"Tidak ada seorang pun yang tahu Ali dan Fatimah sudah saling mencintai. Hanya Allah yang Mahatahu isi hati dua insan mulia tersebut. Ali memahami cinta yang suci adalah ketika tidak ada celah bagi setan untuk merusak kesucian cinta. Fatimah pun menutup rapat rasa cintanya pada Ali semata-mata terhindar dari campur tangan setan."
Oleh : Miladiah al-Qibthiyah
( Kontributor Tetap NarasiPost.Com )
NarasiPost.Com-Hello, Guys. Kenapa ya, anak muda milenial saat ini gampang sekali melakukan budaya tiru-meniru? Jika ada sesuatu yang sedang viral dibicarakan dan dikerjakan orang, seolah menjadi hal yang boleh juga dikerjakan untuk dirinya.
Apalagi jika hal itu adalah sesuatu yang sering mereka lihat dengan mata kepala sendiri, entah melalui tontonan atau yang mereka baca. Saat mereka tidak mencontoh atau mengerjakannya, mereka pun menjadi seperti orang yang dikucilkan, merasa paling kuper, bahkan sampai insecure, loh, Guys. Salah satunya adalah tren menjalin hubungan dengan seseorang yang dicintainya alias berpacaran.
Bagaimana tidak? Di sekitar mereka hampir setiap saat disuguhi dengan aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pacaran. Kebanyakan yang melakukan itu adalah anak remaja yang seusia dengan dirinya. So, mereka merasa minder ketika di antara teman-temannya hanya dirinya yang tidak punya pacar. Berbagai stigma negatif pun dialamatkan untuk diri sendiri, tidak lakulah, tidak cantiklah, kuperlah, childish ah. Akhirnya mereka mencari cara agar bisa mempunyai pacar juga demi menghindari stigma negatif itu. Astaghfirullah.
Parahnya lagi, Guys. Mereka melakukan itu, bahkan sudah atas izin orang tua mereka. Meskipun ada juga yang melakukannya secara backstreet, alias tanpa izin dari orang tua mereka. Betapa kejamnya lingkungan dan media sekarang ini. Lewat film, sinetron, bacaan, mereka termakan doktrin sesat bahwa pacaran itu bagian dari hak asasi manusia. Tidak ada yang berhak melarang mereka untuk berpacaran.
Yang paling bikin miris adalah orang tua kita juga dibawa untuk memahami bahwa pacaran itu adalah fase dari perkembangan kepribadian seorang remaja. Ditambah lagi dengan kejahatan oknum media yang menyebarkan berbagai artikel tentang rules of pacaran atau pacaran sehat dan islami, seolah aman buat anak mereka. Na'udzubillah.
Guys, aku kasih tahu ke kalian, ya. Bohong besar kalau aktivitas remaja saat berpacaran hanya duduk berduaan saja. Sesama teman saja adalah hal lumrah ketika cipika-cipiki (mencium pipi) lawan jenis. Karena di benak mereka, hal itu biasa saja terhadap kawan. Begitu juga ketika berboncengan naik motor dengan pemandangan perempuan melingkarkan tangan ke pinggang lelaki. Bahkan, tubuh perempuan menempel pada punggung lelaki sudah menjadi hal biasa di kehidupan umum.
Padahal, kehancuran masa depan anak remaja saat ini berawal dari aktivitas interaksi tanpa batasan. Dengan seringnya mereka melakukan itu, akan menimbulkan rangsangan pada diri mereka. Apalagi jika hal itu dilakukan dengan pacarnya, akan muncul keinginan untuk lebih dekat dan intim lagi layaknya hubungan suami istri. Ngeri banget ya, Guys.
Tidak dipungkiri, mungkin saja di luar sana ada juga remaja lelaki atau perempuan baik-baik yang juga berpacaran. Tapi kita harus ingat Guys, bahwa setan itu tidak akan pernah membiarkan anak adam ke jalan yang lurus. Setan akan memasuki celah mana saja yang akan merusak anak remaja muslim. Salah satunya melalui aktivitas pacaran yang berujung pada perzinaan. Padahal, Allah Swt. sudah memperingatkan kita dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra' ayat 32 bahwa kita tidak boleh mendekati zina karena zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.
Mereka juga termakan pemahaman sesat bahwa untuk mendapatkan pasangan sehidup semati alias jodoh, harus dimulai dengan pacaran. Kalau tidak pacaran, mana mungkin bisa menikah dengan lelaki yang belum dikenal? Sampai-sampai sering bergumam, "Ya Tuhan, kalo nggak pacaran, apa iya aku bisa menikah? Kalo nggak pacaran, lalu dengan cara apa jodohku akan datang?"
Hmmm … mereka sangat pesimis ya, Guys. Bagaimana tidak pesimis kalau menurut mereka pacaran adalah salah satu wasilah mendapatkan pasangan hidup. Mereka hanya ingin menikah dengan orang yang dicintainya, dengan orang yang sudah dikenal sangat dekat, bahkan orang tua mereka sudah saling setuju untuk ke jenjang yang lebih serius.
Ckckckck … Begini nih, ketika anak muda milenial hanya menghabiskan waktunya dengan hal-hal unfaedah, tidak mau belajar Islam lebih dalam. Mereka minim literasi tentang kisah-kisah para sahabat dan sahabiyah Rasulullah. Mereka lupa, ada sebuah kisah percintaan sahabat Nabi saw. yang sangat menyentuh hati. Kisah percintaan ini sangat suci dan jauh dari campur tangan setan. Bahkan, dikisahkan bahwa setan sampai tidak bisa masuk lebih dalam ke hati dua pasangan sejoli ini yang namanya diabadikan di beberapa buku-buku islami. Setan sampai tidak mengetahui perasaan yang timbul dari keduanya. Kok bisa? Ya, iya lah. Itu karena mereka saling menjaga diri. Hanya Allah tempat mereka menggantungkan harapan akan cintanya. Mereka serahkan semuanya kepada Allah agar menjaga kesucian cinta di antara mereka.
Merekalah pasangan Ali bin Abi Thalib dan putri Rasulullah saw. Fatimah Az-Zahra. Sebuah kisah cinta yang begitu mulia disisi Allah Swt. Mereka tidak pernah sekali pun saling menampakkan rasa suka. Mereka diam-diam menyimpan perasaannya dalam doa. Mereka saling melayakkan diri agar menjadi sosok pribadi yang mulia. Mahakuasa Allah telah menjaga perasaan dua insan mulia Ali dan Fatimah. Bahkan, kerap kali perasaan mereka diuji, tetapi mereka tetap memasrahkan segalanya pada Zat Pemilik hati manusia dan saling mendoakan.
Kisah cinta Ali menyukai Fatimah berawal dari perlakuan Fatimah kepada ayahandanya setelah pulang dari berperang. Dengan sigap, Fatimah membersihkan dan membalut luka Rasulullah. Sejak kejadian itu, Ali memiliki azam yang kuat untuk melamar Fatimah. Maha Suci Allah, Ali tak pernah mengumbar perasaannya kepada siapa pun. Ali hanya melangitkan doa atas rasa cintanya pada Fatimah. Sebab, Ali memahami cinta yang suci adalah ketika tidak ada celah bagi setan untuk merusak kesucian cinta.
Ali sangat memahami batasan interaksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Ali menjaga kehormatan dirinya dan dambaan hatinya, Fatimah. Ali tidak akan pernah membiarkan setan menggodanya hingga melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah. Ali sangat taat pada Allah dan menjalankan seluruh syariat-Nya. Bahkan, di ranah selemah-lemahnya iman manusia sekalipun, yakni hati. Ali hanya tautkan pada Allah semata.
Begitupun Fatimah, ia juga mencintai Ali dalam diam dan terus melangitkan doa agar Allah Sang Pemilik hati manusia menautkan perasaan cintanya hanya pada Ali. Fatimah hanya berupaya semaksimal mungkin untuk memantaskan diri agar Allah layakkan menjadi pendamping hidup Ali. Fatimah hanya menyibukkan dirinya beribadah dan semakin dekat dengan Allah karena Fatimah pun tahu, hanya Allah satu-satunya tempat mengungkapkan segala rasa. Hingga akhirnya, Fatimah pun menutup rapat rasa cintanya pada Ali semata-mata terhindar dari campur tangan setan.
Tidak ada seorang pun yang tahu Ali dan Fatimah sudah saling mencintai. Hanya Allah yang Mahatahu isi hati dua insan mulia tersebut. Tak ada satu pun dari mereka yang berani mengungkapkan tentang perasaaanya. Mereka sama-sama saling mencintai dalam doa. Hingga akhirnya tiba, Ali dipilih oleh Rasulullah untuk dijadikan menantunya setelah sahabat Abu Bakar dan Umar ditolak oleh Rasulullah. Dalam hadis riwayat Ummu Salamah, Rasullah berkata pada Ali bahwa dirinya wajib bergembira sebab Allah telah menikahkan mereka di langit sebelum akhirnya Rasulullah menikahkan Ali dan Fatimah di bumi.
Maasyaallah banget ya, Guys. Ketika rasa cinta hanya menjadi rahasia kita dengan Rabb kita. Allah akan menjaga cinta kita hingga waktunya tiba. Allah akan menghadiahkan jodoh terbaik selama dalam penantian kita. Tugas kita hanya taat pada Allah sembari memperbaiki diri hingga Allah melihat bahwa diri kita sudah layak dipertemukan dengan orang pilihan-Nya.
So, tidak ada kata pacaran atau istilah pacaran islami dalam Islam ya, Guys. Cukup kisah cinta Ali dan Fatimah menjadi bukti sepanjang zaman bahwa tanpa pacaran pun, kita akan mendapat jodoh yang baik. Tanpa pacaran pun, kita juga bisa menikah.
Dengan menghindari pacaran serta menyibukkan diri hanya beribadah pada Allah dan menjauhi larangan-Nya, di situlah Allah akan mempermudah urusan hidup kita, termasuk rezeki berjodoh dengan lelaki atau perempuan yang baik. Sangat mudah bagi Allah mempertemukan kita dengan tulang rusuk kita. Sebagaimana Allah mempermudah kisah cinta Ali dan Fatimah yang saling mencintai dalam doa. Sekali lagi Guys, tugas kita hanya memantaskan diri menjadi pribadi yang saleh dan salehah. Sebab, hati kita pun mutlak milik Allah. Maka, hanya pada Allah saja kita labuhkan seluruh rasa cinta yang kita miliki.
Jangan sekali-kali mencoba yang namanya pacaran ya, Guys, apalagi dengan mudahnya menyerahkan kehormatan dan kemuliaan dirimu pada lelaki yang belum tentu menjadi pasangan hidupmu. Bagi kamu yang sudah terlanjur pacaran, lekas putuskan dia dan jauhkan dirimu dari aktivitas yang akan merusak masa depanmu. Serahkan saja urusan jodohmu pada Allah. Sungguh Allah Mahatahu yang terbaik buat kita, para hamba-Nya. Sebagaimana Allah Mahatahu yang terbaik untuk kisah hidup Ali dan Fatimah. Semoga rasa cinta yang kita rasakan kepada lawan jenis, Allah jaga dan muliakan kita, sebagimana Allah muliakan kisah cinta Ali dan Fatimah disisi-Nya. Wallaahu a'lam bi ash-shawab.[]
photo : google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]