Palestina Butuh Solusi Hakiki, Bukan Solusi Setengah Hati

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut tidak bisa tidur dan panas.” (Sahih Muslim)


Oleh. Dia Dwi Arista

NarasiPost.Com-Dunia telah mengetahui, jika konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung puluhan tahun. Dunia pun paham jika Israel adalah tersangka utama dalam konflik ini. Bangsa Israel yang awalnya tercerai-berai di beberapa benua, berhasil berkumpul di Palestina sebagai imigran. Namun, bagai air susu dibalas dengan tuba, kini Israel lah pemegang kekuasaan di Palestina. Sedangkan warga Palestina memilih bertahan dengan bombardir roket dan sebagian eksodus ke negara lain.

Peperangan yang terus terjadi hampir setiap tahun menjadi santapan harian bagi penduduk Palestina. Tak terkecuali pertengahan Ramadan tahun ini. Diawali dengan ditebarnya bibit konflik oleh Israel dengan mematikan aliran listrik ke speaker menara masjidil Aqsa, dengan dalih suara speaker bisa mengganggu tentara baru yang berdoa di tembok Buraq. Kemudian adanya penutupan Damascus Gate, yang merupakan lokasi populer saat Ramadan. Percikan konflik akhirnya membesar. Pada 7 Mei, bentrokan pun tak terelakkan terjadi di Masjid Al-Aqsa antara jemaah Palestina dan polisi Israel. Akibat bentrokan ini, konflik antara Hamas dan Israel memuncak. Hingga Ramadan berganti Syawal, serangan keduanya masih berlangsung dan mengorbankan banyak warga sipil termasuk wanita dan anak-anak. (liputan6.com, 17/5/21)

Para pemimpin dunia pun tak tinggal diam, ada negara yang mata hatinya tertutup hingga membela Israel, ada pula negara lain yang mengutuk habis agresi militer Israel. Sedangkan Presiden Joko Widodo, sebagai kepala negara dengan penduduk beragama mayoritas Islam, telah mengeluarkan tanggapannya, “Indonesia mengutuk serangan Israel yang telah menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Agresi Israel harus dihentikan.” Kata Jokowi dikutip dari keterangan tertulis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, sabtu (15/5/2021).

Begitupula dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia) berharap agar pemerintah Indonesia bisa menjadi poros negara-negara Islam untuk membantu menyelesaikan konflik antara Israel-Palestina. Saling bekerjasama membangun aliansi baru, karena lembaga lain sudah tidak bisa diharapkan. (republika.co.id, 16/5/2021).

Harapan Utopis Selain Khilafah

Sungguh harapan utopis jika Palestina berharap pada negara-negara yang ada, apalagi berharap pada lembaga perdamaian dunia seperti PBB, PLO dan OKI. Karena semenjak agresi militer Israel ke Palestina tahun 1946, dunia dan lembaga perdamaian seperti tak punya gigi. Malah hasil dari perundingan mereka bukannya solusi bagi Palestina, malah Palestina dibagi menjadi dua negara. Bahkan ketika negara lain berjuang demi hak Palestina dalam PBB, dengan mudahnya Amerika menjatuhkan veto. Bukan rahasia umum jika Amerika adalah salah satu backingan Israel. Maka, sungguh harapan semu jika meletakkan harapan pada PBB. Begitupula dengan lembaga bentukan lainnya, mereka tak mempunyai kuasa untuk mengusir Israel dari tanah wakaf kaum muslim, Palestina.

Sebab, Palestina menurut Amerika adalah teroris, maka dapat dipastikan semua sepak terjang Palestina dianggap sebagai tindakan teroris, meski warga sipil Palestina berteriak dengan tubuh berdarah-darah. Di mata Amerika mereka tetap teroris yang wajib untuk ditindak. Dari itu, Amerika sangat bersemangat mendukung langkah Israel dalam membantai dan merebut tanah Palestina. Posisi Amerika sebagai negara maju dan berkuasa, tentu mempunyai keuntungan tersendiri. Negara lain yang sudah terjerat dengan perjanjian-perjanjian, baik negara ke negara, atau negara dengan organisasi dunia, pasti lebih memikirkan dampak perlawanan mereka terhadap negeri mereka sendiri.

Tindakan paling berani yang bisa dilakukan negara-negara tersebut hanya kecaman, tanpa ada yang bernyali mengirim tentaranya untuk berjihad ke Palestina. Kecaman inikah yang bisa menyelesaikan konflik Palestina dan Israel?

Keadaan Palestina akan jauh berbeda ketika Khilafah berkuasa di dunia. Khilafah adalah junnah yang akan melindungi kaum muslim dari segala ancaman. Bagaikan sebuah rumah yang akan mengayomi penghuninya dari terik matahari dan dinginnya malam.

Umat Islam adalah satu tubuh. Ketika muslim di Palestina menjerit terkena rudal-rudal penjajah, muslim di seluruh penjuru dunia pun akan merasakan sakitnya juga. Hal ini telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw,
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut tidak bisa tidur dan panas.” (Sahih Muslim)

Jangankan satu wilayah yang terkena gangguan, kehormatan seorang muslimah pun menjadi tanggungjawab dari Khalifah. Sebagaimana ketika Khalifah Al-Mu’tashim Billah mendengar aduan bahwa seorang muslimah diganggu oleh sekelompok Yahudi, Khalifah dengan segera mengirim pasukan yang panjangnya mengular hingga tak terlihat ujungnya. “Imam adalah perisai, di belakangnya berperang dan melindungi dirimu.” (HR. Muslim)

Kekuatan Khilafah sebagai sebuah negara pun tidak perlu diragukan, Khilafah dengan sistem ekonomi syariah akan mampu membiayai segala cost kebutuhan dalam negeri maupun luar negerinya seperti militer. Apalagi didukung dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah dari negeri-negeri Islam. Dengan mudah Khilafah menjadi negara adidaya baru yang mampu bertanding dengan negara Barat.

Oleh karena itu, jelaslah jika hanya Khilafah sebagai negara yang kuat, yang mampu bertanding face to face menghadapi Israel dan sekutunya. Bukan negara pecahan buatan penjajah dengan nasionalismenya yang bisa mengeluarkan Palestina dari kependudukan Israel, apalagi berharap pada aliansi-aliansi. Karena hingga hari ini berbagai aliansi yang ada hanya membuang waktu tanpa ada hasil yang nyata. Allahu a’lam bis-showwab.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Kampung Akhirat
Next
Berkenalan dengan Tuhan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram