Milenial Limited Edition

"Islam pertama kali muncul dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing tersebut. Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, siapa al-ghuraba itu?" Rasullullah bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan ketika manusia sudah rusak."
(HR At-Thabrani)


Oleh : Messy Ikhsan
(Novelis dan Founder Diksi Hati)

NarasiPost.Com-Guys, maju dan mundur suatu bangsa, terletak pada maju dan mundur karakter generasi mudanya, loh. Bagaimana mungkin, suatu bangsa akan sukses meraih impian, tatkala dipegang oleh milenal yang rapuh dan plin-plan, jauh dari kata bijaksana? Kehidupan milenial yang seperti air mengalir, manut pada mayoritas, padahal belum tentu mereka yang banyak itu benar, tentu tidak bisa diharapkan.

Lihatlah penampakan milenial saat ini! Mereka mengumbar aurat, hura-hura, menari-nari tidak karuan, hidup bebas, pro sistem kufur, dan lain-lain. Sebagian besar mereka sudah terpengaruh virus hedonisme dan liberalisme, tanpa memperhatikan rambu-rambu syariat.

Hanya sebagian kecil milenial yang melek dengan fakta dan kondisi yang ada. Ada yang taat pada Allah dengan melakukan segala perintah-Nya, tetapi hanya lingkup individu saja. Sayangnya, mereka sibuk memperbaiki kondisi diri sendiri, hingga lupa memperbaiki kondisi umat yang kian bobrok. Banyak yang menganggap Islam agama sempurna, tetapi tidak mengambil syariat Allah sebagai solusi kehidupan. Milenial seperti itu juga tak kalah berbahaya, loh, Guys. Kok bisa, ya?

Milenial Religius VS Milenial Ideologis

Dewasa ini, generasi milenial berbondong-bondong untuk hijrah dan berusaha memperbaiki diri. Mereka mengubah bentuk pakaian, perkataan, dan perbuatan, agar sesuai dengan standar Islam. Mereka sibuk melakukan ibadah sunah, setelah yang wajib terpenuhi dengan baik. Sayangnya, mereka hanya menganggap Islam sebagai agama dan ritual belaka, bukan aturan yang sempurna untuk mengurusi kehidupan manusia.

Pemikiran sekuler yang lahir dari rahim kapitalisme adalah biang masalah dalam kehidupan. Mereka memisahkan aturan agama dari aktivitas sehari-hari, menganggap agama hanya seputar ritual dan akhlak semata, sehingga lahirlah fenomena milenial religius ini, yang hanya baik untuk diri sendiri saja. Padahal, baik secara invidu saja tak cukup, kalau tidak didukung dengan sistem yang baik pula (Islam).

Keberadaan milenial religius ini tak boleh kita biarkan begitu saja. Mereka bisa merusak pemikiran umat dan menghadang kebangkitan Islam. Sebab, umat hanya berpuas diri terhadap Islam sebagai ritual dan akhlak semata. Mereka malas untuk memperjuangkan sistem Islam dalam kehidupan nyata, malas mengambil peran penting di jalur perjuangan nan mulia.

Bahkan, milenial religius begitu gencar mempromosikan Islam religi saja, dan gencar pula dalam menolak Islam kaffah. Mereka berpakaian muslim, tetapi kepala meraka berisi pemikiran-pemikiran Barat. Sadar atau tidak, fenomena di atas sangat menguntungkan orang-orang kafir, lho, Guys. Sebab, kaum muslimin sendiri yang berperan dalam menghancurkan Islam. Sungguh, sangat berbahaya!

Jika tidak jeli dalam menilai fakta, bisa semakin tergerus karakter kita sebagai generasi muda muslim. Itu sebabnya, kita butuh milenial ideologis yang serius dalam memperjuangkan syariat Allah. Kita butuh generasi yang menganggap Islam bukan sekadar agama dan ritual belaka, tetapi Islam sebagai solusi dalam kehidupan. Semua aktivitas mulai bangun tidur hingga membangun negara diatur oleh Islam. Hal yang remeh-temeh juga diatur oleh syariat Islam. Masyaallah!

Mari kita menjadi milenial ideologis yang berprinsip, berkepribadian Islam, berpikir cemerlang, dan bervisi akhirat. Namun, yang seperti itu tidak hadir begitu saja dengan mantra bim salabim, ya, Guys. Akan tetapi, milenial yang tangguh seperti itu ditempa dan dibina secara sungguh-sungguh. Istimewanya, posisi milenial ideologis sangat langka dan limited edition, loh. Semoga kita termasuk bagian orang-orang yang sedikit tersebut. So, layakkan diri menjadi milenial limited edition. Are you ready?

Rasulullah bersabda:

"Islam pertama kali muncul dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing tersebut. Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, siapa al-ghuraba itu?" Rasullullah bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan ketika manusia sudah rusak." (HR At-Thabrani)[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Hukum Tak Bertaji di Bawah Kaki Pinangki
Next
Ketika Vonis Hukuman Disunat, Mencederai Perasaan Rakyat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram