visioner bukan lemah iman dan kalah terhadap kondisi ataupun ide sekularisme dan liberalisme (kebebasan).

Jika kita lihat momen Valentine yang disebut sebagai hari kasih sayang misalnya, harapannya tidak ada lagi Muslimah yang mengikutinya. Karena Valentine selain budaya barat yang mengajarkan mengekspresikan cinta yang tidak sesuai Islam, Valentaine juga momen yang bisa membawa kita untuk bebas dalam bergaul. Kasih sayang bukan sebatas untuk memenuhi hasrat yang tidak sesuai syariat. Mengungkapkan kasih sayang tanpa dasar yang tepat, bergaul dengan serampangan, saling memberi bunga dan coklat, bahkan sampai mengekspresikan cinta yang justru berbuah dosa. Tidak, Muslimah visioner tidak seperti itu.

Muslimah visioner harus memerhatikan setiap perbuatannya demi meraih goals utamanya yaitu mendapat rida Allah dan bisa memasuki Surga-Nya. Maka perlu kita perhatikan akankah Valentine mampu menghantarkan kita pada keridaan Allah atau justru murkanya Allah? Jika ternyata membuahkan murka maka harus kita tinggalkan dan tidak akan pernah kita ikuti bagaimana cara mengekpresikan cinta ala moment Valentine Day. Karena hal itu akan menjauhkan kita dari surga dan mendekatkan kita ke neraka. Bukankah goals seorang Muslimah itu adalah masuk Surga?

Jadilah Muslimah visioner bukan yang mudah mengikuti arus kebanyakan orang saja. Jadilah seperti Muhammad Al Fatih yang visinya ingin menaklukkan kota Konstantinopel maka aktivitas dan perbuatannya pun mengarah ke sana. Atau seperti Salahudin Al Ayyubi yang ingin membebaskan Palestina, aktivitas dan perbuatannya pun mengarah pada visi tersebut. Saatnya kitapun menjadi Muslimah visioner, memilih dan memilah perbuatan yang makin mendekatkan kita kepada kasih sayang Allah dan goals utama, yaitu Surga.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Miras Legal, Akhlak Terancam
Next
Dalam Dekapan Cinta Ilahi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram