Menepis Kerikil di Jalan Hijrah

Salah satu naskah True Story Challenge ke-3 Narasipost.com.
Naskah sesuai asli si penulis(tanpa editan dari admin NarasiPost.Com)


Oleh : Rery Kurniawati Danu
(Praktisi Pendidikan)

NarasiPost.Com-Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”(QS. Ali Imran: 133)

Awal Mula Hijrah.

Masyaa Allah, bagaimana tidak tergiur dengan surga yang luasnya seluas langit dan bumi sedangkan luas satu langitgalaksi Bimasakti saja sulit kita bayangkan. Dan Allah menjanjikan surga yang tentu jauh lebih luas. Syaratnya hanyasatu yaitu takwa.  

Diusia yang hampir separuh baya, terfikir bagaimana bisa mendapatkan surga sedangkan sejak baligh sampai saat ini, tidak banyak ilmu agama yang dipahami, selain sekedar tahu tata cara sholat, puasa, membaca Al Quran pun sekedarnya. Meski terlahir dan hidup dalam keluarga muslim, nyatanya tidak lantas membuat diri mengenal Islam dengan benar. Jika setua ini baru mulai belajar agama, bagaimana mungkin berharap surga? Sedangkan hari-hari lebih banyak dihiasi maksiat, entah menggibah, bermain dengan riba, bercengkaram dengan tetangga di depan rumah tanpa menggunakan hijab, ikhtilat dan senda gurau dengan teman-teman pria, astagfirullahaladzim. Sedekah yang mampu melunturkan dosa pun tidak lebih dari recehan sisa-sisa uang belanja.

Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu! “Ah, bagaimana caranya ya Allah?” Jika bukan karena rahmat-Nya tentu tidak mungkin pendosa sepertiku bisa menjadi penghuni surga. Begitulah sampai suatu waktu, di pertengahan 2017, Allah mempertemukanku dengan teman-teman kajian. Dari sini bermula, perjalanan hijrah yang ternyata tidak juga mudah. Teramat banyak kerikil-kerikil kecil yang bertebaran menahan laju perjalanan. Tapi barangkali disitulah makna perjuangan. 

Mengganti Isi Lemari

Ya, memulai hijrah, hal pertama yang bersegera dilakukan adalah mengganti baju-baju di lemari dengan gamis. Diawal mengikuti kajian topik pertama yang dibahas adalah tentang akidah bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta dan manusia adalah ciptaan-Nya. Allah menciptakan manusia lengkap beserta aturan dan larangan yang harus ditaati. Dan hal ini disampaikan pada umat manusia melalui Rasulullah SAW. Satu hal yang kemudian ditekankan dalam kajian waktu itu adalah untuk segera menutup aurat dengan sempurna.

Kerikil pertama mulai ditemukan. Pemahamanku dan pemahaman orang-orang pada umumnya tentang baju syar’imasih keliru. Baju muslimah dianggap cukup menutup aurat jika tidak ketat walaupun bentuknya setelan rok atau celana. Hingga kemudian dipahamkan dalil yang mendasarinya, bahwa baju perempuan jika keluar rumah harus dilapis jilbab yaitu baju kurung yang longgar menutup seluruh badan (tanpa ada potongan atas dan bawah). 

Sebagaimana perintah Allah SWT dalam QS. Al Ahzab: 59, 
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakperempuanmu, dan istri-istri orang mukmin hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka....”. 
Hal inilahyang kemudian memantapkan untuk bersegera menutup auratdengan sempurna. Taat tanpa tapi tanpa nanti-nanti.

Mengubah Baju Kerja

Jika sebelumnya relative mudah, tidak demikian dengan bagian dimana harus mengganti baju kerja. Bekerja di kantor tentu harus menggunakan seragam sesuai aturan yang sudah ditentukan terutama model dan bentuknya. Baju kerja yang aturannya berupa setelah atasan dan bawahan tentu tidakmemenuhi syarat baju syar’i. Membuat baju kerja yang baru juga bukan pilihan mudah karena memerlukan biaya tidak sedikit untuk beberapa baju seragam. Akhirnya mencoba mencari cara agar baju lama masih dapat digunakan. Seragam kerja atasan pun diubah fungsinya menjadi luaran (outer), sedangkan bagian dalamnya menggunakan gamis yang sewarna dengan bawahan.

Baju kantor sudah sesuai syariat. Tetapi masalahnya belum selesai. Tantangan sesungguhnya adalah ketika mulai menggunakan baju syar’i ke kantor. Bagi masyarakat pada umumnya, baju gamis biasanya dipakai untuk pergi kepengajian atau menghadiri undangan pesta, sedangkan baju kantor adalah baju resmi lengkap dengan berbagai atribut, logo, dsb.

Bismillah, dengan niat karena ingin segera melaksanakan perintah Allah SWT, baju kantor modifikasi pun dipakai juga. Reaksi “aneh” terlihat dari beberapa orang yang sempat memperhatikan baju yang kupakai. Tapi justru ini menjadi kesempatan untuk mendakwahkan tentang baju yang sesuai tuntunan syariat. Alhamdulillah, tidak perlu waktu lama, orang-orang di kantor pun mulai terbiasa. 

Tidak Berdandan dan Selfie

Fitrahnya perempuan senang dengan urusan kecantikan dan karenanya punya berbagai macam kosmetik seperti bedak, lipstick, eye shadow, mascara, dsb. Banyak sekali macamnya, ditambah peralatan pelengkapnya seperti kuas, sponge, kapas,dsb. Meski aku tidak suka berdandan dan hanya seperlunya menggunakan berbagai kosmetik tadi, tetapi peralatan tersebut seakan wajib dimiliki. Sejalan dengan senangnya perempuan dengan urusan kecantikan dan keindahan, perempuan umumnya juga senang jika penampilannya dipuji. Itulah mengapa selfie seringkali dilakukan para perempuan.

Baik berdandan maupun selfie bukan hal yang dilarang bagi muslimah, tentu jika dilakukan bukan diruang publik. Hasil berdandan dan foto cantiknya hanya boleh dilihat oleh sesama perempuan dan mahrom saja. Akan tetapi yang banyak terjadi adalah para muslimah berdandan dan bergaya cantik di depan kamera untuk dikonsumsi publik bahkan disebarluaskan melalui media sosial. Beruntung kedua aktifitas tersebut bukan kebiasaan yang suka dilakukan, sehingga tidak sulit untuk meninggalkannya.

Melepas Asuransi

Informasi mengenai haramnya riba dalam asuransi sudah tersebar luas di masyarakat baik melalui media sosial, buku-buku bacaan, maupun dari kajian-kajian Islam. Oleh karenanya, keinginan untuk segera melepas asuransi pun sudah tidakterbendung lagi. 

Tidak peduli lagi berapa uang yang kembali atau bahkan jika tidak ada sama sekali. Meski agen asuransi menjelaskan gambaran-gambaran kerugian secara finansial jika polis ditutup. Pilihan sudah mantap, tekad sudah bulat, karena Allah saja maka sisa riba harus segera ditinggalkan.

Tidak perlu waktu lama, polis asuransi pun berhasil ditutup. Tantangannya justru bukan dari proses tutup-menutup asuransi. Permasalahan muncul justru dari teman-teman yang terusik dengan postingan-postingan tentang haramnya riba dan asuransi di beranda media sosial. Terjadi perdebatan panjang dengan beberapa teman khususnya yang menjadi agen asuransi. Barangkali banyak juga teman lain yang merasa tersinggung meski tidak ikut mendebat. Mudah-mudahan keterusikan itu akan mengantarkan mereka pada hidayah Allah SWT untuk segera meninggalkan kegiatan asuransi. Aamiin yarabbalalamin.

Menepis Kerikil Di Jalan Hijrah

Jika esok adalah kematian, apakah amal yang akan dikerjakan disisa waktu sampai esok? Kelak tulisan ini menjadi saksi ikhtiar meraih ridho Allah SWT. Bahwa dalam perjalanannya banyak menemukan kerikil-kerikil yang mengganggu dan menyingkirkannya merupakan tantangan tersendiri. Penerapan syariat Islam memang bukan hanya tanggungjawab individu, tetapi juga masyarakat muslim seluruhnya dan negara sebagai institusinya. Sehingga tidak sulit bagi setiap individu menerapkan syariat ditengah-tengah masyarakat. Makin merindu rasanya menanti kehadiran peradaban Islam.

Perjalanan baru saja dimulai. Di langkah selanjutnya pasti akan ditemukan lagi kerikil lainnya. Berharap Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan-kemudahan dalammenghadapinya. Aamiin allahumaamin.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Ikhas Menerima Takdir_Nya
Next
Pantang Menyerah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram