Ketika Allah Swt. memilih kita untuk mengemban sebuah amanah, yakinlah, Dia pasti akan memampukan kita.
Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hai hai... Bagaimana kabar pejuang challenge? Dag dig dug menanti hasil penjurian? Sama, saya juga pernah mengalami dag dig dug, hati berdebar-debar menunggu hasil challenge. Setelah pengumuman, fyuh, alhamdulillah lega. Meski enggak dapat hadiah utama, alhamdulillah pernah dapat hadiah trofi dan uang tunai. Lumayan buat mentraktir bocil, he he...
Nah, di sini saya enggak akan cerita pengalaman menjadi peserta, tetapi saya akan cerita pengalaman menjadi juri. Wah, horor, enggak, tuh? Horor banget pastinya. Apalagi saya jadi juri itu enggak sengaja, tiba-tiba saja pin-pin-pomjadilah juri. Eh, jadi kayak di Upin Ipin, ya.
Nah, siapa yang mengucap mantranya? Tidak lain dan tidak bukan adalah Mom Andrea, Pemred NarasiPost.Com yang tercinta. Rakastan sinua, Mom.
Mendadak Juri
Ya, awalnya saya enggak jadi juri. Saat itu saya masih tergabung dalam Tim Penulis Inti dan saya ikut ChallengeOpini. Nah, di tengah perjalanan challenge, ada admin yang sakit, jadi pada 18 Agustus 2023 saya diangkut ke Tim Redaksi. Saat itu juga saya jadi juri Challenge Story, membantu Mbak Dia.
Nah, setelah terjun jadi juri, saya baru tahu ternyata jadi juri itu tugasnya berat banget, Guys. Saya dahulu membayangkan bahwa juri ketika mau menilai tinggal membaca naskah challenge yang peserta kirimkan, lalu dinilai, sudah. Sesederhana itu! Ternyata, eh ternyata, faktanya tidak sesimpel itu.
Jadi, ternyata ketika kita menilai naskah itu sudah ada standar bakunya. Misalnya orisinalitas nilainya sekian, diksi nilainya sekian, ibrah, dan seterusnya. Selain itu juga ada poin kesalahan EYD, KBBI, dan tipo. Nah, ini bagian serunya. Pada poin kesalahan ini, juri tidak hanya menghitung salahnya berapa, tetapi juga membuat listkesalahannya apa, disebutkan satu per satu dan menyebutkan juga koreksi penulisan yang benar seperti apa. Masyaallah, sedetail itu.
Sedangkan ketika membuat list kesalahan dan koreksi itu juri harus bolak-balik antara naskah dengan chat WhatsApp tempat membuat list. Belum lagi harus sering membuka KBBI dan EYD V agar tidak terjadi kesalahan koreksi. Jangan sampai penulisannya sudah tepat, eh, disalahkan. Jadi terbayang, ya, ketika kesalahannya banyak, mata juri bisa kayak obat nyamuk bakar, muter-muter begitu, he he.... Walhasil, waktu yang dibutuhkan untuk mengoreksi satu naskah pun lumayan lama.
Apakah tugas juri sudah selesai dengan memberi nilai? Oh, tentu tidak, Guys. Juri challenge itu merangkap editor dan admin NP sehingga setelah memberi nilai, juri harus mengedit naskah hingga "cantik" paripurna tanpa ada kesalahan dan layak tayang di web NP. Setelah Mom publish naskah di web dan membagikan link tulisan di grup KonaPost, admin punya tugas untuk memberi support dengan mencolek penulisnya, memberi komentar di grup dan di web. Masyaallah, ternyata perjalanan sebuah naskah itu panjang banget hingga siap kita nikmati.
Pernah suatu saat saya "pamer" ke Mbak Dia, bahwa saya sedang menilai naskah dan mata saya panas karena kesalahannya puluhan. Bayangkan, puluhan, Guys. Saya merasa saat itu kesalahannya banyak banget. Eh, tahu enggak, jawaban Mbak Dia apa? Kata Mbak Dia, dia pernah menilai naskah yang kesalahannya lebih dari 100 poin! Masyaallah. Kami pun ngakak online malam-malam.
