Pada faktanya, tak satu pun pihak yang dapat menghentikan semua tindakan brutal Israel kepada Palestina. Tidak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), tidak pula Organisasi Kerjasama Islam (OKI).USA sebagai reprentasi PBB pun justru berhasil bermain di 2 kaki dengan tindakannya menjual persenjataan militer ke Israel saat terjadi gencatan senjat. ironis !
Oleh: Rahmiani. Tiflen, Skep
(Praktisi Kesehatan, Pegiat Literasi dan Penulis Buku)
NarasiPost.Com-Tak akan ada habisnya jika sudah membahas tentang Palestina. Sejak hari pertama agresi yang dilakukan oleh tentara Zionis Israel, yakni pada tanggal 08/05/2021, saat itu jamaah yang sedang menjalankan ibadah salat tarawih serta itikaf di Masjidil Aqsa menjadi sasaran tembak, baik itu dari peluru karet, granat maupun gas air mata. Hingga detik ini pun serangan tersebut belum juga dihentikan walaupun telah banyak korban berjatuhan dari penduduk setempat (Palestina). Tercatat puluhan rumah, pusat kesehatan maupun perbelanjaan, jalan raya, hingga akses listrik dan juga sarana air bersih telah diluluhlantakkan oleh serdadu zionis. Kemudian diperparah lagi oleh jatuhnya korban sipil di antaranya adalah orang dewasa dan juga anak-anak.
Menurut Rauters, serangan yang dilakukan pada Minggu (16/5/2021) tercatat sebanyak 42 orang tewas, termasuk 10 anak. Sementara pihak Militer Israel mengklaim bahwa korban sipil yang berjatuhan itu tidak disengaja. Tindakan biadab ini pun mendapat dukungan penuh dari Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu. Menurutnya, kampanye yang terjadi di Gaza harus tetap dilakukan dengan kekuatan penuh, dia pun dengan tegas menyatakan bahwa mereka akan terus membela serangan udara Israel pada hari Sabtu yang menghancurkan gedung 12 lantai tempat Associated Press dan jaringan TV Al-Jazeera berkantor. Masih menurut pernyataannya, struktur gedung tersebut telah secara sah menjadi sasaran tembak sebab menampung kantor intelijen kelompok militan. “Kami bertindak sekarang, (dan) selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan Anda, warga Israel. Ini akan memakan waktu,” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi setelah bertemu dengan kabinet keamanannya.
Sementara itu, korban jiwa terus meningkat di Gaza, dari jumlah sebelumnya menjadi 192 orang, termasuk 58 anak-anak. Ini diungkapkan oleh kementerian kesehatan Palestina. (Detiknews, 17/05/21)
Presiden AS, Joe Biden telah melakukan komunikasi bersama PM Israel dan juga pimpinan Hamas guna mencari solusinya. Dalam pernyataannya dikatakan bahwa Biden telah melakukan komunikasi dengan Netanyahu dimana dalam panggilan telepon tersebut ia menyampaikan keprihatinan yang besar akibat kekerasan yang meningkat serta “dukungan kuat” pada Israel demi mempertahankan diri dari serangan roket Hamas. Informasi ini dilansir kantor berita AFP, Minggu (16/5/2021).
Di samping itu, Biden pun menghubungi Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, kepadanya ditekankan agar Hamas menghentikan serangan ke Israel dan mencari solusi dua negara. (Detiknews, 17/05/21)
Berikutnya soal peran Organisasi Kerjasama Islam (OKI), pada pertemuan virtual yang diketuai oleh Arab Saudi, telah menghimpun negara-negara Islam guna mencari solusi atas Palestina. Namun kenyataannya solusi yang ditawarkan berupa 18 kesepakatan perdamaian tersebut akhirnya hanya bermuara pada kecaman tanpa adanya upaya yang nyata. (Republika.co.id, 16/05/21)
Hal senada pun disampaikan oleh Menlu RI, Retno LP Marsudi. Dalam penyampaiannya beliau menghimbau kepada OKI agar lebih memaksimalkan lagi perannya sehingga gencatan senjata dapat segera dilakukan sehingga segala bentuk kekerasan yang terjadi di Palestina dapat dihentikan, seraya menyampaikan pula bahwa Indonesia ikut mengecam tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. (Detiknews, 16/05/21)
Jika ditilik dari serangkaian kejadian maupun tindakan di atas maka yang kita dapatkan hanyalah kecaman demi kecaman saja tanpa ada aksi yang nyata. Apakah cukup hanya dengan pernyataan kecaman tersebut kemudian dapat menghentikan tindakan zionis Israel, setelah serangan demi serangan yang telah dilakukan secara membabibuta?
