Surat Cinta untuk si Burung Cenderawasih

Surat Cinta

Surat cinta itu, memang bukan sembarang surat cinta. Tak ada kata-kata cinta di dalam surat-suratnya, tapi hebatnya, ada aliran cinta yang bisa dirasakan tiap membacanya.

Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-“Mengemban dakwah Islam memerlukan sikap terus terang dan keberanian, kekuatan dan pemikiran. Menentang setiap perkara yang bertentangan dengan ide maupun metode. Menghadapinya dengan menjelaskan kepalsuannya tanpa melihat lagi hasil dan keadaan yang ada. Mesti meletakkan kedaulatan secara mutlak hanya untuk mabda Islam.” (Syekh Taqiyuddin An-Nabhani)

Perkataan di atas menjelaskan tentang pentingnya kekuatan dakwah pemikiran. Sebab, pemikiran itu laksana amunisi yang siap dilepaskan ke tengah masyarakat untuk memberangus ide-ide kufur yang tak berasal dari Islam.

Berbagai cara bisa dilakukan untuk melakukan dakwah pemikiran, salah satu caranya adalah dengan menulis. Sayyid Qutbh pernah berkata:

“Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala. Tapi satu tulisan mampu menembus ratusan, bahkan jutaan kepala.”

Ya. Kita bisa menyebarkan pemikiran Islam lewat tulisan. Pemikiran yang tajam pun harus terlahir dari pena-pena para penulis ideologis, agar pena mereka mampu mengoyak tirai-tirai peradaban kapitalisme.

Pemikiran yang tajam tentu juga tak bisa lahir begitu saja. Perlu sebuah konsistensi untuk mengupayakannya. Sebagaimana kata pepatah bahwa pelaut ulung tak lahir dari laut yang tenang, maka pena para penulis ideologis pun harus terus dilatih agar senantiasa tajam dalam menganalisis fakta.

Tak dimungkiri, seorang editor memiliki peran besar dalam membidani lahirnya ketajaman tulisan seorang penulis. Ia senantiasa tahu teknik terbaik untuk memoles suatu tulisan, tulisan yang awalnya biasa menjadi tak biasa, tulisan yang memang sudah bagus, menjadi semakin berbobot.

Di challenge story kali ini, aku ingin menceritakan tentang kiprah salah seorang editor NP dalam menajamkan goresan-goresan pena para penulis ideologis. Seseorang yang dikenal “killer”, tapi sebenarnya ia adalah seorang yang sangat baik hati.

Dikenal Galak

Gawaiku berdering, sebuah notifikasi pesan masuk ke aplikasi berwarna hijau itu.

[Ukhti, kenal gak dengan salah satu admin grup “Sharing Ilmu Kepenulisan”?] Begitu bunyi pesan dari salah satu temanku.

[Yang manakah?]

[Itu, yang ada tulisan di WA-nya “Read bukan berarti otomatis Reply”]

[Oh. Kenapa, Ukhti?] Balasku setelah mengecek para admin grup “Sharing Ilmu Kepenulisan”.

[Galak benar]

Refleks aku mengirimkan emotikon tertawa. Tak menyalahkan, tak juga membenarkan. Sebab, apa yang dirasakan oleh temanku, juga pernah aku rasakan. Mungkin juga, bukan hanya aku dan temanku yang merasa, tapi kalian semua. Hehehe.

Ya. Siapa saja yang pernah mendapat surat cinta darinya, sebagian besar pasti menilai dia sangat galak, sebab indera penglihatannya benar-benar jeli memeriksa setiap kata yang tersajikan di dalam naskah. Ya. Dialah Miladiah al-Qibthiyah, si Burung Cenderawasih NP.

https://narasipost.com/story/06/2024/aku-si-burung-cenderawasih-np/

Ketegasan dan kelugasannya mempreteli naskah-naskah para penulis ideologis memang tak diragukan lagi. Predikat “killer” atau galak mungkin sering ia dapatkan. Padahal, apa yang dilakukannya adalah caranya untuk menjaga dua hal sekaligus, yakni membentuk ketajaman dan ketelitian pada para penulis, sekaligus menjaga image NP sebagai media yang cerdas dalam berliterasi. Yah, kadang sikap tegas memang sangat diperlukan untuk menjaga kualitas.

Surat Cinta dari si Burung Cenderawasih

Semenjak mengenal NP, aku memang sering berbagi cerita mengenai betapa kerennya NP kepada teman-temanku, baik lewat pesan WA (WhatsApp) maupun status media sosial. Beberapa di antara mereka ada yang tertarik untuk mengirim naskah dan mengikuti challenge-challenge NP. Itulah awal mereka mendapat surat cinta.

Surat cinta itu, memang bukan sembarang surat cinta, Guys. Tak ada kata-kata cinta di dalam surat-suratnya, tapi hebatnya, ada aliran cinta yang bisa dirasakan tiap membaca kalimat per kalimat dalam surat itu! Ya, bukankah cinta itu senantiasa membawa kepada kebaikan? Jadi, lewat surat-surat cinta itu, para penulis bisa meng-upgrade kualitas diri mereka.

Kiprah si Burung Cenderawasih di NP

Si Burung Cenderawasih NP juga lihai menulis berbagai rubrik, mulai dari Opini, WorldNews, Teenager, Family, dan Motivasi. Aku memang belum membaca seluruh naskahnya, akan tetapi dari beberapa naskah yang aku baca, sering timbul kekagumanku akan tulisan-tulisannya.

Lewat tulisan Mbak Mila berjudul “Aku, si Burung Cenderawasih NP”, aku bisa tahu betapa besar kontribusinya dalam membantu Mom Andrea untuk melebarkan sayap NP. Kekagumanku semakin bertambah dengan berbagai amanah istimewa yang pernah diberikan Mom Andrea kepadanya. Hal itu menandakan dirinya memiliki posisi yang spesial di NP. Mom Andrea juga pernah berkata bahwa ia merupakan salah satu admin tergesit dalam mengeksekusi maupun memberi masukan untuk program-program NP sesuai keinginan Mom. Artinya Mbak Mila sudah paham betul bagaimana dan apa maunya Mom. Aku juga yakin, bahwa admin-admin yang lain pasti juga mengenal Mom dengan sangat dekat, karena aku bisa melihat hubungan yang lebih dari sekadar hubungan Pemred dan admin di antara mereka.

Apalagi saat NP sedang mengadakan challenge, tanpa Mom sebutkan pun, aku sudah menduga bahwa si Burung Cenderawasih ini “sedikit” pelit memberi nilai. Kenapa aku bisa tahu? Entahlah, aku bisa sedikit merasakan auranya yang berbeda dari juri-juri yang lain. Hehehe. Namun, secara pribadi, saat aku beberapa kali berinteraksi dengannya, aku tahu bahwa ia orang yang sangat baik.

Surat Cinta untuk si Burung Cenderawasih

Lewat tulisan ini, aku ingin membalas surat cinta yang telah dikirimkan Mbak Mila selama ini. Hihihi. Terima kasih, ya, Mbak, sudah begitu sabar mengoreksi naskah-naskah kami. Terkadang mungkin ada naskah dari kami yang masih jauh dari layak, tapi berkat kepiawaianmu, naskah kami menjadi lebih renyah. Jika diibaratkan makanan, maka tulisan kami sudah lebih bergizi.

By the way, lewat surat-surat cinta darimu juga aku banyak belajar tentang kekuranganku selama ini, kekurangan yang bahkan tak aku sadari. Tapi, surat cinta itu telah berhasil membuka mata atas kekurangan diri ini. Surat-surat cinta dari NP, selalu aku jadikan cambukan bagi diri untuk bisa lebih baik lagi.

Semoga kiprahmu senantiasa memberikan keindahan bagi NP dan membuat orang-orang semakin takjub dengan media ini, sebagaimana Burung Cenderawasih yang selalu memukau pandangan orang-orang yang melihatnya. Sehingga Mom Andrea dan kita semua berhasil melebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia lewat NP dan kita berhasil mewujudkan janji Allah dalam surah An-Nur ayat 55:

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ

Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman di antaramu dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi. Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan mereka dengan agama yang Dia ridai. Dia benar-benar mengubah keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan yang lain.” (QS. An-Nur: 55)

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Arum Indah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Totalitas Tanpa Batas
Next
Kiprah sang "Tangan Kanan"
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

10 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
3 months ago

Barakallah untuk mbak Arum dan mbak Mila

Miladiah Alqibthiyah
Miladiah Alqibthiyah
3 months ago

Thanks ya Mbak Arum atas review-nya untukku yang killer ini hahaha
(emoji love)

Dia dwi arista
Dia dwi arista
4 months ago

Mungkin kalau aku dikirimi surat cinta, paling juga mikir, Nih orang galak bener. Tp emang se"sadis" itu Mbakku satu ini. Kadang pas aku lihat surat cinta beliau aq geleng2. Ngeri euy. Wkwkwk.

Peace Akak. Hehe

Tp kalau sudah kenal orangnya care banget, bisa diajak ketawa ketiwi kok kayak aku. Uhuiiiii

Arum indah
Arum indah
Reply to  Dia dwi arista
3 months ago

Hihihi.. iya, mbak

Miladiah Alqibthiyah
Miladiah Alqibthiyah
Reply to  Dia dwi arista
3 months ago

Gak berhenti ngakak aku (hahaha)
Aku gak bisa kalo harus lembut sedang naskahnya minta di "killer" in surat cintanya (hihihi)

Kalimat terakhir bener tu (hehehe)

Last edited 3 months ago by Miladiah Alqibthiyah
Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
4 months ago

Masyaallah barakallah yg direview emang sekeren itu sedari awal..sama kok yg mereview juga melesat terbang seperti burung elang. Heheh. Sukses ya kalian

Arum indah
Arum indah
Reply to  Mimy muthmainnah
3 months ago

Syukron, mbak mimiii

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
4 months ago

Wah kereen. Pokokna salut to mb mila. Aku masih nulis judulnya saja. Wkwkwk...

Arum indah
Arum indah
Reply to  Netty al Kayyisa
3 months ago

Mbak netty pernah dpt srat cinta tah?.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram