2020 Pergi, Sirnakan Demokrasi!

Tahun 2020 masih direndung duka, rekat dalam ingatan, belum terlupa, masih terasa kian merana, dan terluka. Berbagai peristiwa masih menghantui seluruh negeri-negeri di bumi. Sebab apa itu terjadi?

Oleh: Radayu Irawan, S.Pt.

NarasiPost.com - Tahun 2021 M, Insyaallah akan menyapa dan hadir dalam kehidupan kita. Agaknya yang akan menyapa dan hadir cenderung dalam suasana kegembiraan. Namun malang, suasana itu masih ilusi jika masih dalam dekapan demokrasi.

Tahun 2020 masih direndung duka, rekat dalam ingatan, belum terlupa, masih terasa kian merana, dan terluka. Berbagai peristiwa masih menghantui seluruh negeri-negeri di bumi. Sebab apa itu terjadi?

Tahun 2020, seluruh negeri-negeri mengenal virus baru bernama Covid-19. Tak terkecuali tanah air jambrut khatulistiwa juga berkenalan bahkan terinfeksi massal Virus ini. Sontak membuat banyak insan bahkan pengampu kebijakan kebingungan menghadapi virus yang tak kasat mata, namun dampak yang ditimbulkan sangat kasat mata.

Keberadaan virus ini, memang membuat setiap insan yang lemah merasakan kondisi yang kian lemah berkepanjangan. Bahkan insan yang kuat secara fisik dan ekonomi pun, merasakan hal yang sama. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Virus Covid-19 yang juga merupakan qadla dari sang pencipta. Kita harus sabar, ikhlas dan ridla akan qadla-NYA. Namun, karena kita berada dalam dekapan demokrasi yang serba bobrok, membuat semua kebobrokannya terus terkuak dari perkara mikro hingga perkara makro.

Di tahun 2020, dengan kemaha besaran Allah, ternyata banyak hikmah yang bisa dipetik. Karena mukmin yang taat senantiasa mengambil hikmah dalam setiap lini kehidupannya. Hikmah apa itu?

Yang jelas hikmah yang dapat ditarik adalah terkuaknya keseluruhan kebobrokan Demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Terkhusus pada sistem kesehatan yang ambyar, sistem pendidikan yang tak tentu arah dan sistem ekonomi yang merosot hingga jatuh ke jurang resesi. Walaupun, sebelum pandemi menyapa, kebobrokan demokrasi memang sudah terasa, namun tidak terkuak dengan sangat lebar.

Dalam sistem kesehatan, bisa kita saksikan bersama, bahwa betapa kewalahannya garda terdepan dalam menghadapinya. Fasilitas Rumah sakit yang tak memadai bahkan dilabeli tak layak untuk mengatasinya. Belum lagi, sekedar APD untuk para tenaga kesehatan yang tak terpenuhi. Ditambah lagi masyarakat yang abai akan prokes, diperparah dengan sengkarut data yang tak jelas membuat masyarakat semakin berputus asa untuk sembuh.

Dalam sistem pendidikan dikala pandemi. Pengampu kebijakan berupaya untuk tetap memaksimalkan pembelajaran, namun apa dikata, mereka kewalahan bahkan cenderung tak mampu. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tak sedikit memakan korban, disebabkan karena jaringan, pembelajar yang bunuh diri bahkan dibunuh oleh orangtua kandungnya.

Dalam sistem ekonomi, rakyat direndung luka yang amat dalam. Tak sedikit yang di PHK hingga untuk memenuhi kebutuhan sejengkal perut pun tak mampu. Diperparah, dengan dana bansos pun yang ikut di korupsi kan oleh penguasa. Bagaimana, dada tak sesak? Ditengah, rakyat sudah mengalami kesulitan hidup, hak mereka pun diambil paksa oleh para koruptor.

Masih membahas tiga sistem yang amat terkuak lebar-lebar keboborokannya. Sudah membuat hati terenyuh kesal, pikiran gusar, kacau, badan memanas, hingga sekujur tubuh tersetrum kemarahan tersebab seluruh keboborokan yang terjadi ini.

Bagaimana wahai para mukmin dan mukminah? Tidak cukupkah dekapan demokrasi yang bobrok ini mendekap seluruh negeri-negeri mayoritas maupun minoritas kaum mukminin? Masihkah kita terus membiarkan demokrasi mendominasi dan menyinari negeri?

Dengan hikmah di tahun 2020 ini, seyogianya membuat kita semakin tsiqah meninggalkan demokrasi dan bersemangat mengembalikan sistem ilahi berjaya di muka bumi. Bukankah kerusakan demi kerusakan terlahir akibat penerapan demokrasi, yang menjadikan manusia sebagai pembuat hukum? Bukankah makin terlihat jelas kebobrokan dalam demokrasi?

Maka, sirnakan demokrasi di tahun 2020 ini. Sejak saat ini, tak ada alasan, tak ada lagi waktu untuk bermalas-malasan berjuang, mengkaji Islam kaffah dan mengerahkan seluruh daya upaya agar janji Allah, Bisyarah Rasullullah, Khilafah Ala minhajin nubuwah bisa tegak kembali di bumi tercinta. Hingga seluruh demokrasi sirna di muka bumi tercinta. Aamiin ya rabbal alamin. Takbiirr.. Allahuakbar!

Salah satu naskah challenge.

Tanpa editan/sesuai keaslian naskah penulisnya.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Radayu Irawan, S.Pt Kontributor NarasiPost.Com
Previous
PAUD Berbasis Islam
Next
Harapan Dan Tantangan 2021
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram