“Salah satu naskah motivasi dalam Challenge ke-2 NarasiPost.Com dengan tema “Valentine dalam Perspektif Islam”
Oleh: Lilik Yani
NarasiPost.com - Cinta dan kasih sayang tak sekadar dalam ucapan di bibir. Perlu ada pembuktian berupa tindakan. Buktinyapun bukan sekadar setangkai bunga mawar, sebatang coklat, atau sebuah barang bertuliskan 'love' semata. Lantas apa bukti cinta dan kasih sayang dalam Islam?
Setiap Muslim memiliki kewajiban berdakwah. Menyampaikan kebenaran tentang Islam kepada seluruh umat manusia. Melanjutkan tugas mulia Rasulullah Saw, para sahabat, juga khalifah penggantinya. Tugas mulia itu terus diemban hingga keindahan Islam bisa dinikmati seluruh umat di manapun berada. Hingga tak ada satupun yang protes karena belum tahu syariat Islam yang harus dijalankannya.
Siapa saja yang harus kita cintai?
Setiap orang yang kita temui. Tak peduli miskin atau kaya, tua atau muda. Tak melihat cantik atau sederhana. Tak juga memperhatikan status pendidikannya, semua memiliki hak sama untuk mengetahui Islam secara sempurna. Hingga tahu aturan Islam yang benar sesuai hukum syara. Itulah bukti cinta dan kasih sayang kita pada setiap umat manusia.
Apakah setiap bentuk cinta yang kita sampaikan akan diterima? Bisa ya, bisa pula tidak. Ketika berhadapan dengan obyek dakwah yang lembut hatinya, tiada jawaban kecuali sami'na wa atha'na. Hanyalah ketaatan yang diucapkannya.
Namun tak semudah itu perjuangannya. Banyak liku-liku yang harus dihadapi dengan kenikmatan 'luar biasa'. Penolakan itu adalah makanan sehari-hari. Sabarlah. Bukankah saat Rasulullah berdakwah mengalami siksa tiada tara. Bukan sekadar bully-an dengan mulut yang tiada habisnya. Ditambah dengan siksaan fisik yang tak terduga.
Ketika melihat Rasul dilempari batu hingga berdarah. Hingga membuat gemas malaikat, ingin segera menghajar mereka. Apa yang dikatakan Baginda tercinta? Mereka melakukan itu karena tidak tahu. Jika mereka tahu, tak akan tega membuat kekasih Allah terluka.
Biarlah mereka menolak bentuk cintaku saat ini, karena ketidaktahuan mereka. Mereka punya anak, cucu, dan keturunan selanjutnya. Boleh jadi orang tuanya menolak. Siapa tahu anak keturunannya diijinkan Allah beriman, menerima aturan Allah sebagai bukti cinta. Berkat kesabaran itu berbuah manis pada akhirnya.
Jika Rasulullah Saw ditolak sedemikian rupa, padahal beliau sangat dekat dengan Rabb-Nya. Lantas apalah arti kita, mengharap dakwah langsung diterima semua umat manusia.
Sahabat seperjuangan di jalan kebenaran, tiada kesulitan sedikitpun bagi Allah membuat seluruh umat di dunia ini beriman semuanya. Namun Allah hendak mencoba hamba-Nya. Seberapa tangguh perjuangan yang dilakukan, ketika perintah dakwah dikobarkan. Adakah rasa cinta pada saudara sesama manusia agar diajak ke jalan takwa? Seberapa besar rasa sayang pada saudara seiman untuk kembali bangkit menerapkan aturan Islam?
Sahabat, Allah hendak menguji keimanan kita. Seberapa besar kepedulian kita pada sesama? Apakah mencukupkan diri beriman tanpa peduli saudaranya dalam kesesatan? Apakah berjuang sekadar lepas kewajiban atau mengerahkan seluruh jiwa raga agar saudaranya kembali menjalankan ketaatan?
Ya Allah, ampuni kami jika perjuangan mengenalkan ajaran-Mu masih ala kadarnya. Sekadar tunai kewajiban belum mengerahkan segenap jiwa raga. Ampuni kami yang belum memaksimalkan upaya mengajak saudara seakidah untuk bangkit pemikiran dan ikut berjuang mendakwahkan ajaran Islam yang indah, sebagai bentuk cinta pada sesama.
Dakwah tak bisa sendirian. Surga teramat luas jika hanya dinikmati segelintir manusia. Saatnya mengajak orang sebanyak-banyaknya. Untuk kembali mengenal Allah, menerapkan seluruh aturan yang disiapkan Allah untuk pedoman hidupnya. Kemudian mengajarkan kepada saudara Muslim lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh umat manusia nantinya tiada yang mengeluh bahwa ajaran Allah belum sampai padanya.
Dakwah Bukti Cinta dan Kasih Sayang
Kepedulian kita pada sesama, semangat kita untuk menjelaskan keindahan Islam dengan berbagai cara. Jerih payah mengerahkan seluruh potensi diri dengan sekuat tenaga demi memahamkan aturan Allah kepada setiap orang yang ditemuinya. Semua itu demi apa? Ya, karena ada cinta dan kasih sayang hendak disalurkan pada saudaranya. Tak hanya saudara sedarah, satu keluarga. Namun saudara seakidah karena memiliki Rabb sama yaitu Allah Swt. Agama yang sama yaitu Islam. Kitab suci sebagai pedoman hidup yang sama yaitu Alquran. Rasul sang teladan kebaikan yaitu Muhammad Saw.
Ya, karena dakwah itu hakikatnya bentuk cinta dan kasih sayang kita kepada sesama saudara. Tanpa ada cinta maka kita akan mudah menyerah ketika ditolak. Tanpa ada kasih sayang, terasa berat melakukan perjuangan melewati banyak rintangan. Tanpa ada cinta dan kasih sayang, tak akan masuk menembus hati yang penuh bara.
Ya, dakwah itu cinta dan kasih sayang. Cinta sesama saudara agar terhindar siksa api neraka. Kasih sayang sesama saudara agar kembali hidup bersama menikmati keindahan surga. Cinta dan kasih sayang sesama saudara demi meraih rida Allah di setiap suasana.
Jika benar dakwah karena cinta dan kasih sayang, masih adakah keluhan jika mendapat penolakan saat menyampaikannya? Seharusnya tidak ada. Karena sadar yang dibawa adalah kebaikan, dan selalu mengajak ke jalan keselamatan.
Jika benar dakwah dilakukan demi cinta dan kasih sayang pada saudara, masihkah tega membiarkan saudara seiman dalam kesesatan? Menolak aturan Allah diterapkan, memilih aturan manusia, lalu kita mengabaikan karena bukan urusan kita? Tugas yang berat, karena dianggap sok suci ketika mendakwahkan syariat Islam. Kebanyakan menganggap ibadah cukup ritual yang umumnya dilakukan. Sholat, puasa, zakat, sudah luar biasa. Mengapa harus ikut-ikutan mendakwahkan urusan pemerintahan?
Nah, ketika onak duri menghadang. Terkadang argumen yang sudah kita persiapkan matang dipatahkan. Lalu terjadi perdebatan, adu dalil dan saling menganggap pilihannya paling benar. Apakah kita tetap berhati dingin menghadapi saudara demikian? Apakah masih tersimpan cinta dan kasih sayang pada mereka?
Hanya Allah yang bisa menguatkan hati kita agar tak mudah terpengaruh rayuan setan. Kita libatkan Allah sang pemilik hati semua insan. Mohon diberikan kekuatan dan jiwa tangguh menghadapi segala tantangan. Mereka menolak karena belum paham. Mohon pertolongan Allah agar hati saudara kita dilembutkan hingga bisa menerima kebenaran yang kita sampaikan.
Cinta dan kasih sayang hendaklah terus dihembuskan, hingga mereka paham bahwa kita tulus ikhlas memberikan. Bukan karena ingin mendapat balasan, bukan pula ingin dianggap sebagai pahlawan atau pejuang. Cinta dan kasih sayang kita kepada mereka semata-mata demi meraih rida Allah.
Demikianlah Islam memandang, cinta dan kasih sayang sesungguhnya kepada saudara Muslim. Bukan sekadar ucapan cinta berulang-ulang lewat bibir tanpa pembuktian. Dan buktinyapun bukan sekadar setangkai mawar merah atau sebatang coklat dijalin pita indah. Bukan pula sebentuk barang bertuliskan 'love' yang membuat hati bahagia sesaat.
Namun cinta dan kasih sayang menurut pandangan Islam, ketika kita berupaya tak kenal lelah mengajak semua saudara Muslim kembali menjalankan ketaatan, berlomba dalam kebaikan, berburu rida Allah hingga berakhir ketika kaki sudah menapak ke jannah.
Wallahu a'lam bish shawwab
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]