Waspada dan bersiap siaga senantiasa harus dilakukan dan dipantau dalam lingkungan keluarga manakala ada hal-hal yang memicu terjadinya hipertensi terhadap anak dan gangguan kesehatan lainnya.
Oleh. Angesti Widadi
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pada umumnya hipertensi atau darah tinggi terjadi kepada seseorang dengan usia dewasa. Akan tetapi, kondisinya saat ini, tak hanya orang dewasa yang terkena hipertensi. Anak umur 6 tahun pun rentan terkena hipertensi. Banyak dari kalangan dokter anak sudah memberi peringatan dan edukasi terkait hipertensi terhadap anak.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang berkelanjutan di atas batas normal. Anak-anak memiliki batas tekanan darah normal tersendiri. Anak usia 1-3 tahun memiliki tekanan darah normal 80-90/50-70 mmHg. Anak usia 3-6 tahun memiliki tekanan darah normal 95-110/55-70 mmHg. Anak berusia 7-12 tahun memiliki tekanan darah normal sama dengan usia 3-6 tahun. Sedangkan anak dengan usia di atas 13 tahun memiliki tekanan darah normal 100-120/60-60 mmHg. Tekanan darah anak di atas batas normal dikatakan sebagai tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Fakta yang sangat mencengangkan bahwasanya sekitar 18,9 persen anak dengan rentang usia 6 tahun-18 tahun mengalami hipertensi di Indonesia. Angka tersebut dinilai tinggi melebihi persentase angka hipertensi terhadap anak di Amerika (4,2 persen), Brasil (5,5 persen), dan Afrika (5,5 persen). Dari 100 anak yang ada di Indonesia, 19 anak terkena hipertensi. (DetikHealth, 06-02-2024)
Waspada Penyebab Hipertensi terhadap Anak
Hipertensi dikelompokkan menjadi dua, yakni hipertensi primer dan sekunder. Sedangkan rata-rata kasus hipertensi terhadap anak merupakan hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder berarti ada riwayat penyakit yang menyertai kondisi tekanan hipertensi seperti obesitas dan penyakit jantung.
Data kasus yang terjadi di lapangan menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen anak terkena hipertensi karena menderita penyakit ginjal. Adapun faktor pemicu lain yang dapat menyebabkan penyakit hipertensi terhadap anak adalah penyakit jantung dan obesitas. Orang tua patut waspada akan bahaya penyakit hipertensi dengan rutin melakukan pengecekan ke rumah sakit minimal satu tahun sekali.
Makanan dan minuman manis yang umumnya disukai anak-anak, dapat menyebabkan hipertensi. Makanan olahan instan pun menjadi pemicu tertinggi dalam menyebabkan hipertensi terhadap anak.
Waspada Makanan Berbahaya Pemicu Hipertensi
Pada umumnya, makanan manis merupakan makanan yang sangat disukai oleh anak-anak karena mudah diterima oleh lidah dan muncul reaksi menyenangkan di dalam otak mereka. Namun, makanan manis juga dapat menyebabkan kecanduan pada anak sehingga sulit dihentikan untuk dibatasi jumlah konsumsi per harinya. Makanan manis yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak memiliki gula rendah nutrisi dan tinggi kalori. Akibatnya, anak-anak yang sudah kecandua makanan manis berisiko tinggi mengalami obesitas. Maka, patut waspada dengn obesitas sebab merupakan salah satu faktor pemicu hipertensi.
Selain makanan manis, makanan yang disukai oleh anak-anak adalah jenis makanan yang memiliki kandungan garam yang tinggi seperti snack chiki. Kelebihan garam dapat menyebabkan meningkatnya aliran di pembuluh darah. Akibatnya kerja jantung akan semakin keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan tekanan darah di dalam tubuh meningkat.
https://narasipost.com/medical/07/2022/stroke-si-pembunuh-senyap/
Makanan dengan proses ultra olahan atau biasa dikenal dengan UPF mengandung garam, gula, lemak, dan bahan kimia industri. Dalam jangka panjang, makanan UPF berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak. Contoh dari makanan UPF adalah makanan beku seperti sosis, burger, dan nugget. Makanan instan yang banyak dijual di supermarket juga mengandung UPF. Makanan UPF dengan kandungan garam dan gula yang tinggi memicu terjadinya obesitas, penyakit jantung, dan juga hipertensi kepada anak.
Selain makanan, berbagai jenis minuman instan yang dijual secara bebas mengandung bahan fruktosa yang tinggi. Fruktosa dapat memanipulasi anak agar anak merasa kenyang. Pengendalian rasa lapar yang terdapat pada fruktosa mendorong perkembangan obesitas dan hipertensi.
Kembali ke Real Food dan Pola Hidup Sehat
Adapun solusi untuk mencegah dan mengatasi terjadinya hipertensi terhadap anak adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan juga rutin dalam melakukan olahraga fisik. Berikan makanan real food yang sehat kepada anak seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Kurangi asupan garam, gula serta lemak kepada anak. Olahan makanan real food dapat menurunkan tekanan darah yang berada di ambang batas normal.
Agar anak dapat mengurangi konsumsi minuman manis yang instan, latihlah anak untuk rutin mengonsumsi air putih. Air putih adalah satu-satunya jenis air yang aman untuk dikonsumsi dan banyak memberi manfaat pada kesehatan tubuh.
Di dalam Islam, makanan halal yang terdapat di bumi seperti sayur mayur, buah-buahan, umbi-umbian sangatlah baik untuk kesehatan. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 168:
"Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang ada di bumi."
Selain dengan mengonsumsi real food, melakukan olahraga fisik secara rutin juga dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi pada tubuh. Dengan melakukan olahraga yang rutin, dapat berpengaruh besar terhadap kesehatan pada pembuluh darah serta jantung. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan anak untuk olahraga secara rutin setiap harinya. Tentunya orang tua harus mengarahkan anak melakukan olahraga yang sesuai dengan kapasitas tubuhnya.
Khatimah
Sebagai umat yang menganut agama Islam, sudah sepatutnya kita mengikuti tuntunan dari Rasulullah saw., untuk mengonsumsi makanan sehat dan rutin dalam melakukan olahraga agar terhindar dari penyakit yang berbahaya seperti hipertensi. Sebagai orang tua yang diberi amanah seorang anak oleh Allah Swt, kita harus menjaganya dengan baik. Karena kelak di akhirat nanti, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah seorang anak yang diberikan kepada kita. Tetap waspada dan salam sehat.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Terima kasih atas ilmunyaa
Kembali ke real food memang bisa menjadi salah satu solusi. Namun perlu peran negara agar dapat menjamin bahwa semua produk makanan yang ada dalam negeri aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Informasi yang sangat membantu untuk yg bergelar seorang ibu spt ana Semoga lebih banyak lg informasi" spt ini agar bisa menambah wawasan untuk kami para orangtua