"Dari pare, kita juga belajar, bahwa sesuatu yang sekilas tampak 'buruk' di hadapan kita, belum tentu begitulah adanya. Maka, Islam mengajarkan kita untuk tidak langsung menjustifikasi dulu segala sesuatu sebelum kita mencari tahu kebenarannya."
Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
( RedPel NarasiPost.Com )
NarasiPost.Com-Siapa pun pasti tahu bahwa mengonsumsi sayur-mayur merupakan suatu hal yang wajib demi kesehatan tubuh. Sebab, di dalam sayur-mayur terkandung aneka nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Di antara begitu banyak ragam sayuran di dunia ini, ada satu sayuran yang mungkin tidak banyak orang yang menyukainya, sebab rasanya yang pahit. Ya, dialah pare atau nama latinnya Momordica charantia. Pare merupakan jenis sayuran berkulit bergerigi, berbentuk memanjang, dan berwarna hijau. Jenis tanamannya merambat. Tanaman pare dapat tumbuh di semua jenis tanah dan tidak membutuhkan banyak sinar matahari untuk tumbuh, sehingga pare dapat tumbuh di tempat yang teduh. Di Indonesia ini, penyebutan pare beragam. Ada yang menyebutnya paria, papare, pepareh.
Rasa pahitnya pare yang cukup kuat, membuat tidak semua orang 'meliriknya'. Namun, siapa sangka di balik pahitnya pare, ada segudang manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Ya, karena pare mengandung sejumlah nutrisi dan zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Misalnya, bagi penderita diabetes tipe 2 yang notabenenya dikaitkan dengan kekurangan magnesium, maka mengonsumsi pare mampu membantu menambah magnesium dalam tubuh, sehingga dengannya kerja hormon insulin dapat berfungsi maksimal. Adapun hormon insulin dapat membantu mengatur kadar gula dalam darah.
Selain itu, pare juga mengandung banyak antioksidan, salah satunya vitamin C. Dengan antioksidan itulah, radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dapat ditangkal. Kita bisa memperoleh sekitar 58 miligram vitamin C dalam 100 gram pare. Artinya, pare dapat memenuhi lebih dari setengah kebutuhan vitamin C harian orang dewasa, yakni 90 miligram untuk laki-laki dan 75 gram untuk perempuan.
Dalam pengobatan tradisional India yang disebut Ayurweda, yakni pengobatan yang sudah dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu, pare sering dijadikan sebagai salah satu bahan dalam pengobatannya. Selain itu, dalam pengobatan tradisional Tiongkok, pare juga sering dijadikan jus yang dipercaya mampu mengobati penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan, seperti batuk, asma, bronkitis, dan lain-lain.
Selain itu, pare juga mengandung vitamin K, yakni berfungsi untuk mempertahankan kepadatan tulang, karena vitamin K tersebut berfungsi membantu pembentukan protein osteokalsin untuk proses pengerasan tulang. Bukan hanya itu, pare juga mengandung serat yang cukup tinggi, sehingga mampu melancarkan pencernaan dan kandungan antibakteri pada pare mampu mencegah masuknya bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) yang menyebabkan tukak lambung. Pare juga terbukti mampu menurunkan lemak. Berdasarkan studi yang dipublikasikan Nutrition Journal. Ditemukan bahwa ketika 42 partisipan diberi 4,8 gram ekstrak pare setiap hari, sejumlah besar lemak perut mereka berkurang.
Sungguh luar biasa manfaat pare, di balik rasa pahitnya ternyata menyimpan berjuta manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Dari pare kita bisa belajar tentang sebuah produk ciptaan Sang Maha Pencipta, yakni Allah Swt. Bahwa tiadalah sesuatu pun yang diciptakan oleh-Nya yang sia-sia. Semua ciptaan-Nya pasti ada kebaikan bagi manusia. Termasuk pare, rasa pahitnya membuat banyak orang tak menyukainya, namun jika kita menilik lebih dalam manfaatnya, mungkin banyak orang yang rela bertarung lidah dengan rasa pahitnya itu demi menuai manfaatnya.
Allah Swt mengabarkan di dalam ayat cinta-Nya:
"..tidaklah Allah menciptakan/menjadikan sesuatu itu sia-sia melainkan ada hikmahnya." (QS.Ali Imran: 191)
Dari pare, kita juga belajar, bahwa sesuatu yang sekilas tampak 'buruk' di hadapan kita, belum tentu begitulah adanya. Maka, Islam mengajarkan kita untuk tidak langsung menjustifikasi dulu segala sesuatu sebelum kita mencari tahu kebenarannya.
Membuat Jus Pare
Mengolah pare bisa beraneka cara, selain ditumis untuk pendamping makan nasi. Pare juga bisa dibuat jus. Berikut ini adalah cara membuat jus pare agar tidak terlalu pahit, sehingga jus pare dapat terasa nikmat.
Pertama, cuci bersih pare, lalu kupas kulit bagian terluarnya menggunakan alat pengupas atau pisau. Cara ini dinilai efektif untuk mengurangi rasa pahit dari pare.
Kedua, belah pare menjadi dua bagian, kemudian buang bijinya hingga bersih.
Ketiga, iris pare tipis-tipis lalu remas-remas menggunakan garam. Setelah itu, diamkan selama 20-30 menit. Perlu diketahui, garam dapat membantu mengeluarkan sari pahit dari pare. Setelah didiamkan, cuci kembali pare sebelum diolah.
Keempat, untuk mengurangi rasa pahit dari pare, rendam pare di dalam yoghurt selama kurang lebih 1 jam sebelum dibuat jus.
Kelima, tambahkan gula secukupnya saat membuat jus. Hal ini untuk menyeimbangkan rasa pahit dari pare.
Keenam, rebus pare dengan tambahan gula dan cuka secukupnya. Rebus sampai mendidih, kemudian rendam sampai air rebusan dingin. Campuran ini akan membuat pare tidak terlalu pahit ketika dibuat jus.
Demikianlah, beberapa cara yang bisa dilakukan demi mengurangi rasa pahit pare ketika dibuat jus. Semoga bermanfaat![]