Ikoy-Ikoyan, Tren Meminta Versi Zaman Now

"Sungguh orang yang mau membawa tali atau kapak, kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya di atas punggungnya, itu lebih baik dari orang yang mengemis kepada orang kaya, kemudian dia diberi atau ditolak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh: Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tren ikoy-ikoy menjadi viral di jagat maya selepas istilah ini dikenalkan oleh seorang influencer yang bernama Arif Muhammad. Lewat konten di Istagramnya, Arif Muhammad mengundang para followernya untuk seru-seruan bermain ikoy-ikoy.

Ikoy-ikoy merupakan sebuah tren baru semacam memberikan hadiah secara gratis kepada orang lain. Istilah ini diambil dari nama asisten pribadi Arif Muhammad yang biasa dipanggil Ikoy. Semakin ke sini, tren ikoy-ikoy memiliki variasi baru, seperti beberapa publik figur dan selebgram yang menyertakan syarat tertentu untuk para follower bisa mendekap hadiah. Misalnya, dengan follow akun sponsor dan share postingan yang bersangkutan.

Tren ikoy-ikoy dianggap sebagai ajang membantu antar sesama di tengah serangan pandemi yang menggila. Cara mainnya juga cukup sederhana. Para follower tinggal mengirimkan pesan lewat direct message dan mengatakan kebutuhan yang dinginkan. Setelah itu, pemenang akan dipilih secara acak.

Namun, tren ikoy-ikoy juga menuai pro dan kontra di kalangan artis. Salah satunya di postingan story Instagram Chelsea Olivia. Istri Glen Aliskie itu mengatakan bahwa ia tidak mau mengajarkan followernya untuk meminta-minta (pengemis).

Benarkah Ikoy-Ikoy Melahirkan Mental Pengemis?

Situasi pandemi yang semakin meninggi membuat kehidupan masyarakat serba sulit. Belum lagi harga kebutuhan pokok yang melejit dan ekonomi yang mengalami defesit, tentu sangat berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.

Beragam kebijakan penguasa meminta masyarakat untuk bertahan di rumah saja. Akan tetapi, kebutuhan pokok dan biaya hidup yang lainnya tidak ditanggung oleh negara. Ini memaksa masyarakat untuk berpikir kreatif agar tetap bisa bernapas.

Bagi-bagi hadiah yang dilakukan oleh publik figur lewat ikoy-ikoy tentu menjadi angin segar bagi sebagian masyarakat. Bahkan mereka tak segan mengirimkan pesan dan menyampaikan keinginan pada sang artis. Namun, bagi para artis yang tak mengikuti tren tersebut, mereka dipaksa follower untuk ikut permainan ikoy-ikoy sehingga memberikan kesan memaksa dan melatih mental meminta-minta. Padahal, tak jarang para follower itu termasuk golongan orang yang mampu juga.

Begitulah realita kehidupan dalam sistem kapitalisme. Negara secara mudah melepas tanggung jawab terhadap rakyat. Negara membiarkan masyarakat untuk hidup mandiri tanpa memberikan pelayanan dan jaminan kehidupan. Karena itu, mereka yang tak punya iman, bisa menghalalkan segala cara agar bisa bertahan hidup. Sungguh, slogan demokrasi yang katanya untuk rakyat hanya khayalan dan hoax semata. Lantas, masihkah kita berharap pada sistem rusak lagi merusak?

Allah berfirman :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

"Dan bagi siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari akhir dalam keadaan buta".(QS Thaha: 124)

Ikoy-Ikoy dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, negara memiliki kewajiban untuk menjamin kehidupan rakyat. Khalifah memberikan pelayan terbaik dalam seluruh aspek kehidupan tanpa membedakan muslim atau nonmuslim, tua atau muda, dan kaya atau miskin, hingga membuat hidup rakyat menjadi makmur. Bahkan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz tak ada satu pun yang berhak menerima zakat. Hal itu pertanda negara memiliki tanggung jawab yang besar terhadap nasib rakyat.

Khalifah menjamin setiap rakyat agar mendalami ajaran agamanya masing-masing, bisa menerapkannya dengan benar, dan menjaga agama mereka dari berbagai bentuk penyimpangan. Selain itu, memberikan pelayanan terhadap warga negara agar mampu hidup sejahtera sebagai manusia yang berkualitas.

Pijakan inilah yang mengundang Khalifah Umar bin Khattab acapkali berkeliling di malam hari untuk melihat keadaan rakyat. Ketika ada yang berkeluh kesah karena kekurangan pangan, Khalifah Umar bin Khatab akan membantu dan memanggul karung gandum secara mandiri. MasyaAllah, teladan pemimpin yang sangat langka di sistem saat ini.

Rasulullah bersabda:

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ

"Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyat yang dipimpinnya." (HR Muslim)

Khilafah membentuk rakyat yang memiliki kepribadian Islam dan akidah yang kokoh. Jika ada kemungkinan negara mengalami defisit dan kesulitan ekonomi, maka orang-orang kaya secara suka rela dan ikhlas memberikan hartanya kepada pemerintah untuk kepentingan bersama. Tidak ada rakyat yang terpaksa harus mengemis, atau secara sengaja ingin mengemis. Sebab, Khalifah sudah memberikan pelayanan terbaik.

Rasulullah bersabda :

"Sungguh orang yang mau membawa tali atau kapak, kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya di atas punggungnya, itu lebih baik dari orang yang mengemis kepada orang kaya, kemudian dia diberi atau ditolak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Pelayanan terbaik dan pemimpin terbaik hanya didapatkan dalam sistem terbaik yaitu Islam. Mari bersama rapatkan barisan dalam memperjuangkan kalimat Allah agar segera diterapkan di muka bumi. Allahuakbar![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Messy Ikhsan Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Ya Ayyuhal Muharram
Next
Pemimpin Ideal Tak Lahir dalam Sistem Kapitalisme Liberal
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram