Walaupun berulang kali Hamas ditinggal oleh pemimpinnya, tetapi perjuangannya untuk membebaskan tanah Palestina dari tangan Yahudi Israel tidak akan berhenti.
Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Assalamualaikum, Sobat. Kalian pasti sudah mendengar kabar bahwa kaum muslim, khususnya yang berada di Palestina kembali kehilangan sosok pejuang yang luar biasa. Apakah kalian juga mengalaminya, Sobat? Apakah kalian tahu siapa dia? Ya, sosok ini merupakan pemimpin Hamas yang baru saja diangkat menggantikan Ismail Haniyeh kurang lebih 2 bulan lalu, yaitu Yahya Sinwar.
Sobat, Yahya Sinwar dikabarkan syahid diakibatkan serangan Israel pada Rabu, 16 Oktober 2024. Jasadnya ditemukan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan bekas tembakan tank. Dia ditemukan dalam kondisi syahid dengan menggunakan pakaian tempur lengkap. Dilansir dari CNNIndonesia.com, Sobat, sebelum Yahya syahid, dia sempat melakukan perlawanan sengit dengan pasukan Israel yang sedang patroli di Rafah, Gaza Selatan. Bahkan di detik-detik kematiannya, ia sempat melempar dahan ke drone yang mengincar dia.
Sobat, perjuangan Yahya Sinwar begitu gigih membela Palestina. Hal tersebut terlihat bagaimana sepak terjang Yahya Sinwar bagi pembebasan tanah Palestina yang dirampas oleh Yahudi Israel.
Sepak Terjang Yahya Sinwar
Sobat, kalian tahu tidak? Yahya Sinwar ternyata bergabung dengan pasukan Hamas sudah cukup lama, lo. Ia bergabung dengan pasukan Hamas sejak awal organisasi tersebut berdiri, yakni pada 1987. Bahkan sebelum ia bergabung dengan Hamas, ia sudah kerap kali berurusan dengan Israel sejak tahun 1980-an. Ia pun berulang kali ditangkap oleh para Zionis Yahudi akibat aktivisme antipendudukan di Universitas Islam Gaza.
Setelah itu, Sobat, ketika Hamas sudah berdiri, ia menjadi pemimpin sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam. Ia pun kerap kali melakukan berbagai operasi-operasi militer bersama kelompok tersebut. Hanya saja, pada tahun 1988, Yahya sempat ditangkap oleh Zionis Yahudi atas tuduhan pembunuhan dan penangkapan dua tentara Israel. Dia mendapatkan hukuman seumur hidup, tetapi akhirnya Yahya bisa bebas karena perjanjian pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel pada 2011.
Selanjutnya, setelah Yahya bebas, Sobat. Ia pun melanjutkan perjuangannya untuk membebaskan Palestina dengan kembali naik ke biro politik Hamas dan ditugaskan untuk berkoordinasi dengan Brigade Al Qassam. Dia tidak takut dan tidak gentar walaupun berulang kali ditangkap oleh Israel. Apalagi kita tahu Sobat, orang yang menjadi tawanan Israel pasti disiksa, tetapi Yahya justru terus memainkan peran politik dan melakukan operasi militer Hamas selama serangan tujuh minggu Israel di Gaza pada 2014 lalu. Keren ya, Sobat.
Tidak hanya itu, Sobat, ia pun disebut Israel sebagai dalang atau mastermind pada 7 Oktober 2023 lalu. Yahya Sinwar telah melakukan berbagai operasi politik dan militer. Ia tidak banyak berpidato ataupun melakukan perjalanan regional sebagaimana Ismail Haniyeh, ia bungkam sejak Oktober 2023 lalu, sampai akhirnya ia diangkat menjadi pemimpin Hamas kurang lebih 2 bulan lalu. (CNNIndonesia.com, 08-08-2024)
Hanya saja, kini Yahya Sinwar telah syahid lebih dahulu dan ia merupakan pemimpin Hamas kedua yang syahid oleh Israel. Lantas, apakah perjuangan Hamas akan terhenti, Sobat? Jawabannya, tentu tidak.
Perjuangan Tidak Padam
Asal kalian tahu, Sobat, walaupun berulang kali Hamas ditinggal oleh pemimpinnya, tetapi perjuangannya untuk membebaskan tanah Palestina dari tangan Yahudi Israel tidak akan berhenti. Kematian pemimpin mereka justru membuat perjuangan Hamas kian membara. Masih banyak Yahya Sinwar-Yahya Sinwar yang lainnya siap bertempur melanjutkan perjuangan dan membebaskan tanah Palestina. Hamas tidak akan kehilangan pejuang-pejuang yang rela syahid di jalan Allah, justru itulah yang menjadi tujuan mereka, yaitu kematian di medan perang.
Apakah kalian tahu, Sobat bahwa kematian di medan perang untuk membela agama Allah memiliki banyak keistimewaan di hadapan Allah. Rasulullah bersabda, “Bagi orang yang mati syahid ada enam keistimewaan, yaitu diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya di dalam surga, dilindungi dari azab kubur dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memberikan syafaat bagi tujuh puluh orang kerabatnya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Siapa yang tidak tergiur dengan keistimewaan tersebut, Sobat? Pasti kalian juga tergiur ‘kan? Jelaslah bagi orang beriman mereka sangat menginginkan surga menjadi tempat terakhir dalam hidupnya. Begitu pula para pejuang Hamas tidak akan gentar untuk terus berjuang menghalau dan berperang membela tanah Palestina walaupun nyawa taruhannya. Mereka tahu bahwa ketika mereka syahid dalam perjuangan ini maka Allah telah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya.
Oleh karenanya, Sobat, kematian para pemimpin Hamas yang lebih dahulu ini justru menjadi inspirasi bagi para pemuda dan anak-anak untuk meneruskan perjuangannya sampai Palestina bebas dari tangan penjajah. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia mengatakan bahwa kematian Sinwar justru menumbuhkan semangat perlawanan di Palestina, Sobat. Sang pejuang akan tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya. Selama agresi masih terus berlanjut maka perlawanan akan terus dilakukan. Hal itu memang terlihat jelas, Sobat. Bagaimana anak-anak Palestina tidak takut dan gentar untuk tetap berada di tanah Palestina. Bahkan, mereka tidak takut akan kematian yang sewaktu-waktu diakibatkan bom atau tembakan tank mengincar pengungsian mereka.
Sungguh perjuangan mereka sangat luar biasa, Sobat. Hal ini berbeda jauh dengan para pemimpin dunia yang memiliki kekuasaan. Mereka mengaku bahwa tindakan Israel melanggar hak asasi manusia, telah melakukan genosida, dan kejahatan lainnya. Namun, mereka tidak mampu untuk menghukum Israel dan menghentikan kejahatannya.
Diamnya Penguasa Dunia
Bukankah ini sangat miris, Sobat. Ada Badan Perdamaian Dunia yang digadang-gadang menjadi badan untuk menjaga keamanan dunia dari berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi tidak berkutik untuk menghentikan genosida yang terjadi di tanah Palestina. Mereka mengakui bahwa Israel telah melakukan genosida, tetapi nyatanya mereka tidak mampu untuk menghukum Israel, padahal logikanya, Sobat, ketika seseorang melakukan pelanggaran hukum maka harusnya dihukum. Namun, untuk Israel hukum itu seakan tidaklah berarti.
Kira-kira kalian tahu tidak, mengapa Israel tidak kunjung mendapat hukuman? Bahkan Badan Perdamaian Dunia tidak mampu menghentikan kebengisan Israel? Sini-sini, Sobat aku kasih tahu. Israel sampai kapan pun tidak akan pernah dihukum karena kebengisannya di tanah Palestina sebab ada kekuatan besar yang menjaga dan membiayai mereka, siapa mereka? Jawabannya adalah Amerika Serikat. Negara adidaya ini diketahui telah mendukung Israel dari belakang. Mereka mengucurkan dana yang begitu fantastis untuk persenjataan militer Israel. Bahkan belum lama, Sobat, Amerika Serikat menggunakan hak vetonya untuk menghentikan keputusan Dewan Perwakilan Bangsa-Bangsa untuk menghukum Israel. Ngeri ‘kan, Sobat!
Hanya saja, Sobat, para pemimpin negara muslim di dunia seharusnya bisa membantu Hamas untuk mengusir Israel dari tanah Palestina, sebab ketika seluruh kaum muslim bersatu maka kekuatan kaum muslim pun begitu kuat. Namun, nyatanya para pemimpin negara muslim hanya diam seribu bahasa, Sobat. Mereka hanya memberikan kecaman yang tidak berarti, bantuan yang bersifat sementara, padahal yang diinginkan oleh kaum muslim di Palestina adalah kebebasan dari penjajahan Yahudi Israel. Membantu tentara Hamas untuk memerangi Israel dan mengusir mereka dari tanah Palestina.
Namun, nyatanya yang memperjuangkan tanah Palestina adalah sekelompok kaum, Sobat. Mereka rela mati di medan perang dan tahan akan siksaan serta teguh terhadap berbagai cobaan untuk terus mempertahankan tanah Palestina. Ketika para pemimpin negara muslim hanya diam, sudah seharusnya kita masyarakat kaum muslim di seluruh dunia membantu mereka dan menyambut seruan untuk bersatu membebaskan Palestina di bawah satu naungan, Sobat.
Menyambut Seruan Palestina dalam Satu Naungan
Naungan tersebut adalah Khilafah Islamiah, Sobat. Sebuah institusi satu-satunya yang bisa membebaskan Palestina dari cengkeraman Israel, bahkan mampu mengalahkan Amerika Serikat sekaligus. Kalian tahu, Sobat, Khilafah Islamiah memiliki tentara yang luar biasa kuat dan hebat, para panglimanya memiliki banyak strategi perang, dan memiliki peralatan perang yang canggih untuk menggentarkan musuh-musuh Islam.
Sepanjang sejarahnya, Sobat, penaklukan dan pembebasan Palestina dilakukan di bawah Khilafah Islamiah, mulai dari Khalifah Umar bin Khaththab, Salahuddin al-Ayyubi, dan khalifah-khalifah lainnya yang menjaga Palestina dari cengkeraman Yahudi Israel hingga Daulah Khilafah Islamiah berhasil diruntuhkan oleh Inggris dan menjadi cikal bakal Yahudi Israel kembali berkuasa di tanah Palestina hingga saat ini.
Oleh karena itu, Sobat, kalian dan kaum muslim harus segera menyadari bahwa kita telah dicerai-beraikan oleh musuh-musuh Islam agar kaum muslim menjadi lemah dan tidak berdaya sehingga mudah dijajah, gampang dikendalikan, dan rela dimanfaatkan oleh negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat. Kaum muslim dibuat tidak mampu menolong saudaranya yang terzalimi, tertindas, bahkan dibunuh oleh musuh Islam, yaitu Israel, padahal kaum muslim di seluruh dunia adalah saudara yang diwajibkan untuk saling menolong saudaranya ketika mereka dizalimi.
Sobat, mari kita rapatkan barisan untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina dengan berdakwah untuk mengembalikan tegaknya Khilafah Islamiah sebab hanya dengan tegaknya Khilafah Islamiah, kaum muslim bisa disatukan dalam satu naungan dan akan mampu membebaskan Palestina dari jajahan Israel. Kita tidak bisa hanya berharap pada Badan Perdamaian Dunia sebab mereka juga merupakan antek-antek musuh-musuh Islam yang justru memelihara Israel.
Wallahu a’lam bish-shawaab. []
Islam tak pernah kehabisan pejuangnya yang gagah berani senantiasa di medan terdepan menghadapi musuh2 kuffar
Semoga umat bisa mengambil pelajaran sari syahidnya Yahya Sinwar
Islam harus bersatu untuk membebaskan Palestina
Kematian Yahya Sinwar menjadi pemantik perjuangan lebih keras lagi agar kaum muslimin bersatu dlm merebut kemerdekaan palestina. Barakallah Mb Siti naskahnya keren. Sukses selalu
Mari bersatu, hanya kekuatan persatuan Islam yang mampu menjaga umat dari kezaliman. Gugur satu tumbuh seribu.
Perjuangan umat Islam akan terus menyala hingga Palestina bebas dari kaum zionis laknatullah. Meski para pemimpin Hamas telah gugur akan tumbuh seribu para pemimpin dan para pejuang yang hebat. Islam pasti menang Islam pasti mempimpin dunia kembali
Perjuangan akan terus membara.
Pejuang2 sejati akan terus mengobarkan semangat perjuangan pembebasan Syam yg diberkahi.