Ternyata makin lama makin mengenalnya, “Dia” bukanlah orang biasa. Nyatanya Mbak Dia Dwi, begitu sapaan akrabku padanya, adalah penulis yang luar biasa.
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bagi warga Konapost, dan penulis NP namanya tidaklah asing. Tiap hari wira-wiri menyapa para kontributor dengan gayanya yang khas Arek Suroboyo, lugas dan apa adanya. Meskipun ia sekarang tidak tinggal di Surabaya, bagiku ia adalah tetap tetanggaku, meski kita belum pernah bertemu. Aneh ‘kan? Mengaku tetangga tapi belum pernah bertemu. Tapi begitulah, saudara rasa tetangga karena diikat oleh rasa yang sama dan tujuan yang sama, yakni mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.
Mengenalnya sejak awal pandemi di sebuah grup kepenulisan yang berlanjut hingga sekarang. Makin mengenalnya, ketika hampir bersamaan masuk di grup Konapost.
Jujur awalnya biasa saja, menganggap “Dia” sama seperti diriku. Sama-sama penulis ideologis. Cuma namanya saja yang waktu itu aku akui lumayan keren. Nama yang sangat bagus, seperti nama artis dan sebuah grup musik dangdut di daerah Jawa Timur. Yes, dia adalah “Dia Dwi Arista”.
Berawal dari Kontributor Tetap
Ternyata makin lama makin mengenalnya, “Dia” bukanlah orang biasa. Nyatanya Mbak Dia Dwi, begitu sapaan akrabku padanya, adalah penulis yang luar biasa. Buktinya, baru beberapa bulan kiprahnya sebagai kontributor di Konapost, Mbak Dia sudah dilirik Pemred NP, untuk menjadi kontributor tetap di NP. Ikut senang diriku waktu itu karena Mbak Dia Dwi akan makin berkibar namanya. Karena kita semua tahu syarat menjadi tim penulis inti NP sangatlah tinggi. Apalagi waktu itu masih masa pandemi, dakwah lewat tulisan menjadi andalan, bagi para pejuang peradaban.
Sampai akhirnya status Mbak Dia Dwi di NP berubah, dari tim kontributor tetap, menjadi Tim Redaksi NP. Sebuah pencapaian yang luar biasa menurutku. Karena NP tidak akan sembarangan memilih tim-tim untuk membuat nama NP menjadi sebuah media yang diperhitungkan.
Sependek pengetahuan saya, selama Mbak Dia Dwi menjadi admin NP, ia adalah salah satu admin yang sangat gesit meng eksekusi naskah-naskah yang ada di rubriknya. Sangat berdedikasi dan amanah menjalankan tugasnya di NP. Selain itu yang aku suka darinya adalah ia cepat merespons apa-apa yang terjadi di grup Konapost, termasuk dalam hal menjawab pertanyaan-pertanyaan penghuni grup.
Dia Ramah dan Lugas
Kalau banyak yang mengatakan Mbak Dia Dwi adalah sosok yang ramah itu sudah pasti. Hangat namun lugas menjadi ciri khasnya. Apa pun bisa menjadi bahan obrolan ketika ia menyapa di grup para kontributor NP. Kalau ia sudah mulai cuap-cuap di grup, pertanda grup akan ramai oleh obrolan-obrolan khas emak-emak ideologis.
Selain ramah dan hangat, Mbak Dia Dwi adalah sosok yang humoris. Namun, jangan salah, dibalik kata-kata lucunya ia adalah seorang yang bisa membaca alur pikiran seseorang. Nyatanya ia tidak pernah mempan di-prank oleh Mom Andrea. Salut, ia menggunakan analisis politis ideologisnya ketika menghadapi sesuatu.
Satu lagi, kelebihan yang dimiliki Mbak Dia Dwi adalah ia sosok yang tidak mudah baper. Tidak suka bawa-bawa perasaan ketika harus menunjukkan profesionalismenya sebagai seorang admin NP. Kelihatan ia lebih terlihat santai dan kalem menghadapi sikap Pemred NP, yang kadang-kadang menuntut untuk bergerak cepat, dan tepat mengeksekusi naskah. Mungkin sikap seperti inilah yang membuat Mom Andrea menilai Mbak Dia Dwi sebagai admin yang agak bandel, dan aku setuju, jika sekali-kali ia dijewer biar tidak bandel, ha ha ha.
Apa pun itu, aku suka padamu Mbak …
Dirimu gercep merespons setiap WA dariku, jika menanyakan ini dan itu. Meskipun kita tak pernah bertemu, tapi aku tahu kalau Mbak Dia Dwi seorang ibu yang pandai mengatur waktu. Aku salut padamu, tetanggaku.
Bos Cilok
Saya yakin, untuk menjadi seorang admin NP pasti dituntut untuk punya kemampuan lebih, termasuk Mbak Dia Dwi. Ia pintar menulis rubrik Opini, Medical, Food, dan lain sebagainya.
Selain tulisan-tulisan opininya yang tajam, tulisan lainnya juga sering membuat aku terkesan. Salah satunya adalah tulisannya tentang makanan.
Yup, kenapa ia sampai mendapat julukan “Bos Cilok”? Karena ia pernah sharing di Konapost dengan tema “Membuat Cilok tanpa Terigu”. Pun salah satu tulisannya yang berjudul “Cilok Camilan Sejuta Umat”, membuat banyak pembaca terkesan. Dalam tulisan ini, ia tuntas mengupas makanan yang bernama “cilok”. Penasaran? Klik link-nya di bawah ini. dan silakan Anda menilai sendiri tulisannya.
https://narasipost.com/food/09/2022/cilok-camilan-sejuta-umat/
Jujur, setelah membaca tulisan Mbak Dia Dwi, diriku tidak jadi meneruskan tulisanku yang mau aku kasih judul “Bakso Makanan Sejuta Umat”, he he he. Karena sudah keder duluan sama si “Bos Cilok”.
Meskipun kejadian ini sudah lama. Namun, ini adalah kesanku terhadap Mbak Dia Dwi, orang Pasuruan yang pernah tinggal lama di Surabaya, dan aku merasa klik saja dengan si “Dia”.
Pesan dan Saran untuk Dia
Sebenarnya tidak mau menggurui, karena aku tahu ilmunya Mbak Dia, tidak diragukan lagi karena “Dia” adalah suhu. Meskipun umurnya lebih muda dari aku, nyatanya cara berpikirnya membuat diriku malu.
https://narasipost.com/story/06/2024/dia-dwi-arista-siapa-yang-punya/
Namun tidak ada salahnya jika diriku memberikan pesan dan saran untuk kebaikan admin NP yang bergelar “Bos Cilok” ini. Meskipun, aku juga bingung mau kasih saran apa.
Intinya aku cuma mau berpesan, yang sesuai dengan tata aturan di challenge, biar menang, ha ha ha (bercanda, tapi kalau menang syukur alhamdulilah).
Di saat banyak yang menganggap keberadaan dakwah aksara tidak sedahsyat kiprah dakwah dunia nyata, sebagai tetangga, ayo kita bersama-sama mengopinikan bahwa dakwah lewat tulisan juga sama-sama keren. Ayo kita aruskan bahwa dakwah lewat aksara mampu menembus jutaan kepala, dan ini harus tetap dilakukan siapa saja.
Jaga amanah yang sudah didapat di NP. Buktikan jika kita adalah wanita-wanita istimewa, karena bisa menjalankan amanah dakwah secara seimbang. Offline ok, online yes. Lisan lancar, tulisan juga cetar.
Sebagaimana Allah telah memberikan kita peringatan untuk tetap melakukan amal makruf nahi mungkar. Karena inilah kewajiban kita, dan hal ini sudah termaktub dalam surah Ali Imran ayat 104 yang artinya:
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Wallahualam bi shawab. []
Angkat topi buat yang nulis dan yang ditulis. Mba Isty penulis yang produktif. Saya baru mau nulis, eh suka sudah jebul aja tulisan mba Isty. Sementara yang ditulis yaitu Mba Dia, ibu yang sibuk dengan tim krucil, tapi juga sibuk di dunia nyata. Apalagi jika mengedit tulisan. Ada tulisan saya yang sempat dipercantik mba Dia. Aih, jadi tambah enak dibaca. barokalllohu buat Mba Isty dan mba Dia.
Terimakasih mbak Novi atas pujiannya.
Barakallah untuk mbak Isty dan mbak Dia
Mbak Firda apa kabar. Lama tak membaca tulisannya.
Wah, punya tetangga yang tak pernah bersua. Bisa jadi judul sinetron keknya ini, hehe ...
Nah....itu dia. Si Dia memang kok
Jazakillah khoiron atas reviewnya, Tetangga. Aku baru tahu namaku bagus
Tp endingnya yg agak nyesek. Penyanyi dungdasts, Euy
Yup, namamu seperti artis tetanggaku.
Arista, daratista, dan ista ,ista lainnya
Waduh