Pada faktanya, lagi-lagi tak satu pun pihak yang dapat menghentikan semua tindakan brutal tersebut. Tidak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), tidak pula Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Padahal sebagaimana diketahui bersama bahwa AS merupakan representasi dari badan perdamaian dunia dan sudah semestinya sejak awal penyerangan terjadi, AS dapat secara langsung turun tangan guna mengatasi pertikaian yang ada. Namun kenyataannya setelah kejadian tersebut terjadi secara masif dan keadaan semakin memanas, kemudian telah jatuh korban dimana-mana serta rusaknya berbagai fasilitas umum, justru PBB tidak ada di daerah konflik dan ikut melerai atau berdiri sebagai penengah. Lalu seperti apakah peran PBB?
Selanjutnya pada pemaparan penulis baru-baru lalu. Telah kita ketahui bersama bahwa yang melahirkan negara Israel adalah Perancis dan Inggris, sementara AS bertindak sebagai ibu yang mengasuhnya, maka sudah barang tentu upaya yang dilakukan pun terkesan tidak serius. Sama hal dengan apa yang dilakukan OKI. Padahal jika mau, OKI dapat melakukan konsolidasi dalam satu komando guna menghimpun tentara dari negara-negara muslim untuk kemudian dikerahkan menuju medan jihad. Akan tetapi lagi-lagi tiada tindakan bermakna yang dapat dilakukan, selain berdiri di belakang pasukan negaranya masing-masing sambil menonton aksi brutal yang terjadi di depan mata. Semua jelas akibat dari terpisahnya negeri-negeri kaum muslimin menjadi Nation State (negara bangsa).
Sejak runtuhnya institusi pelindung bagi kaum muslimin, maka sejak itu pula bencana demi bencana dialami oleh umat Islam. Kaum muslim layaknya hidangan yang diperebutkan oleh para musuh-musuh Allah. Rasa individu, kedaerahan, hingga perasaan bahwa kami berbeda ras dan juga warna kulit, menjadikan umat Islam tercerai- berai, hilang kehormatan dan juga harga diri.
Semua diakibatkan oleh jauhnya umat dari pemahaman akan agamanya. Aturan Allah dikesampingkan kemudian ditukar dengan hukum buatan manusia. Ideologi negara berubah dari Islam menjadi sekuler, memasung kekuasaan Allah hanya pada ruang-ruang tertentu saja.
Padahal Allah Subhanahu Wata'ala telah menyatakan di dalam Al-Qur'an melalui firman-Nya;
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُونَ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 110)
Akan tetapi, selama umat ini tidak kembali sebagaimana umat terdahulu dalam menyerukan Islam di tengah-tengah manusia, maka selama itu pula muru'ah dan juga kehormatan kaum muslimin akan terinjak-injak. Jika hari ini terjadi di Palestina, maka besok akan terjadi di Suriah, besoknya lagi di Rohingya, kemudian Pakistan, Uigur, Pattaya, dls. Kejahatan, pembantaian, pemerkosaan, dan segala macam intimidasi telah diderita umat hingga hari ini. Di samping itu pula, terjadi krisis moral berkepanjangan bagaikan penyakit kronis yang menggerogoti tubuh umat Islam selama bertahun-tahun. Sebab itu, sadarlah wahai kaum muslimin, perhatikan seruan Allah Swt dalam Al-Qur'an melalui ayat berikut. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah 2: 208)
Oleh karenanya, tidak ada solusi lain yang dapat ditawarkan guna mengatasi permasalahan tersebut di atas kecuali dengan solusi Islam, yaitu dengan penegakkan sistem kepemimpinan yang satu bagi seluruh kaum muslimin, Khilafah Islamiyah. Sehingga segala problematika yang terjadi hari ini dapat teratasi dengan sempurna. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nur 24: Ayat 51). Wallahu'alam bis Showab.[]
Photo : Pinterest
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]