Gagasan Independent Woman Mengikis Fitrah Perempuan

gagasan Independent woman Mengikis Fitrah Perempuan

Independent woman digambarkan sebagai wanita yang mandiri, baik secara sukarela maupun terpaksa. Adapun Islam melindungi perempuan.

Oleh. Nurjanah Triani
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Saat ini, tema "independent woman" sedang ramai menjadi perbincangan di media sosial. Wah, apa sih independent woman itu? Independent woman digambarkan sebagai wanita yang mandiri yang memiliki kemapanan finasial keuangan serta karier yang mumpuni. Independent woman juga digambarkan sebagai kaum wanita yang bisa berdiri di atas kaki sendiri, wanita yang mampu menghadapi, melindungi hingga memperjuangkan kehidupannya sendiri. Bahkan, secara ekstrem, makna independent woman mengarah pada mereka yang tidak membutuhkan siapa pun dalam kehidupannya, termasuk pasangan. Lantas, apakah tren independent woman ini kita anggap sebuah impian ataukah keprihatinan?

Fakta Independent Woman

Dalam berbagai cuplikan video yang berkaitan dengan independent woman, kita bisa menemui dua fakta yang disebut independent woman. Pertama adalah mereka yang memiliki privilese lebih dalam hal relasi, kesempatan, kekayaan, dan pendidikan sehingga menjadi independent woman adalah suatu pilihan bahkan terasa seperti angin surga bagi kalangan yang merasakannya. Fakta pertama ini menunjukkan bahwa menjadi independent woman adalah kesempatan yang dapat mereka ambil dengan senang hati. Memiliki kesempatan karier yang baik, memiliki keuangan yang baik, seluruhnya menjadi anugerah rezeki yang dipilih secara sadar dan sukarela.

Fakta kedua adalah mereka menjadi independent woman karena terjebak dalam sebuah keadaan. Fakta ini menunjukkan adanya rasa lelah, tidak berdaya, frustasi, tetapi harus terus berlanjut karena tidak ada pilihan lain yang bisa dipilih di antaranya. Dalam situasi ini, independent woman bukanlah sebuah impian. Menjadi independent woman dalam situasi ini adalah ibarat sebuah neraka yang sangat dihindari. Ini karena tumpukan dan tuntutan pekerjaan memaksa para perempuan memacu diri lebih keras lagi demi terpenuhinya sebuah tujuan.

https://narasipost.com/opini/11/2020/keadilan-dalam-khilafah-bagi-perempuan/

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, fakta kedua yaitu perempuan yang terpaksa menjadi independent woman merupakan hal yang lebih banyak terjadi di masyarakat kita. Pagi-pagi mereka sudah harus berdesakan memasuki lorong-lorong kereta, berlarian, dan saling dorong menuju peron agar sampai di tempat tujuan sesuai dengan jam yang diharuskan. Tidak jarang, kereta yang sudah demikian padat itu tetap dipaksa "menelan" masuk penumpang menuju pemberhentian selanjutnya.

Lelah, mereka jelas lelah. Namun, mereka bisa apa? Menjadi independent woman karena keadaan, bukan suatu pilihan. Tidak jarang, kaum perempuan juga mendapat perlakukan buruk berupa pelecehan, kekerasan, dan lainnya yang tidak terhindarkan akibat berdesakan dengan lawan jenis di kereta.

Para perempuan juga tidak sedikit yang dibenturkan oleh realitas saat ini bahwasanya menikah pun tidak mampu membuat mereka terlepas dari segala beban yang harus ia tanggung. Bahkan status menikah seolah makin memperkeruh keadaan karena harus membagi peran antara menjadi ummun warabbatul bait dan profesionalitas dalam bekerja. Akibatnya, benang yang kusut makin kusut.

Kapitalisme Membuat Fitrah Perempuan Terkikis

Fakta berkaitan independent woman yang terpaksa karena keadaan, tidak bisa terlepas dari sistem kapitalisme yang makin hari makin sadis. Berbagai tuntutan dan kebutuhan hidup seperti tidak membiarkan kita bisa bernapas lega sedikit pun. Para perempuan "dihajar" habis-habisan oleh tuntutan dunia yang makin tidak masuk akal. Para lelaki dibuat tidak berdaya memenuhi kebutuhan sehingga istri tercinta harus turun tangan keluar rumah mencari rupiah.

Rezeki memang selalu tercukupi, tetapi di tengah sistem kapitalisme, kecukupan itu amat sempit untuk diraih. Makanan bergizi amat sulit terpenuhi. Pendidikan berkualitas hanya mampu diraih kalangan atas. Kesehatan tidak untuk rakyat miskin. Tercukupinya kebutuhan dasar di kehidupan kapitalistik merupakan hal yang jauh dari gapaian.

Keadaan yang terus mengimpit membuat kaum hawa saat ini kehilangan fitrahnya sebagai perempuan. Perempuan dengan fitrah bermanja, kini beralih menjadi mandiri hingga merasa tidak membutuhkan yang lain (laki-laki). Perempuan yang fitrahnya tenang, anggun, dan lemah lembut, kini karena tuntutan hidup dan pekerjaan berubah menjadi sosok yang keras dan mudah marah. Perubahan sifat ini terjadi secara alami tatkala dirinya merasa memerlukan perlindungan. Sikap keras dan merasa bisa mengerjakan semua tanpa bantuan siapapun adalah sifat alamiah yang muncul untuk membentengi diri agar tidak mudah menyerah. Dari sinilah hilangnya sikap manja, anggun, dan lemah lembut. Tidak terasa, sedikit demi sedikit, fitrah perempuan makin sirna.

Hanya Islam yang Memuliakan Perempuan

Bukan hanya slogan, dalam syariat IsIam, perempuan amat dimuliakan. Saat menjadi anak, ia menjadi tanggungan orang tuanya. Saat menjadi istri, ia tanggungan suaminya. Saat menjadi seorang ibu, ia tanggungan anak laki-lakinya. Bahkan saat hidup sebatang kara, ia menjadi tanggungan negara. Seistimewa itu kedudukan perempuan dalam IsIam. Ini karena fitrahnya senaniasa terjaga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ  bersabda,

‎اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ ، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

“Berbuat baiklah pada para wanita. Karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Yang namanya tulang rusuk, bagian atasnya itu bengkok. Jika engkau mencoba untuk meluruskannya (dengan kasar), engkau akan mematahkannya. Jika engkau membiarkannya, tetap saja tulang tersebut bengkok. Berbuat baiklah pada para wanita.” (HR. Bukhari, no. 3331 dan Muslim, no. 1468).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda,

إِنِّيْ أُحَرِّجُ عَلَيْكُمْ حَقَّ الضَّعِيْفَيْنِ: اَلْيَتِيْمِ وَالْمَرْأَةِ.

“Sesungguhnya aku mengkhawatirkan hak dua orang yang lemah atas kalian: anak yatim dan wanita.” (HR: Ibnu Majah).

Perempuan dalam IsIam memiliki hak penuh atas perlindungan. Tidak perlu berdiri sendiri karena seluruh kebutuhan telah ada yang menanggung. Perempuan dalam IsIam amat dijaga fitrahnya, sebagai makhluk yang mulia penuh perlindungan, bukan untuk dihinakan, ia terjaga dan dijaga.

Dalam IsIam, perempuan tak perlu susah payah menjadi independent woman. Dalam setiap status yang dipikulnya, sudah ada seseorang yang menanggungnya. Ia tidak perlu memperjuangkan kehidupannya sendiri, hanya fokus menjaga hubungan dengan Ilahi.

Semua hak dan fitrah wanita bisa kembali jika IsIam bukan hanya menjadi perbincangan, tetapi penerapan syariatnya dalam seluruh aspek kehidupan berjalan dengan sempurna. Dengan demikian, terjagalah hak dan fitrah wanita, kembali pada semestinya. Wallahua'lam bishawab. []

#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nurjanah Triani Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Ambisi Besar Pertumbuhan Ekonomi, Mungkinkah?
Next
Tapera: Tabungan Pemerasan Rakyat
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
novianti
novianti
4 months ago

Fitrahnya perempuan, dimanjain dan disayang. Bukan disuruh kerja dan sampai rumah masih harus ngurus ini dan itu.Boro-boro bisa me time, yang ada capek banget. Apalagi jika menjadi buruh. Kasihan sekali. Konsep begini ini yang membuat para perempuan ingin berkarir. Kecuali karena ada kondisi yang memasa perempuan atau sesuai syariat.

Maya Rohmah
Maya Rohmah
4 months ago

Hanya di dalam sistem Islam,
Kita para perempuan bisa hidup tenang, nyaman, aman, dan terlindungi.

Last edited 4 months ago by Maya Rohmah
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram