Refleksi Tahun 2020 dalam Islam: Krisis Covid-19 dan Waktu Monokronik

“Salah satu naskah untuk Challenge NarasiPost.Com dengan tema:
Refleksi tahun 2020 dalam pandangan Islam
Persepsi Islam dalam tahun 2021
(Naskah asli penulis/tanpa editan dari TIM NP)”

Oleh: Nur Rahmawati, S.H.
Penulis dan Praktisi Pendidikan

NarasiPost.com - Beberapa waktu lagi pergantian tahun baru dari 2020 menuju 2021 akan segera disambut dengan gegap gempita. Maka, harapan baru pun mulai terpikirkan. Bagaimana lelahnya negeri ini menghadapi pandemi dari maret lalu hingga kini, namun belum juga mendapatkan titik terang kapan berlalu. Kehidupan baru dengan banyak keterbatasan dan pembatasan sebab pandemi, terpaksa dilakoni. Namun, harapan baru untuk lebih baik di tahun depan tentu tetap dilabuhkan.

Dari semua kelelahan lahir dan batin, terutama negeri ini menghadapi dampak pandemi, baik di sektor kesehatan, pendidikan, sosial budaya hingga ekonomi yang telah sampai ke puncak resesi. Maka, diharapkan Indonesia pulih dan masyarakat pun lebih tenang dalam menerima perubahan dan kehidupan baru yang tentu jauh berbeda di tahun-tahun ke depannya.

Refleksi Tahun 2020 di Tengah Krisis Covid-19

Tahun 2021, akan segera kita rasakan dan jalankan. Sehingga perlu adanya refleksi terhadap apa yang telah kita lakukan dan lalui di sepanjang tahun ini. Krisis Covid-19 yang berdampak negatif pada banyak hal. Diantaranya:

Pertama, Sektor Kesehatan. Ancaman terhadap kesehatan, adaptasi (beberapa di antaranya perlu dilakukan secara drastic) pada rutinitas yang dilakukan. Sebagaimana terus meningkatnya jumlah kasus Covid-19, terakhir pada tanggal 30/12/2020 dari situs resmi Kemenkes, jumlah kasus mencapai 735.124 orang (Pikiran-Rakyat.com, 30/12/2020). Selain itu adanya kasus stunting menambah penderitaan rakyat bahkan meningkat di tahun ini.

Kedua, di sektor Ekonomi, bahwasanya krisis pandemi ini membawa negeri terpuruk terhadap pendapatan atau penghasilan hingga mencapai puncaknya yaitu resesi. Dilansir dari kompas.com, Kepala Badan Statistik (BPS) Suhariyanto, menyampaikan bahwa Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi yang ditandai dengan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus mencapai 3,49 persen. (5/11/2020).

Ketiga, di sektor pendidikan. Beratnya mengahadapi perubahan baru dalam aktifitas pembelajaran yang kini menggunakan daring (dalam jaringan) di masa pandemi. Hal ini menyisakan kepiluan dari banyak elemen bahkan hingga krisis ketahanan keluarga yang kini banyak diperbincangkan.

Keempat, dari sektor sosial. Pandemi pada tahun ini memang berbeda, karena sebelumnya Indonesia pernah dihebohkan dengan kasus virus flu burung namun dapat diatasi seiring waktu dengan cepat. Namun, untuk kasus Covid-19 karena penyebarannya yang begitu cepat dan berdampak pula di sektor sosial, seperti meningkatnya gelandangan, pengemis, anak terlantar dan banyak lagi.

Kelima, di sektor hukum. Ternyata pandemi juga berefek pada meningkatnya kriminalitas di masyarakat dari kalangan remaja, orang tua hingga penguasa. Terlebih adanya kebijakan pemerintah untuk membebaskan sejumlah narapidana menambah cerita baru di sektor hukum, kasus kriminalisasi ulama, pembubaran sejumlah organisasi, dan kasus korupsipun menggurita juga meningkat pada tahun ini. Selain itu pula lahirnya undang-undang baru yang memberatkan masyarakat seperti UU Minerba, UU Minerba, UU Ciptaker, UU HIP dan banyak lagi

Refleksi tahun 2020, diperlukan untuk menghadapi tahun-tahun mendatang yang akan semakin penuh tantangan, tentunya dengan harapan lebih baik lagi dan siap dengan kebiasaan dan pembiasaan baru.

Refleksi Tahun 2020 dalam Islam: Waktu Monokronik

Islam merupakan agama sekaligus idiologi yang berasal dari Allah Swt. Sistem sempurna ini, mengatur dan memberikan solusi di segala aspek kehidupan manusia dari hal kecil hingga besar. Refleksi tahun 2020 dalam perspektif Islam perlu dilakukan oleh kita sebagai muslim, sebagai wujud penghargaan terhadap waktu. Sehingga Islam sangat mementingkan soal waktu. Konsep waktu monokronik yang dianut Islam, yakni waktu tidak bisa berputar ulang atau kembali sehingga waktu terus berjalan secara linier. Oleh karenanya penghargaan Islam atas waktu, dapat dijadikan pedoman hidup sesuai dengan waktu monokronik, sehingga kita dituntut untuk selalu menghargai waktu, sebagaimana yang Allah ingatkan dalam surah Al-'Asr yang artinya:

Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (TQS. Al-'Asr: 1-3).

Dengan demikian, banyak harapan baru untuk menyambut tahun baru 2021 dengan lebih siap lagi yang didapat dari hasil refleksi tahun 2020. Sebagaimana harapan baru yang dijanjikan di segi kesehatan, bahwa pemerintah akan membagikan vaksin untuk pencegahan virus Covid-19. Untuk memberikan ketenangan pada masyarakat, sudah seharusnya pemerintah memastikan akan kehalallan dan keamanan vaksin sebelum disebarkan. Hal ini dalam sistem Islam akan terpenuhi secara pasti, memastikan kehalalan, keamanan dan keefektifan vaksin merupakan tanggungjawab negara, juga ketersediaan kebutuhan kesehatan bagi semua warga negara tanpa tebang pilih. Karena pemerintah Islam sangat memahami akan kewajiban ini harus dipenuhi.

Harapan baru yang lain di aspek pendidikan, untuk bisa mencari solusi tepat bagaimana bisa mengaplikasikan standar keberhasilan untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik tanpa adanya beban mental. Dalam sistem pendidikan Islam, pendidikan merupakan hal pokok yang perlu perhatian khusus oleh negara. Maka cara efektif yang dilakukan pun bersandar pada kurikulum Islam, dalam penerapannya akan dilaksanakan seefektif mungkin, tentu dengan tatap muka dengan memungkinkan hal ini terjadi karena pemerintah secara komprehensif menyelesaikan kasus pandemi.

Harapan baru di aspek ekonomi, bagaimana utang tidak dijadikan solusi satu-satunya untuk keluar dari krisis, misal dengan memanfaatkan SDA (sumber daya alam) pada negeri ini, untuk dikelola langsung oleh pemerintah, dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Inilah yang dicontohkan oleh sistem Islam yang secara sistematik dan tuntas dalam menyelesaikan permasalahan di semua aspek kehidupan, tak terkecuali ekonomi diatur dalam sistem Islam yang akan mencegah resesi.

Dari aspek hukum pun harapan baru kita bersama, bahwa yanh berhak membuat aturan hanya Allah Swt sehingga menjamin tuntasnya kasus korupsi, menurunnya angka kriminalitas, dengan hukuman yang menjerakan. Semua ini bisa didapat pada penerapan sistem Islam. Diketahui bahwa hukum Islam akan memberikan efek jera dan dipastikan akan menurunkan angka kriminalitas. Dalam Islam diberlakukan aturan hukum yang bersumber dari Al Qur'an dan hadits Rasulullah Saw. Seperti hukum Kisas atau qisas (Arab: قصاص, qishâsh) adalah istilah dalam hukum Islam yang berarti pembalasan (memberi hukuman yang setimpal), mirip dengan pepatah "utang nyawa dibayar nyawa". Dalam kasus pembunuhan, hukum kisas memberikan hak kepada keluarga korban untuk meminta hukuman mati kepada pembunuh. (Wikipedia.org).

Dari beberapa harapan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlunya perubahan yang hakiki di semua aspek kehidupan, karena krisis hampir di segala aspek hanya dapat diatasi dengan sistem Islam. Kegagalan sistem demokrasi menimbulkan masalah di semua aspek dan justru membawa penderitaan masyarakat. Maka sudah seyogianyalah kita miliki harapan baru memulai perubahan, dengan merubah sistem hidup individu, masyarakat dan negara dengan Islam, dalam naungan daulah Islamiah untuk mengakhiri penderitaan dan problematika umat. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.

Picture Source by Google

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nur Rahmawati S.H. nur-rahmawati-sh
Previous
Tahun Berganti, Saatnya Menghisab Diri Hasilkan Karya Berarti
Next
Kedelai Makanan Sejuta Umat Berjuta Manfaat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram