Telah terbukti berkuasanya Islam selama tiga belas abad telah menjadi peradaban gemilang dalam segala bidang. Bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ketahanan negara, bahkan ekonomi.
Oleh: Sarah Mulyani
NarasiPost.com - Waktu terus bergulir tanpa menunggu, begitu singkat satu tahun berlalu. Kurang dari 24 jam tibalah pada tahun baru.
Banyak hal yang telah terjadi sepanjang tahun 2020 dan hal itu tidak bisa dianggap angin lalu. Di penghujung tahun adalah momen yang tepat untuk muhasabah atas apa yang telah terjadi setahun ke belakang dan berupaya untuk lebih baik kedepannya, baik itu berkaitan dengan kehidupan pribadi ataupun kehidupan secara menyeluruh.
Muhasabah akhir tahun tentu tidak bisa dilepaskan dari pembahasaan berkenaan dengan waktu. Islam mewanti-wanti pada kaumnya jangan sampai terlena dan merugi karena waktu. Sebagaimana dalam QS. Al-‘Asr “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Waktu yang pada hakikatnya setiap manusia diberikan jatah yang sama, namun tidak sedikit yang masih terlena.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari, no. 5933]
Menjelang tahun baru, sudah selayaknya selaku muslim menjadikan tahun baru sebagai momen untuk meningkatkan amal shalih sebagai bekal kehidupan akhirat. Bukan justru menjadikannya momen hura-hura begadang semalaman kemudian hari baru ibadah terlambat karena bangun kesiangan, sungguh awal tahun yang mengenaskan bila dimulai seperti itu.
Sebelum umur ini menginjak tahun baru, kemudian menetapkan resolusi awal tahun, menargetkan banyak pencapaian. Penting kiranya mengambil pelajaran dari rangkaian peristiwa sepanjang 2020. Apa yang salah, apa yang kurang, apa yang harus diperbaiki? Ini sangat penting untuk dipahami agar langkah perbaikan di tahun 2021 lebih terarah.
Disadari atau tidak, dari tahun ke tahun kemaksiatan semakin subur. Perzinaan bukan lagi hal memalukan, muncul ke permukaan kasus perilaku asusila yang dilakukan kalangan selebriti di tahun 2020 paling tidak lima kasus. Tujuh tindak pidana korupsi para pejabat terjadi di tahun 2020. Bunuh diri di kalangan pelajar ataupun mahasiswa disebabkan perundungan ataupun stres menjalani proses belajar secara online. Tumbuh subur ujaran kebencian, terlebih lagi itu diarahkan pada Islam dan ummat muslim. Sejumlah peristiwa tersebut hanyalah bagian kecil yang muncul ke permukaan. Bak fenomena gunung es yang tampak adalah bagian kecil, sementara bagian besar tersembungyi di bawahnya. Baru sedikit saja yang nampak, rasanya dada sudah begitu sesak menyaksikan kerusakan dimana-mana.
Meski begitu, kondisi ini tidak bisa dianggap baik-baik saja. Peristiwa yang telah disebutkan di atas ditambah peristiwa-peristiwa serupa lainnya cukup untuk membuktikan bahwa ada yang salah dalam kehidupan ini. Selanjutnya kesalahan tersebut butuh untuk diperbaiki.
Setidaknya kerusakan dan kemaksiatan-kemaksiatan itu disebabkan oleh tiga hal berikut ini:
- Faktor Individu
Lemahnya akidah dan minimnya pemahaman akan Islam menjadi salah satu faktor terjadinya kemaksiatan yang kemudian mengakibatkan kerusakan di tengah-tengah masyarakat.
- Faktor Masyarakat
Matinya peran masyarakat dalam aktivitas menyeru pada Islam yakni amar ma’ruf nahi munkar menumbuh suburkan maksiat. Individualisme telah melahirkan orang-orang yang tidak peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar. Memandang apa yang dilakukan orang lain bukanlah menjadi urusannya dan kondisi akan baik-baik saja selama bukan dirinya yang melakukan kemaksiatan adalah pandangan keliru. Karena Islam dengan sangat jelas memerintahkan kewajiban berdakwah antar manusia atas perkara munkar yang disaksikannya.
- Faktor Negara
Kedua faktor diatas dilahirkan oleh sistem kehidupan yang kondusif melemahkan akidah dan pemahaman ummat terhadap Islam sehingga aktivitas amar ma’ruf nahi munkar pun tidak berjalan. Demokrasi sebagai sistem kehidupan bersumber dari manusia yang hari ini masih bercokol di dunia termasuk di negeri-negeri muslim dengan empat pilar kebebasan yang diusungnya menjadikan manusia bertindak bebas sekehendaknya. Misalnya kebebasan berperilaku menjadikan manusia tidak peduli halal haram selama yang dilakukan itu menyenangkannya, kebebasan berpendapat menumbuh suburkan ujaran kebencian bahkan pada agama khususnya agama Islam.
Demokrasi juga memberikan kedaulatan hukum ada pada rakyat, itu artinya manusia dengan bebas membuat aturannya sendiri untuk menjalani kehidupannya. Oleh karena itu wajar saja kerusakan dan kekacauan terus bermunculan, karena pada hakikatnya aturan yang dibuat oleh akal manusia yang terbatas akan mengakibatkan pada perbedaan, pertentangan, dan jauh bahkan tidak akan pernah sampai pada taraf adil.
Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan yang terjadi, selanjutnya adalah melakukan aksi nyata untuk perubahan. Perubahan hakiki yang tidak akan terwujud jika hanya mengandalkan perubahan individu. Selama demokrasi berkuasa baik di dunia ataupun di Indonesia kemudian berulang dilakukan pergantian personil, tapi sama sekali tidak memberikan pengaruh dalam perubahan justru yang nampak adalah kerusakan yang bertambah.
Melihat penyebab utama yang menjadikan individu-individu melakukan kemaksiatan dan menciptakan kehidupan masyarakat yang individualisme adalah diterapkannya aturan kehidupan buatan manusia yakni demokrasi, maka perubahan pun dimulai dengan pergantian peraturan manusia menjadi peraturan yang bersumber dari Allah. Hukum Allah mustahil bisa diterapkan pada sistem yang berasaskan selain hukum Allah. Maka satu-satunya sistem yang menjamin penerapan hukum Allah adalah Khilafah, tidak ada yang lain. Hanya Khilafah yang menjamin penerapan syariah Islam secara menyeluruh.
Telah terbukti berkuasanya Islam selama tiga belas abad telah menjadi peradaban gemilang dalam segala bidang. Bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ketahanan negara, bahkan ekonomi.
Menutup akhir tahun ini dengan kesadaran bahwa kehidupan saat ini tidaklah baik-baik saja, penyebab kerusakan telah jelas akarnya yakni diterapkannya sistem selain sistem Islam. Sampai bertemu tahun depan, semoga Allah memberikan umur panjang untuk kita bisa terlibat di barisan para pejuang Islam. [] Wallahu’alam
Salah satu naskah challenge.
Tanpa editan/sesuai keaslian naskah penulisnya.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]