“Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian, sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (HR Bukhari dan Muslim)
NarasiPost.com-Seorang muslim akan selalu berupaya mengikatkan seluruh perbuatannya sesuai dengan syariat-Nya. Setiap kali ia akan memulai suatu perbuatan, ia niatkan karena Allah dan ingin mendapatkan rida-Nya. Namun, bila berbuat untuk mendapatkan kenikmatan dunia, apakah salah dan tercela?
Rasulullah Saw. bersabda,
“Sesungguhnya, setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah pada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrah karena dunia yang ia cari-cari atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya berarti pada apa yang ia tuju.” (HR Bukhari dan Muslim)
Amal bergantung pada niatnya, maka kita harus beribadah sesuai cara dan petunjuk yang disampaikan Nabi Saw. Jika tidak, amalannya tertolak dan tidak diterima. Sehingga, penting bagi kita memahami apa saja yang membuat seseorang gagal untuk ikhlas beramal.
Salah satunya ialah hubbuddunya (cinta dunia). Ketika seorang muslim menjadikan dunia sebagai tujuannya, sesungguhnya ia telah terjebak dalam hubbuddunya.
Rasul Saw mengingatkan kita dalam sabdanya,
“Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian, sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (HR Bukhari dan Muslim)
Karenanya, ibadah yang diniatkan untuk mendapatkan dunia akan merusak pahala di akhirat. Inilah yang dinamakan meniatkan ibadah untuk dunia.
Tahukah kita, para Sahabat banyak menangis karena membaca dan mengingat firman Allah Swt. dalam (QS Hud: 15—16),
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”
Para Sahabat Rasul Saw. menangis karena khawatir Allah Swt tidak membalas atas amal ibadah mereka di akhirat karena telah terlebih dahulu disegerakan balasannya di dunia. Padahal, akhirat ialah tempat kembali yang kekal.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, sesungguhnya orang-orang yang suka riya atas amalnya, pahala mereka diberikan di dunia ini.
Ibnu Abbas mengatakan,
“Barang siapa yang beramal saleh untuk mencari keduniawian, seperti melakukan puasa atau salat atau tahajud di malam hari, yang semuanya itu ia kerjakan hanya semata-mata untuk mencari keduniawian, maka Allah berfirman, ‘Aku akan memenuhi apa yang dicarinya di dunia, ini sebagai pembalasannya, sedangkan amalnya yang ia kerjakan untuk mencari keduniawian itu digugurkan, dan dia di akhirat nanti termasuk orang-orang yang merugi.”
Bagi seorang muslim, ketika beribadah, sudah semestinya menghindari niat untuk mencari sekeping kenikmatan dunia. Sebaliknya, ia harus berharap Allah membalasnya dengan ganjaran terbaik di akhirat kelak, semata-mata berniat untuk Allah dan mengharapkan rida-Nya.
Saudariku, kehidupan kita di dunia sudah dijamin oleh Allah Swt., sementara akhirat kita belum ada jaminannya karena disesuaikan dengan amal perbuatan kita. Lantas mengapa kita beramal karena dunia?
Seseorang yang ikhlas dalam beramal dapat dilihat dari beberapa indikasi. Pertama, ia menyembunyikan kebaikan yang dikerjakannya. Kedua, berupaya menghindari dosa meski tidak terlihat oleh manusia (dalam kondisi sendirian). Ketiga, ia meninggalkan dosa karena Allah, bukan karena manusia.
Beruntunglah seorang muslim yang mengawali seluruh amal perbuatannya dengan diniatkan karena Allah dan bertujuan meraih rida-Nya. Insyaallah ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat. Kita tentu berharap termasuk menjadi bagian dari golongan orang-orang yang beruntung. Semoga Allah meridai.
Sumber: https://www.muslimahnews.com/2021/04/17/nafsiyah-beribadah-untuk-sekeping-kenikmatan-dunia/[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]