Ha, malam-malam? Iya, betul, malam-malam, karena kami berdua ini mak-mak beranak banyak, jadi kesempatan mengerjakan naskah seringnya malam atau dini hari. Wah, "Mbak Kunti" bisa minder, nih, dengan jam "kerja" kami.
Oke, setelah Challenge 7 NP itu saya dapat banyak sekali ilmu dan pengalaman. Apalagi saya dapat tugas di Challenge Story, sedangkan selama ini saya banyak berkutat di tulisan opini. Jadi juri memberi saya pengalaman baru, ilmu baru, dan wawasan baru. Oh, ternyata ada ketentuan penulisan fiksi yang khas banget dan tidak muncul di tulisan opini. Misalnya terkait penulisan dialog, tanda baca, dll.. Ini benar-benar ilmu baru buat saya.
Jadi, teman-teman, jika ada kesempatan apa pun yang diberikan NP, ambil saja. Insyaallah ada kebaikan di dalamnya, tidak selalu kebaikannya terkait perkara nominal rupiah, tetapi banyak hal-hal yang tidak ternilai seperti pengalaman, ilmu, wawasan, dll. Itu berharga banget dan belum tentu kita dapatkan di tempat lain. Selain itu, NP juga selalu menghargai karya teman-teman. Buktinya setiap challenge hadiahnya selalu spektakuler. Jadi, jangan ragu, ambil setiap kesempatan yang NP berikan.
Mendadak Juri Lagi!
Nah, di Challenge Dawai Literasi ini lagi-lagi saya mendadak jadi juri. Awalnya sudah ditentukan jurinya, sedangkan saya ditugasi mengedit naskah harian. Senang, dong, bisa agak longgar mengingat pada akhir tahun begini 'kan banyak agenda di dunia nyata, ya. Saya sudah teriak (dalam hati), "Hore, enggak jadi juri." Tentunya sambil senyum-senyum semringah.
Eh, ternyata Allah Swt. enggak mengizinkan saya santai-santai. Qadarullah, salah satu juri ternyata sakit, yaitu Mbak Mila, juri Challenge Quote. Tepat pada 18 Desember 2023 saya ditugasi Mom untuk menggantikan Mbak Mila menjadi juri. Entah ada apa di balik tanggal 18. Pada 18 Agustus 2023 saya mendadak jadi juri Challenge Story. Eh, pada 18 Desember 2023 saya mendadak jadi juri Challenge Quote. Sungguh, ini sebuah misteri dan biarlah tetap menjadi misteri, he he....
Ternyata misterinya enggak horor, ya, Guys? Iya, karena ada yang lebih horor, yaitu menilai quote dari para peserta. Bayangkan, ada 43 orang yang masuk list peserta Challenge Quote. Bisa dibayangkan, jika tiap orang mengirim 10 quote karena waktu challenge yang panjang, yaitu selama satu bulan, total akan ada 430 quote yang harus dinilai. Padahal ada peserta yang mengirim 30 quote dan bahkan lebih dari 40 quote. Jadi naskah quote benar-benar banjir bandang. Ada ratusan naskah yang masuk.
Bagian paling horornya adalah bahwa saya baru menjadi juri tanggal 18 Desember 2023. Jadi saya seperti Bandung Bondowoso yang membuat candi dalam semalam. Oke, fix, saya memang lebai. Abaikan saja, he he....
Yang jelas, ketika menjadi juri, saya sangat terbantu dengan arahan dari Mom Andrea. Beliau menjelaskan secara detail tentang penilaian, juga terkait dengan image. Acap kali beliau memberi saran ini dan itu terkait penilaian. Misalnya nilainya terlalu mahal ataupun terlalu murah. Hal ini meringankan banget, Guys, karena saya jadi tidak ada beban, menilai ya menilai saja, karena nanti nilai final dari Mom Andrea.
Nah, dengan menjadi juri Challenge Quote, saya dapat pengalaman baru lagi, nih. Mayoritas quote teman-teman bagus, image-nya juga banyak yang bagus. Walhasil, cukup sulit untuk memilih pemenangnya. Ada beberapa kandidat pemenang yang bersaing ketat. Jadi, siapa yang kira-kira jadi pemenangnya? Wah, itu juga masih misteri. Insyaallah misteri ini kita pecahkan bareng-bareng pas pengumuman pemenang nanti. Pastikan kalian hadir, ya. Kalau enggak, hadiahnya buat juri. Titik.
