"Rumus hidup ini sangat sederhana, tetapi menjadi sulit tatkala dibuat rumit. Fokuslah pada urusan pribadi tanpa mengusik urusan privasi orang lain."
Oleh : Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com )
NarasiPost.Com-Guys, pernahkah merasakan sakit hati dengan perkataan atau perbuatan orang lain? Dada terasa sesak dan kepala terasa mau pecah berkeping-keping saat diberikan nasihat. Kalau bisa, ingin membalas hal serupa pada orang yang bersangkutan, biar bisa merasakan apa yang kita rasakan juga. Walaupun kadang apa yang dikatakan benar, tetap saja kita ingin mencari pembenaran. Kita tidak mau disalahkan meski terbukti berbuat kesalahan. Ada saja alasan untuk menolak kebenaran dan tak ingin disalahkan. Aduh, jadi pusing kepala barbie!
Akan tetapi, kali ini kejadiannya malah lebih parah, Guys. Ada yang namanya sakit hati online yang terjadi secara daring, yaitu sakit hati melihat postingan-postingan yang berisi konten nasihat dan kebaikan. Walau tidak ditujukan untuk kita, eh … diri sendiri sudah merasa tersinggung, lalu marah-marah tidak jelas kepada orang yang bersangkutan, berkoar-koar di dunia nyata maupun maya. Padahal, orang itu hanya ingin menyampaikan kebaikan dan nasihat saja, lho.
Guys, tatkala kita tersinggung dengan postingan kebaikan, hal itu pertanda cahaya hidayah sudah menyapa diri, pertanda Allah sayang. Itu pertanda bahwa hati ini masih lembut dan sudi menerima nasihat. Allah tak ingin kita berlarut-larut dalam kubangan dosa dan maksiat sehingga memberikan kita peringatan cinta lewat postingan tersebut. Hal ini agar kita berhenti berbuat salah dan segera berbenah.
Allah berfirman, yang artinya:
"Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS al-Qashash: 56)
Bayangkan, kalau hati ini keras bak batu baja. Tatkala Allah sudah menutup mata dan hati kita dari kebenaran, tak ada lagi celah nasihat untuk masuk. Apa pun kebaikan yang disampaikan orang lain, pasti kita menolak dan tidak mau menerima. Selalu ada alasan untuk mengelak manut kepada aturan-Nya. Sungguh, situasi rumit ini tidak kita harapkan terjadi.
Lantas, saat diri tersinggung dengan konten kebaikan, maka bersyukurlah karena rahmat Allah masih tercurahkan untuk kita. Karena itu, kita harus menjauh dari virus bawa perasaan yang negatif, ya, Guys.
Allah berfirman, yang artinya :
"Maka, apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka, kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah, Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS az-Zumar: 22)
Hidup Antiribet Tanpa Hasad
Guys, kalau kita tidak bisa menahan lisan dari mencaci keburukan orang lain, maka tutup mulut rapat-rapat dan memilih diam jauh lebih baik. Kalau jari tak bisa berhenti merangkai komen negatif terhadap konten postitif, mungkin sejenak puasa dari aktivitas media sosial jauh lebih baik. Jangan jadikan waktu kita habis hanya untuk menghisab kesalahan orang lain. Akan tetapi, kita lupa menghisab kesalahan diri sendiri. Jangan mudah tersinggung dengan postingan kebaikan orang lain. Bisa jadi postingan itu ditujukan untuk dirinya sendiri.
Jika tak senang dengan kontennya, tak perlu follow akun tersebut. Jika tak senang dengan postingan komentarnya, langsung unfriend saja akun tersebut. Jika benar-benar tidak suka dengan apa yang dilakukannya, tinggal blokir saja. Bukankah itu jauh lebih baik, Guys, daripada menghabiskan tenaga dan waktu untuk mencari kesalahan orang lain? Ini lebih baik daripada menambah jumlah dosa karena memelihara sifat benci dan dendam.
Rumus hidup ini sangat sederhana, tetapi menjadi sulit tatkala dibuat rumit. Fokuslah pada urusan pribadi tanpa mengusik urusan privasi orang lain. Namun, bukan berarti tidak boleh peduli antarsesama. Bukan berarti pula dilarang aktivitas dakwah kepada saudara. Iya, selama yang disampaikan adalah kebaikan dan caranya juga baik, maka jangan lelah untuk menyebarkan konten kebaikan.
Semoga kita tidak gampang sakit hati daring yang membuat kepala menjadi pening. Lebih baik berpikir cemerlang, bervisi akhirat, dan senantiasa positif thinking. Jauhi sifat hasad dan benci pada hidup orang lain. Lebih baik memperbanyak aktivitas peduli dan simpati antarsesama. Sebab, terlalu lama memendam amarah tak baik bagi kesehatan pikiran dan badan.
Rasulullah bersabda, yang artinya :
“Jauhilah hasad karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud)
Semoga kita tidak gampang sakit hati daring dan dijauhkan dari segala macam penyakit hati. Aamiin.[]
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]