Renungan

"Dan tiadalah kehidupan ini melainkan senda gurau dan main-main. dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahuinya.
(QS. Al-Ankabut 64 )


Oleh: Bedoon Essem

NarasiPost.Com-Hey, Gangs, apa kabar hari ini? Apakah kamu sudah membuat kemajuan dengan menata kembali keimananmu, mulai mencari majelis ilmu, mulai memakai kerudungmu? Ataukah masih seperti kemarin, masih enggan taat, merasa muda dan belum saatnya tobat, senang umbar aurat juga maksiat? Kali ini, yuk kita merenung bersama, Sob.

Yang namanya ajal, bisa menjemputmu secara tiba-tiba, seperti saat kamu melihat orang terdekat meninggalkanmu. Dan sedihnya lagi, kamu belum sempat meminta maaf kepada orang tua, terlebih ibumu. Beliau yang telah mengandung sembilan bulan, yang berat dan semakin berat. Beliau yang melahirkanmu dengan mempertaruhkan nyawa, antara hidup dan mati. Beliau yang mengasuhmu dengan cintanya, merawatmu jika sakit, kadang tidak tidur karena tangisanmu. Beliau yang nasihatnya tak pernah kamu anggap, selalu kamu sepelekan karena tak pernah bisa marah padamu.

Hingga kamu remaja dan dewasa, sudahkah kamu bilang sayang padanya, meminta maaf atas semua kenakalan dan kebandelanmu? Renungkan, jika kamu tak sempat untuk semua itu, tak sempat mendoakan beliau karena kamu tidak mau belajar agama.

Ayahmu adalah sosok yang telah berjuang keras agar kamu bisa seperti teman-temanmu. Beliau membanting tulang, kadang tak pulang demi keluarga. Kadang beliau lembur, peras keringat agar kamu bisa sekolah, tetapi kamu malah nongkrong di jalan atau malah belok arah. Sudahkah kamu meminta maaf padanya atas semua salahmu, atas semua tuntutanmu? Bayangkan jika kamu tak sempat untuk itu, sedang ajal telah menjemputmu.

Bayangkan ketika kamu belum mau bertobat, masih suka membully teman, merundung mereka, menghina dan merendahkan mereka, mengganggu ketenangan dan ketentraman dengan nyanyianmu yang kuat, atau suara motormu yang memekakkan telinga, atau para guru yang kau hinakan, sementara malaikat maut datang, dan kamu belum sempat meminta maaf pada mereka?

Sungguh, Sob, di hari perhitungan nanti, ada hal-hal yang lebih menyedihkan dan pasti akan membuat hatimu tersayat-sayat, yaitu ketika kamu tak mampu memberikan satu kebaikan pun buat mereka, orang-orang yang sangat kamu cintai; ayah dan ibu, adik, kakak, saudara-saudara, dan orang-orang yang kamu kasihi.

Lebih disayangkan lagi, kamu malah terpaksa harus merelakan sekian banyak kebaikanmu buat orang lain, bahkan pada orang yang kamu benci, yang pernah kamu bully, yang pernah kamu ghibahi, atau mereka yang selama ini kamu sakiti dan zalimi. Juga mereka yang pernah kamu ganggu ketentramannya, yang kamu rendahkan dan kamu hinakan kehormatannya.

Kekasih kita Rasulullah sallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Siapa yang pernah menzalimi saudaranya dengan menodai kehormatannya (seperti ghibah), atau mengambil sesuatu miliknya, hendaklah ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum datang hari kiamat yang tidak akan ada manfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu, jika ia mempunyai amal saleh maka akan diambil seukuran kezaliman yang pernah ia perbuat. Bila tidak mempunyai amal kebaikan, maka keburukan saudaranya itu akan diambil dann dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari no. 2449, hadis dari Abu Hurairah).

Bisa kita bayangkan, Sob, betapa ngeri dan ruginya kita. Kamu yang sudah bersusah payah, tetapi orang lain yang menikmatinya. Untuk itu Gaes, mumpung masih ada waktu, langsung peluk cium ayah dan ibu, minta keridaan dan maaf mereka, juga teman-teman yang pernah kita sakiti. Mintalah maaf ke mereka agar kita tak jadi manusia rugi di akhirat kelak.

Wallahu a'lam[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Muslim Tak Butuh Pendidikan Seks, Apalagi Konten Porno
Next
Vulgarnya Pendidikan Seks
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram