Celiac Disease, Pemicu Sindrom Usus Bocor dan Autoimun

Celiac disease

Jika tidak ada pengaturan pola makan dan konsumsi gluten terus berulang, maka celiac disease ini berpotensi untuk menjadi leaky gut syndrome (sindrom usus bocor) dan berakhir dengan autoimun.

Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Celiac disease atau penyakit seliak merupakan reaksi kekebalan tubuh terhadap gluten. Gluten ialah protein yang terdapat dalam serelia seperti gandum, gandum hitam, jelai, dan barli. Dikatakan gluten, karena memiliki sifat seperti glue yakni lem, artinya gluten memiliki sifat yang lengket. Saat kita mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, gluten ini akan lengket di lapisan usus halus dan sangat mengganggu kinerja usus untuk melakukan penyerapan gizi makanan-makanan yang kita makan. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berujung kepada malabsorpsi.

Seiring berjalannya waktu, saat seseorang mengonsumsi gluten, tubuh akan memberikan reaksi kekebalan karena peradangan yang telah diciptakan gluten di lapisan usus halus. Jika tidak ada pengaturan pola makan dan konsumsi gluten terus berulang, maka celiac disease ini berpotensi untuk menjadi leaky gut syndrome (sindrom usus bocor) dan berakhir dengan autoimun.

Dikutip dari laman celiac.org, celiac disease bahkan termasuk salah satu pintu pengantar kepada terjadinya autoimun. Sedihnya, celiac diase ini sering tidak terdeteksi dengan baik. Di dunia ini, bahkan hanya 30% kasus celiac disease yang bisa terdeteksi dengan tepat. Selebihnya, sering terlewat dan terdeteksi saat sudah masuk ke tahap lanjut, yakni sindrom usus bocor dan autoimun.

Celiac disease ini sangat dipengaruhi oleh kecenderungan kondisi genetika. Seseorang yang lahir di suatu negeri yang bukan merupakan penghasil gandum dan gandum bukanlah makanan pokok mereka (juga bukan makanan pokok para leluhur mereka) biasanya akan memiliki gluten intolerance yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lahir dan tumbuh di negeri penghasil gandum. Akan tetapi, saat ini pun mulai ditemukan banyak kasus autoimun di negeri-negeri penghasil gandum.

Di Indonesia sendiri, berbagai masalah kesehatan karena gluten sudah mulai bermunculan. Sayangnya, edukasi ke tengah masyarakat tentang gluten masih sangat minim.

Celiac disease dapat berkembang di usia berapa pun, baik anak-anak maupun dewasa, saat mereka mulai mengonsumsi gluten.

Proses Terbentuknya Gluten

Gluten merupakan campuran amorf (bentuk tak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung yang terbuat darinya) beberapa serelai, terutama gandum, gandum hitam, barli, dan jelai. Dari jenis serelia yang ada, gandumlah yang paling tinggi kandungan glutennya dan terigu adalah produk turunan dari gandum.

Awal mula terbentuknya gluten berawal saat biji-biji gandum ini disosoh (pelepasan kulit ari dengan biji gandum). Penyosohan terhadap biji gandum ini ternyata berpengaruh besar terhadap keberadaan gluten. Sederhananya, gluten terbentuk karena proses penyosohan biji gandum. Biji gandum yang telah disosoh ini selanjutnya diproses menjadi tepung terigu.

Mungkin akan banyak yang berpendapat bahwa pada masa dahulu (bahkan masa Rasulullah), masyarakatnya juga mengonsumsi gandum, tetapi Rasul dan para sahabat tetap menjadi pribadi-pribadi yang sehat dan jarang sakit. Celiac disease dan autoimun bahkan menjadi penyakit yang menimpa masyarakat kekinian. Ada beberapa jawaban atas perkara ini.

Pertama, perlu diingat bahwa Rasul dan para sahabat hidup dan tumbuh di negeri penghasil gandum. Artinya gandum adalah makanan pokoknya. Sedangkan kita hidup dan tumbuh di negeri penghasil beras dan umbi-umbian, maka tingkat gluten intolerance yang ada pada diri kita jauh lebih tinggi. Makanan terbaik bagi suatu penduduk negeri adalah apa yang telah diciptakan Allah di negeri tersebut.

Kedua, pada zaman dahulu, gandum diproses secara utuh dan tidak disosoh. Sehingga tepung yang dihasilkan adalah tepung gandum utuh, bukan tepung terigu.

Ketiga, biji gandum saat ini banyak dikembangkan dengan teknologi GMO (Genetically Modified Organism) atau yang lebih dikenal dengan rekayasa genetik, akhirnya kualitas gandum yang ada saat ini sudah jauh daripada gandum yang ada dahulu.

Sindrom Usus Bocor dan Autoimun

Di dalam usus halus, terdapat sekumpulan jonjot usus (mikrovilus) dan di dalam satu jonjot (satu mikrovilus) usus terdapat pembuluh yang berfungsi sebagai tempat penyerapan nutrisi makanan. Mikrovilus ini memiliki dygestive enzym (enzim pencernaan). Pada orang normal, di dalam ususnya terdapat “tight junction”, yang berfungsi sebagai perekat usus.

Oleh karena itu, ada tiga pertahanan yang dimiliki usus manusia:

Pertama, probiotik atau bakteri baik yang hidup di lumen/dinding terluar usus halus.

Kedua, “tight junction”.

Ketiga, imunoglobulin yang berfungsi sebagai sistem imunitas terhadap segala bakteri atau virus dari luar. Jika ketiga pertahanan ini terjaga dengan baik, maka seseorang akan jarang sakit.

Gluten yang terdiri dari glutenin dan gliadin yang memiliki sifat lengket. Saat seseorang mengonsumsi gluten, maka gluten yang masuk ke dalam tubuhnya akan menempel di mikrovilus usus. Makin sering seseorang mengonsumsi gluten, maka kondisi mikrovilusnya akan makin tertutup dengan gluten. Efek lengketnya gluten di usus, akan mengakibatkan kekacauan dalam sistem pencernaan terutama di usus dan hilangnya kehidupan para bakteri baik di ligmen usus. Usus tidak akan dapat menyerap gizi-gizi makanan dengan maksimal. Kondisi inilah yang kemudian dikenal dengan celiac disease.

Glutenin dan gliadin yang dibawa oleh gluten, juga akan memicu pembentukan zonulin di dalam usus. Zonulin adalah protein yang bisa membuka tight junction-nya usus. Tight junction yang telah rusak ini menjadi pembuka terjadinya leaky gut syndrome (sindrom usus bocor).

Usus yang telah bocor, tidak akan dapat lagi menyaring berbagai virus atau bakteri yang telah masuk. Saat sudah terjadi kebocoran usus, gluten yang masuk ke tubuh akan terdeteksi sebagai sel asing, namun tubuh hanya mampu mendeteksi struktur-stuktur yang ada di dalam gluten. Setelah struktur ini terdeteksi, tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan sel asing ini.

Sayangnya, karena tubuh hanya mampu mendeteksi struktur yang terdapat di dalam gluten, alhasil tidak hanya gluten yang akan diserang oleh tubuh, tetapi berbagai hal yang memiliki kemiripan struktur dengan gluten, termasuk segala hal di dalam tubuh yang memiliki kemiripan struktur. Dari sinilah cikal bakal autoimun terjadi.

Pentingnya Pola Hidup Sehat

Hari ini hampir seluruh bahan makanan mengandung gluten, karena hampir seluruh makanan terbuat dari terigu. Padahal terigu (gluten) dapat memicu celiac diasease, lalu meningkat menjadi leaky gut syndrome (sindrom usus bocor), dan berakhir dengan autoimun.

Berbagai study juga menunjukkan bahwa 70%-80% imunitas tubuh sangat tergantung pada kesehatan pencernaan. Pencernaan yang bermasalah akan membuat seseorang mudah diserang berbagai penyakit dan virus. Sebaliknya, jika pencernaan seseorang baik, maka imunitas tubuhnya akan baik dan mampu menghadapi berbagai virus dan penyakit yang menghampiri.

Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk mengubah pola hidup agar kesehatan pencernaan dapat kita jaga agar tidak terserang celiac disease terlebih autoimun. Berbagai tip yang dapat dilakukan:

  1. Pola makan yang baik sesuai arahan Kemenkes, yakni keseimbangan antara jumlah karbohidrat dengan sayur, juga protein. Usahakan porsi sayur harus selalu sama dengan porsi karbohidrat.

  2. Konsumsi buah sebelum makan.

  3. Ganti camilan berbahan gluten dengan camilan yang jauh lebih sehat. Apalagi kita tinggal di Indonesia yang memiliki banyak kekayaan kuliner yang tidak mengandung gluten, seperti timus, getuk, barongko pisang, dongkal, dan berbagai panganan lain.

  4. Hindari pengolahan lauk makanan dengan campuran gluten.

Pencernaan manusia sangat menentukan performa tubuhnya. Memang tidak hanya gluten yang bisa memicu autoimun. Akan tetapi, menghilangkan satu sebab yang menjadi pemicu autoimun adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan. Allah Swt. berfirman dalam surah ‘Abasa ayat 24:

فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ

Artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya.”

Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan hari ini adalah menjaga setiap asupan makanan yang kita konsumsi, sebagai wujud usaha kita untuk menghindari penyakit.

Wallahu a’lam bishawaab []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Arum Indah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Dia Asyik di Mataku
Next
Ibu Cabuli Anak Kian Marak, Kenapa?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Serly
Serly
4 months ago

Informasi yang bermanfaat sekali. Semoga kita semakin sadar dengan makanan yang kita makan bermanfaat atau tidak kedepannya.

angesti widadi
4 months ago

Jujur saya sukaaaaa sekaliii dg makanan maniss, dan setiap hari harus makaann yg manis²! membaca naskah medikal mba arum ttg bahaya gluteen, jadi semakin yakin harus ngurangin yg manis², dan olahraganya lebih dikencengin lagi supaya ga lengket di usus bekas² makanan manisnya...makasih yaa mbaa pencerahannyaaa

Arum indah
Arum indah
Reply to  angesti widadi
4 months ago

Semangat hidup sehaat. Mbaak.

Bunda Yeni
Bunda Yeni
4 months ago

Betul, hari ini apa siy yang tidak mengandung gluten, apalagi kalau sudah prinsipnya asal mudah, murah-meriah dan mengenyangkan. Pola hidup sehat dengan makanan seimbang sebetulnya bukan tidak jadi pilihan tapi karena memang butuh merogoh kocek lebih dalam. Hmmm andai kesehatan menjadi jaminan, tak perlu menjadi hal yang sulit diwujudkan

Arum indah
Arum indah
Reply to  Bunda Yeni
4 months ago

Benar, bunda. Bahkan utk hidup sehat pun, kita butuh daulah...

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram