Nasihat Tanda Cinta

Nasihat Tanda Cinta

Nasihat merupakan salah satu bukti cinta seseorang kepada saudaranya, lo. Bukan tanda sok ikut campur urusannya atau justru merendahkan dan menggurui mereka.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hai Sobat, kalian pasti pernah mendengar firman Allah ini ‘kan, “Hendaklah ada di antara kamu segolongan manusia yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

Dalam ayat ini, Sobat, terkandung makna perintah Allah kepada hamba-Nya agar saling mengajak dalam kebaikan dan mencegahnya dari kemungkaran atau kemaksiatan. Artinya, ketika ada seseorang melakukan kemaksiatan atau melanggar syariat Allah, kita wajib mengingatkan mereka untuk kembali ke jalan yang benar.

Hanya saja, pernahkah ketika kalian mengingatkan seseorang, terkadang kalian justru dibenci, dijauhi, bahkan dimusuhi? Sebaliknya, ketika kalian diingatkan oleh seseorang, justru kalian membenci dan menjauhi mereka. Ayo, pernah enggak, kalian di posisi ini? Kalau aku dahulu sih pernah, Sobat. Aku pernah menjauhi seseorang karena diingatkan dan juga pernah dibenci karena mengingatkan. Nah, kalian tahu enggak, apa penyebabnya kita bersikap seperti itu?

Penyebab Sulit Menerima Nasihat

Penyebab seseorang sulit dinasihati atau diingatkan perihal kemaksiatan yang mereka lakukan, salah satunya akibat nafsu dan ego yang tinggi, Sobat. Seseorang dengan ego yang kuat sulit untuk membuka diri atas nasihat dari orang lain sebab mereka selalu merasa bahwa tidak butuh nasihat dari orang lain. Nafsu dan ego itulah yang membuat seseorang berusaha untuk mengingkari kebenaran yang dibawa oleh orang yang mengingatkan tersebut. Bahkan orang yang mengingatkan dianggap selalu mencampuri urusannya sehingga membuat mereka tidak mau menerima kebenaran, Sobat.

Tidak dimungkiri bahwa Allah telah menciptakan pada diri manusia sebuah naluri, salah satunya garizah baqa, yaitu naluri mempertahankan diri. Naluri ini ketika tidak didasarkan pada pemahaman Islam maka pemenuhannya akan salah, seperti ketika kebenaran datang dari orang lain, lalu mereka merasa terancam.

Selanjutnya, Sobat, faktor penyebab seseorang sulit menerima kebenaran, yaitu adanya kepentingan dunia yang lebih mendominasi dalam dirinya. Tidak dimungkiri sih, seseorang yang sulit menerima kebenaran biasanya diakibatkan kepentingan dunia yang tidak ingin ia tinggalkan. Mereka sudah telanjur asyik berkecimpung di dalamnya.

Misalnya, seseorang yang melakukan kemaksiatan, seperti pacaran dan aktivitas lainnya yang melanggar hukum syarak sulit dinasihati sebab takut nantinya akan kehilangan perhatian sang pacar atau dijauhi oleh teman-temannya karena dianggap radikal atau kurang pergaulan. Apalagi saat ini pengaruh dari pergaulan di sekolah maupun di lingkungan luar sangat kuat untuk seseorang melakukan kemaksiatan, Sobat. Alhasil, mereka sukar menerima kebenaran dan justru menjauhi orang yang memberikan nasihat.

Jadi teringat perkataan ulama besar nih, Sobat. “Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan, minum, tidur, dan istirahat pun tidak akan terasa enak baginya. Begitu juga dengan hati yang sakit karena telah terpikat dengan cinta dunia maka nasihat-nasihat tidak lagi berguna baginya.” (Malik bin Dinar). Wah, ngeri ‘kan Sobat. Ayo, siapa kira-kira yang seperti perkataan di atas? Jangan ya Dik, ya.

Tidak hanya itu, Sobat, faktor utama seseorang sulit menerima kebenaran adalah bisikan dari setan. Tahu ‘kan kalian, bagaimana sifat setan? Setan adalah makhluk yang terus menggoda manusia dari arah mana pun. Dia terus memberikan bisikan-bisikan jahat kepada manusia agar tidak mau menerima kebenaran sebab dia ingin manusia mengikuti langkah-langkahnya. Weh, seram gak tuh? Alhasil, ketika seseorang tidak memiliki keimanan yang kukuh dan tidak mau membuka hatinya, maka kebenaran akan sukar diterimanya.

Nah, itulah faktor kenapa terkadang seseorang membenci nasihat, Sobat. Begitu pula membenci orang yang memberikan nasihat kepadanya, walaupun nasihat tersebut telah disampaikan dengan baik dan pada waktu yang tepat, Sobat, padahal nasihat sebenarnya merupakan bentuk kepedulian saudara kita, lo.

Nasihat Bentuk Cinta

Sobat, kalian tahu tidak, ternyata nasihat merupakan salah satu bukti cinta seseorang kepada saudaranya, lo. Bukan tanda sok ikut campur urusannya atau justru merendahkan dan menggurui mereka. Pasti kalian bertanya-tanya ‘kan, apa iya? Sini Sobat, aku kasih penjelasan. Cinta itu butuh pembuktian ‘kan? Nah, salah satu bentuk bukti cinta seseorang adalah perhatian yang ditujukan dalam bentuk apa pun, baik tingkah laku maupun perkataan. Nah, perhatian ini pastinya menginginkan orang yang kita cintai berada pada kebaikan dan tidak salah langkah, maka nasihat merupakan salah satu bentuk perhatian itu sebab ia bertujuan agar orang yang diingatkan terhindar dari kemaksiatan, kesalahan, atau kerugian dan membawa mereka kembali pada jalan kebenaran.

Orang yang memberikan nasihat tidak menginginkan saudara yang dicintainya terjebak dalam kubangan kemaksiatan atau kesalahan yang berlarut-larut. Dengan demikian, ia berusaha untuk membawanya kembali ke jalan Allah dengan cara menasihatinya. Apalagi kita pahami bahwa manusia adalah tempatnya khilaf sehingga mereka membutuhkan nasihat.

Baca juga: Sahabat Taat, Temani hingga ke Jannah

Dengan demikian, Sobat, nasihat bukanlah hal buruk yang harus kita benci, begitu juga dengan orang yang menyampaikannya, justru kita harus bersyukur ketika ada orang yang menasihati kita.

Tip Agar Ikhlas Menerima Nasihat

Menerima nasihat yang diberikan orang lain atas kekurangan kita, aib, ataupun atas kemaksiatan yang kita lakukan memang sangat pahit, Sobat.  Akan tetapi, sejatinya dia merupakan obat bagi kita jika mau menerima semuanya dengan tulus dan ikhlas.

Ada beberapa cara agar kita ikhlas menerima nasihat dan tidak menjadi orang yang sombong serta tidak diperbudak oleh nafsu dan egonya.

Di antara tipnya adalah:

Pertama, mengubah persepsi tentang nasihat. Sebelum kalian mendengarkan teguran dari orang lain, Sobat, hal pertama yang harus kalian pahami adalah tentang arti dari nasihat tersebut. Teguran atau nasihat adalah tanda cinta, bukan sebuah kebencian.  Hal ini harus kalian tanamkan dalam jiwa, Sobat. Ketika kalian sudah memahami makna nasihat tersebut maka akan memudahkan bagi kalian menerima nasihat.

Kedua, dengarkan dengan lapang dada dan pahami maksudnya. Nah, ketika ada yang memberikan nasihat maka usahakan untuk mendengarkan terlebih dahulu nasihat tersebut. Jangan berprasangka buruk terlebih dahulu, Sobat. Misalnya, merasa tersinggung atau merasa bahwa teguran itu untuk menghardik, menghukumi, ataupun merendahkan kita. Itu salah ya, Sobat. Ketika telah mendengar nasihatnya, baru deh, kalian bisa mempertimbangkan dan mengambil keputusan dengan tepat. Eits, tetapi perlu diingat ya, pengambilan keputusan harus menyadarkan pada syariat Islam, bukan ego atau hawa nafsu.

Ketiga, mengelola emosi dengan baik. Sobat, kalian harus paham bahwa emosi yang tidak terkendali atau ego yang tinggi adalah puncak kehancuran. Ketika emosi telah menguasai maka akan membuat seseorang dikendalikan oleh pikirannya dan keinginan saja. Alhasil, kebanyakan dari mereka akan sulit menerima pendapat orang lain. Oleh karenanya, selalu kelola emosi tersebut dengan baik, ya Sobat, agar bisa mendengarkan pendapat orang, kemudian pahami bahwa manusia tidak luput dari sebuah kesalahan dan membutuhkan perbaikan.

Khatimah

Jadi, Sobat, nasihat itu penting untuk kita sebab manusia adalah tempatnya khilaf dan salah. Jika tidak ada nasihat, kita akan tersesat dalam kehidupan ini. Dengan demikian, bersyukurlah jika ada orang yang menasihati kita. Itu tandanya masih banyak yang peduli dan sayang dengan kita. Jangan terburu-buru untuk berprasangka buruk kepada orang yang berniat baik pada kita, apalagi sampai membenci mereka. Jangan ya Dik, ya. Namun, kita harus pahami dahulu makna nasihat yang disampaikannya. Ingat Sobat, berprasangka buruk akan membuat kita dalam kehancuran.  Ok, cukup sekian ya, Sobat. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Siti Komariah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Ultima Perjuangan Latifah
Next
Tetangga Sampai Surga
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Deena
Deena
22 minutes ago

Betul.. karena cinta, maka peduli yg diwujudkan dengan memberi nasihat..
Kalau nggak cinta, nggak peduli.. ya biarkan saja..
Bersyukurlah ada yg menasehati. Itu artinya keberadaanmu masih dianggap.

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
9 hours ago

Masyaallah barakallah kerennya naskah mb Siti Komariah mengingatkan diri ini agar mau menrima nasihat dan berjiwa besar menerima nasihat siapa pun penyampainya.

Semoga Allah selalu melimpahkan hidayah dan melembutkan hati ini utk siap menerima nasihat.

Jazakillah khairan mb Siti sukses dunia akhirat.

Novianti
Novianti
13 hours ago

Benar,mba Gharizah baqo suka menjadi penghalang diterimanya nasehat. Hanya dengan membersihkan diri dan paham bahwa kita adalah manusia tempatnya salah. Kita butuh nasehat

Tami Faid
Tami Faid
13 hours ago

Sahabat sejati mengajak kita untuk selalu di jalan kebaikan sulit dicari, sedangkan sahabat untuk kesenangan duniawi selalu mendekat... Barakallah mbak Siti...

Netty
Netty
15 hours ago

Baarakallahu fiik mb. Selalu kereen

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram