Genosida Zionis di Gaza tidak akan selesai dengan undang-undang buatan manusia, tetapi hanya akan tuntas dengan hukum Islam.
Oleh. Siti Mukaromah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Genosida oleh Zionis terus terjadi di Gaza. Kebencian banyak warga dunia terhadap negara Zionis makin meluas. Banyak negara dan warganya sudah merasa muak dengan kekejaman Zionis Yahudi Israel. Mereka melakukan aksi demonstrasi di berbagai belahan dunia untuk menyuarakan keprihatinan atas tindakan genosida Zionis Israel terhadap warga Palestina.
Terkait dengan genosida Zionis di Gaza, dikutip dari cnnindonesia.com.(1/6/2024), Prabowo menyerukan investigasi menyeluruh atas kekejaman Israel di Rafah. Presiden terpilih Prabowo Subianto bersuara soal kekejaman yang menimpa rakyat Palestina di Rafah. Berkaitan dengan kekerasan itu, ia mendesak agar dilakukan investigasi komprehensif berkaitan dengan kekerasan tersebut.
Sikap Prabowo terkait genosida di Gaza ini ia sampaikan saat hadir dalam acara Opening Reception IISS Shangri-La Dialogue Edisi ke-21 yang digelar di Hotel Shangri-La, Singapura. Prabowo juga mengaku dalam kesempatan itu, siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Palestina. Prabowo juga menyebutkan apa yang disampaikan Presiden Amerika Joe Biden terkait gencatan senjata di Gaza sebagai langkah yang penting untuk dilakukan ke depannya.
Zionis Mengalami Kekalahan Mental
Sejak awal Oktober 2023, serangan yang digencarkan Yahudi di jalur Gaza menewaskan ratusan ribu masyarakat Palestina. Banyak warga Palestina mencoba berlindung dan mengungsi ke Rafah yang sebelumnya dianggap tempat paling aman setelah Israel membombardir dan menyerang Gaza, tetapi justru Yahudi Israel baru-baru ini menyerang Rafah tempat mengungsi. Yahudi Israel pada tanggal 28 Mei 2024 kembali melancarkan serangan udara terhadap pengungsi di Rafah, Gaza Selatan. Akibat serangan ini sebanyak 21 orang yang terdiri dari anak-anak dan perempuan meninggal dunia, puluhan orang juga mengalami luka-luka. Akibat tindakan ini, banyak negara yang semula memberikan dukungan kepada Israel kini berbalik dan menyerukan dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
Sejak 7 Oktober 2023, militer Yahudi Israel sebenarnya mengalami kekalahan mental. Pihak militer Zionis melaporkan total kerugian sektor darat mencapai 1.833 unit, di sektor udara berjumlah 83 unit terdiri dari helikopter, 45 drone, drone pengintai atau serang, dan 34 drone lainnya. Prajurit Yahudi yang dilaporkan tewas terluka mencapai 3.600 personel dan ada 2.000 anggota pasukan mengalami gangguan jiwa. Tingginya angka bunuh diri militer Zionis juga terjadi akibat perang. Selain itu, dilaporkan banyak terjadi pelecehan seksual terhadap personel tentara perempuan yang dilakukan rekan pria mereka.
Ekonomi negara Zionis juga terancam resesi akibat perang. Bank Sentral Israel mengungkapkan, kerugian akibat serangan tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$67 miliar atau Rp1.061 triliun. Banyak sektor usaha tutup, seperti pariwisata. Juga terjadi kekurangan tenaga kerja akibat ketegangan di Gaza.
Di bawah PM Netanyahu kondisi pemerintahan Zionis mengalami krisis akibat perang. Ribuan warga berdemo menuntut Netanyahu mundur dari jabatannya, ia dianggap gagal menjaga keamanan negara dan menyebabkan krisis ekonomi yang parah.
Zionis Kehilangan Dukungan
Entitas Yahudi terancam kehilangan dukungan Amerika Serikat akibat serangan ke Rafah. Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengatakan, serangan apa pun yang dilakukan Israel terhadap Kota Rafah di jalur Gaza meski sudah diperingatkan berulang kali, akan menjadi sebuah "kesalahan besar".
Sikap Joy Biden yang mengancam tidak akan lagi memberikan bantuan senjata pada entitas Yahudi, karena dia takut kehilangan dukungan dari para pemilih dan kalah pemilu bulan November nanti.
Serangan militer Zionis ke Rafah membuat pemerintahan Joy Biden makin tersudut. Publik AS juga percaya pejabat Gedung Putih dan banyak anggota kongres tunduk pada kelompok lobi Yahudi AIPAC (American Israel Public Affairs Committee). Anggota Kongres 82% adalah pendukung Zionis sebagaimana ditulis situs Theguardian.com. Para legislator pro zionis mendapatkan gelontoran dana sekitar $125.000.
Di dunia internasional, entitas Yahudi makin terkucil, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) memutuskan bahwa mereka memiliki yurisdiksi atas dugaan kekejaman dan kejahatan yang dilakukan Zionis di wilayah Palestina. Dukungan 143 dari 193 negara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (10-5-2024) untuk menjadi anggota penuh PBB makin membuat Zionis terkucil di pentas dunia.
Solusi Hakiki Genosida Gaza
Rapuhnya posisi entitas Yahudi tidak akan membuat krisis Palestina selesai. Pasalnya, solusi sesungguhnya ada di tangan umat IsIam, bukan pada PBB atau ICC, juga bukan pada bangsa-bangsa lain. Genosida Zionis di Gaza tidak akan selesai dengan undang-undang buatan manusia, tetapi hanya akan tuntas dengan hukum Islam. Solusi dua negara (two-state solution) yang ditawarkan Amerika Serikat dan sekutunya bertentangan dengan hukum IsIam dan hanya akan menjadi perangkap untuk umat Islam, khususnya rakyat Palestina.
Justru musibah besar umat hari ini adalah keberadaan penguasa muslim yang menghalang-halangi upaya penyelesaian krisis di sana, terutama para pemimpin Arab dan Turki. Mereka menutupi kejahatan dengan mengirimkan bantuan logistik yang jauh dari kecukupan, di sisi lain mereka meminta PBB atau pihak lain menyelesaikan persoalan ini. Pasalnya, mereka tahu hal itu tidak mungkin terjadi.
https://narasipost.com/story/03/2024/antara-kita-dan-muslim-gaza/
Penguasa Mesir meninggikan tembok penghalang dan menutup rapat-rapat perbatasan Gaza agar warganya tidak bisa melihat dan memberikan pertolongan. Sejumlah penguasa Arab memfasilitasi persenjataan dan pasukan dari AS yang akan digunakan untuk membantu militer Zionis. Para penguasa dan negara Zionis melakukan perdagangan yang menguntungkan eksistensi mereka, termasuk minyak bumi untuk tindakan genosida. Penguasa Arab seperti Saudi dan Mesir bahkan memenjarakan warga yang menyuarakan pembelaan pada Palestina dan mengkritik kejahatan Zionis.
Inilah gambaran para pemimpin yang telah menghianati umat dan melupakan firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 118. Allah Swt. berfirman,
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian menjadikan orang-orang yang ada di luar kalangan kalian (seagama) sebagai teman kepercayaan kalian. Mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kalian. Mereka pun mengharapkan kehancuran kalian. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, sedangkan apa yang tersembunyi di hati mereka adalah lebih jahat lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami) jika saja kalian berpikir."
Oleh karena itu, selama para penguasa dunia IsIam, terutama para pemimpin Arab dan Turki masih menjadi alas kaki kepentingan Barat dan kepentingan nasionalisme, krisis Palestina ini tidak akan pernah selesai. Selama negara-negara Arab dan Turki masih ada, sepanjang itu pula entitas Yahudi berdiri. Sesungguhnya merekalah yang menjadi penjaga eksistensi negara Zionis di jantung kaum muslim.
Khatimah
Genosida terhadap Gaza adalah persoalan kaum muslim dan hanya bisa diselesaikan dengan hukum IsIam. Caranya dengan melancarkan jihad fi sabilillah dengan mengerahkan pasukan muslim untuk menolong warga Gaza dan mengusir entitas Yahudi dari tanah Palestina selamanya. Solusi ini hanya bisa dilakukan ketika kaum muslim bersatu di bawah naungan Khilafah Islamiah. Tidak ada yang lain hanya solusi inilah satu-satunya yang harus dipikirkan dan diperjuangkan umat Islam saat ini, termasuk negeri kita yang mayoritas muslim.
Wallahua'lam bishawab. []
Solusi apa pun yang digagas dunia saat ini tidak akan melepaskan Palestina dari penjajahan Zionis. Satu-satunya cara memang hanya jihad mengirimkan pasukan untuk mengusir penjajah Yahudi.
Cara jitu memusnahkan kezaliman zionis israel di Rafah kirim tentara dan jihad . Sayangnya, itu bisa terwujud hanya dg adanya khilafah.