Jadi, banyak-banyak berdoa, ya, Guys. Semoga rezeki kalian dapat hadiah handphone. Pas banget, nih, untuk penulis. Insyaallah makin produktif dengan handphone baru. Cie.... Cie....
Dari semua pengalaman menjadi juri dadakan ini, saya membuktikan bahwa NP itu tempat belajar. NP memberi kesempatan pada orang-orang yang mau "bekerja", bukan semata orang yang "mampu". Hal ini karena kemauan itu menjadi modal penting untuk terus up-grade diri. Dari awalnya hanya bisa menulis, saya jadi bisa menjadi juri.
Ketika kita sudah punya azam untuk melakukan yang terbaik untuk dakwah Islam, Allah Swt. akan memampukan kita dan memberikan pertolongan pada kita. Bukan kita yang mampu, tetapi Allah Swt. yang memampukan. Ya, Allah Swt. tidak akan membebani di luar kesanggupan kita. Ini sebagaimana firman-Nya,
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya." (QS. Al-Baqarah: 286).
Ketika Allah Swt. memilih kita untuk mengemban sebuah amanah, yakinlah, Dia pasti akan memampukan kita. Jadi, apa kalian siap jadi juri dadakan seperti saya? []
MasyaAllah... Betapa riweuhnya para juri challenge NP itu yaaa..
Angkat topinfan hormat
NP memberi kesempatan pada orang-orang yang mau "bekerja", bukan semata orang yang "mampu". Hal ini karena kemauan itu menjadi modal penting untuk terus up-grade diri.
Inilah nilai lebih NP. Di balik semua media besar NP ada orang-orang yang berdedikasi tinggi hanya untuk dakwah. Barokallah untuk semua.
Mbak Ragil, aku penggemar tulisan-tulisanmu yang selalu keren.
Mendadaknya aja keren ya, mbak Ragil
Sosok yang saya kenal sebagai salah satu penulis di MuslimahNews.com. Mbak, bagaimana mengatur waktunya sibuk banget begitu
Barakallah wa yassarallah atas segala amanahnya di NP. NP keren, pemrednya? Lebih kewreeen ❤️
MasyaAllah sekali sitem kerja NP dibalik layar, se 'hectic' itu ternyata. Semoga semia Tim NP diberikan kesehatan agar dapat teru berdakwah dan menyebarkan tulisan para penulis sebagai dakwah untuk umat.
Bila kita punya azam maka akan Allah mampukan! Masyaallah, motivasi banget. Terimakasih mbak Ragil, inspiratif banget tulisannya
Masyaallah sudak takdirnya jadi juri tanggal 18 mbak btw NarasiPost keren sangat selektif
Misteri tanggal 18 ya mba Ragil ada amanah mendadak yang harus segera dilaksanakan...tentu bukan kebetulan ini lah rencana Allah Swt siapa yang siap mengemban amanah..pastinya orang yang tepat mau dan mampu In syaa Allah di mudahkan.. Aamin selamat jadi juri dadakan Mba Ragil is okey
MasyaAllah, yakin ya mbak bahwa Allah Ta'ala pasti menolong hamba-Nya. Bismillah. Makasih mbak, inspiratif sekali tulisannya
Masyaallah luar biasa. Ternyata tak seserem judulnya. Justru menginspirasi menguatkan diri. Mengambil kesempatan apapun yang NP tawarkan. Sama itu penilaian, baru tahu dong penilaiannya begitu. Wis keder duluan padahal tapi ga pa2 tambah semangat. Wis the best pokoke mb ragil
Semangat untuk juri dadakan
Menjadi juri saja sudah horor, apalagi mendadak ya mbak. Namun Masya Allah dengan semangat dan kerja kerasnya. Barakallah mbak.
Oke, aku paham situasimu ya mbak Ragil dan aku sudah berusaha mengurangi bebanmu sbg juri quote dengan membagi rata quote2 terakhir yang tidak mungkin dirimu bisa cek.
yang kedua, yuk lebih memanage waktu agar bisa bersama2 ikut rapat tim redaksi hehehhehe.
Terakhir aku akan melakukan gebrakkan regulasi tim Redaksi dengan melatih beberapa penulis inti menjadi admin yunior di bulan yang akan datang. Dan editor senior bisa ongkang kaki hehheheh
WH lebih pusing jadi juri ya mba Ragil
Allah sangat tahu umatnya, perjuangan lewat tulisan hingga berprestasi, barakallah bagi penulis yang aktif dan kreatif hasilnya dari usaha adalah sukses.
Kalo penulis punya istilah jam Cinderella karena mengerjakannya nyaris tengah malam. Lah, ternyata Mbak-mbak editor punya istilah jamnya Mak Kunti. Sa ae, Mbak Ragil 🙂
Membaca tulisan Mbak Ragil ini, terbayang level kesulitan, ketelitian, dan kesabaran para editor NP.
Memang benar seperti yang disampaikan di penutup, ketika kita sudah berazam untuk melakukan yang terbaik untuk dakwah Islam, Allah Swt. akan memampukan kita dan memberikan pertolongan pada kita. Bukan kita yang mampu, tetapi Allah Swt. yang memampukan.
Barakallah, Mbak Ragil
Baraakallah Mbak Ragil ❤️
Ngalir banget tulisannya. Keren.
MasyaAllah.....senang banget baca tulisan ini.
Benar mbak...NP tempatnya belajar dan mengasah kemampuan
MaasyaaAllah, mba Ragil. Renyah ga kayak biasanya nulis.opini. Tetapi tetap suka coz sarat pesan dan motivasi. Jadi paham juga bagaimana proses hingga tulisan dipublish. Jadi mengerti ketika mom bilang ga bisa sembarang publish. Ternyata yang di balik layarnya sampai ngalong dengan mata bola-bola
Masyaallah, lieur ya jadi juri, udah kayak pejabat negara aja yang lagi mikir rakyat, hehe ...
Barakallah mbk Ragil. Keren
Masyaallah. Tak semua misteri bikin horor. Ini malam bikin kita senyum-senyum sendiri. Barakallah mba @Ragil. Selalu ada pelajaran yang bisa diambil saat diberi amanah baru. Semoga jadi inspirasi buat kita semua
Barakallah mbak Ragil.. asyik bacanya.. apalagi ada sebut kunti.. hihi..
Masyaallah, cakep pisan Mbak Ragil.
Barakallah mbak
Mb Aisyah keren top markotop naskahnya ..aku suka banget bacanya ..ringan di otakku hihiik
Pertanyaan terakhir kalo saya yang jawab.
Tidaaaak
Wong jd anak baru belajar nulis aja msih bingung. Hee.
Kalo mom yang tanya.. Siiiap aja lah sambil merangkak. Haha
Fix mbak kunti makin cemburu.
Enak sekali tulisan Bu Nida ini, mengalir santuy... Saya enggak bisa bayangin tuh naskah salahnya sampai 100 point,, masyaallah puyeng..juri-jurinya hebat sangat detail..
Semangat ka Ragil
Mbak Kunti nya gak ngambek kan mbak karena disaingi hehehe
Barakallah mbak Ragil. Semoga lelahnya menjadi juri berbuah manis dengan segala kebaikan dari Allah Swt. Aamiin
Ternyata Mbak Ragil kocak juga ya
Tanggal 18 oh tanggal 18. Btw, kali ini alhamdulillah gak ada yg kesalahannya sampe 100. Bahagia sayyaaaaa
Wkwkwk
Tulisannya renyah. Eh maaf kok jadi ketawa. Kemasan yang kocak, membayangkan Mbak Ragil meripatnya muter-muter kayak obat nyamuk manual.
Barokallahu fiik, Mbak
MaasyaAllah..aku padamu Mbak
MasyaAllah mendadak jadi juri di NP..kereeen mb
Ngakak sendiri baca naskahnya Mba Ragil.. Haha, merasa bersaing dengan Mba Kunti..
barakallah Mba...