"Selain kita bisa mendapatkan banyak inspirasi hidup dan berbagai petunjuk singkat agar hidup produktif, penulis juga mencantumkan 8 hal yang harus diproduktifkan, yaitu Islam, waktu, teknologi, ilmu, profesi, hobi, menulis, hingga produktif dengan karya."
Judul: Rumus Produktif Ala Muslim
Penulis: Zein Mukhlis
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tempat Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 216
Dimensi: 15 x 23 cm
ISBN: 978 6230035876
Edisi: Digital
Peresensi: Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Karena ia mustahil kembali. Ada tiga hal yang tak akan pernah kita dapati akan kembali, yakni kata yang telah terucap, waktu yang telah lewat, dan momentum yang diabaikan. (hlm. 30)
Setiap orang di seluruh dunia hanya memiliki waktu 24 jam sehari semalam. Tiap orang berbeda-beda dalam memanfaatkan waktunya. Ada yang efektif dan produktif. Namun ada juga yang menjalaninya penuh kesia-siaan seolah hidup hanya di dunia saja. Bahkan ada yang di seluruh perjalanan hidupnya digunakan untuk berbuat kejahatan. Na’udzubillah.
Sejatinya sebagai muslim, kita dituntut untuk memanfaatkan waktunya sebaik mungkin karena di sana terdapat kunci-kunci keberkahan. Mengabaikannya hanya akan merugikan kita di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman Allah di dalam Al-Qur'an surah Al-Ashr ayat 1 sampai 3.
وَٱلْعَصْرِ(١)
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ(٢)
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ(٣)
Artinya: (1) Demi waktu (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar merugi. (3) Melainkan yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Disibukkan dengan amal kebaikan merupakan cara jitu meningkatkan produktivitas dan mengesampingkan hal-hal yang berdampak buruk pada hidup. Namun, beratnya beban kehidupan kerap membuat kita kehilangan fokus. Kelelahan yang dirasa bisa jadi lebih banyak akibat mengejar dunia, sementara langkah tertatih dalam menunaikan amanah dakwah. Kadang tebersit di benak, "Andai hidup sezaman dengan Rasulullah saw. yang masyarakatnya tidak sesibuk sekarang, pasti aku akan giat berdakwah. Tidak ada lelah. Adanya lillah saja."
Pertanyaannya benarkah masyarakat yang hidup di zaman Rasulullah saw. tidak sibuk sehingga bisa leluasa berdakwah? Di buku ini disebutkan, justru Rasulullah saw. dan para sahabatnya sangat sibuk berjuang. Mereka sangat sibuk setiap harinya berperang di jalan Allah. Mereka jadikan kesibukan itu semua sebagai produktivitas diri. (hlm. 4)
Luar biasa bukan? Saat memaknai sibuk dan produktif dalam perspektif Islam, tidak akan ada lelah, adanya lillah. Ketika seluruh amal dikerjakan dalam kerangka lillah, adanya rasa bahagia karena amanah-amanah itu telah tertunai.
Kutipan paragraf di atas hanyalah contoh kecil saja. Aslinya, seluruh isi buku Rumus Produktif Ala Muslim ini sangat inspiratif. Selain kita bisa mendapatkan banyak inspirasi hidup dan berbagai petunjuk singkat agar hidup produktif, penulis juga mencantumkan 8 hal yang harus diproduktifkan, yaitu Islam, waktu, teknologi, ilmu, profesi, hobi, menulis, hingga produktif dengan karya.
Kedelapan hal yang harus diproduktifkan ini diulas menarik dengan bahasa ringan, sederhana, dan lugas. Inilah kelebihannya sehingga kita dapat menangkap pesan yang disampaikan dengan cepat, tepat, dan aplikatif tentu saja. Nah, mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari inilah poin plusnya.
Tidak bisa dimungkiri, generasi Z hidup di alam yang semuanya serba dimudahkan. Kemudahan-kemudahan ini tanpa sadar bisa menjerumuskan pada kemalasan. Malas bergerak, malas belajar, malas berkarya. Alih-alih sebagai pelaku perubahan, jadinya malah sebagai objek. Kosakata produktif mungkin dianggap momok bagi sebagian orang yang terlanjur nyaman dengan tidak melakukan apa-apa.
Sebagai seorang generasi muslim di era disrupsi ini, kita jangan sampai terlena dengan segala bentuk kemudahan. Justru segala kemudahan ini harus bisa menjadi ladang syukur dan jalan untuk kian mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Semodern apa pun teknologi yang mengepung kita, Allah Swt. dan Rasulullah saw. tetap harus mendapat prioritas. Apalah arti bahagia di dunia, tetapi sengsara di akhirat.
Buku Rumus Produktif Ala Muslim memandu pembacanya untuk senantiasa menggunakan perspektif Islam dalam setiap perbuatan. Demikian pula saat menyampaikan gagasan. Walaupun mengambil di dalam judul ada kata rumus, jangan pernah membayangkan rumus berisi eksponen X dan Y yang susah dipahami. Sebaliknya, rumus yang digunakan dalam buku ini sangat mudah. Penyajiannya juga menggunakan bahasa yang sederhana, renyah, dan gampang dipahami berbagai kalangan baik remaja maupun dewasa.
Penulis yang juga merupakan aktivis dari Forum Lingkar Pena Kabupaten Karanganyar ini memilih topik-topik bahasan yang ringan, fresh, dan kekinian. Tiap topik bahasan diulas dengan menarik. Penulis juga menyertakan berbagai referensi serta kisah-kisah inspiratif sehingga kecil kemungkinan kita merasa jenuh dan meninggalkan buku ini sebelum tamat.
Terakhir, usai membaca buku ini niscaya akan menemukan lebih banyak inspirasi untuk hidup lebih produktif bermanfaat di dunia dan di akhirat.[]
Photo : Pribadi
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]
MasyaAllah, sepertinya seru kali membaca buku ini