Berdamai dengan Pasangan, Solusi Perceraian

Berdamai dengan pasangan solusi perceraian

Talak artinya perceraian. Hal yang paling tidak dianjurkan kecuali kedua belah pihak telah sepakat dan tidak bisa dihindari lagi

Oleh. Mahyra Senja
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sahabat NarasiPost, belum lama kita mendengar kabar tentang perceraian Ria Ricis dan Teuku Ryan. Pasangan muda yang baru memiliki satu orang putri, tetapi memutuskan untuk bercerai. Dua orang selebritas itu, menjadi cermin bahwa tidak selamanya pernikahan berakhir indah. Padahal, bukankah Allah Swt. membenci perceraian?

Perceraian, Bukan Solusi Utama

Dalam Islam perceraian bukan menjadi solusi masalah rumah tangga karena hal ini tertuang dalam sabda Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:

اَبْغَضُ الْحَلَالِ اِلَى اللهِ الطْلَاقِ (رواه ابو داود, ابن ماجه, الحاكيم

Artinya, “Sesuatu perbuatan yang paling dibenci Allah adalah talak.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Hakim).

Talak artinya perceraian. Hal yang paling tidak dianjurkan kecuali kedua belah pihak telah sepakat dan tidak bisa dihindari lagi. Namun, apabila masih bisa diselamatkan dengan jalan komunikasi dan perdamaian sebaiknya lakukan hal tersebut. Banyak hal yang dirugikan dari masalah perceraian ini, salah satunya yaitu buah hati.

Setiap masalah rumah tangga bisa diselesaikan dengan jalan perdamaian. Komunikasi yang baik seharusnya dilakukan antara dua pasangan untuk menyelesaikan konflik, bukan dengan cara emosi dan bersikap saling menyakiti satu sama lain.

Setiap rumah tangga, tentu ada polemiknya masing-masing. Apalagi, godaan dan rintangan begitu banyak mulai dari hal yang sepele sampai yang besar. Adakah yang ingin hidupnya menderita dalam biduk rumah tangga? Pasti tidak ada, bukan? Dalam kehidupan berumah tangga, tentu kita diberikan ujian kesabaran. Meskipun, kehidupan yang didasari atas cinta tetapi tidak menjamin hidup seseorang akan bahagia.

Secara kasat mata, mungkin kita lihat secara fisik seseorang terlihat bahagia, tapi batinnya? Kita tidak tahu, ternyata banyak orang yang menyembunyikan penderitaan. Jiwanya mengalami stres, hanya saja dia menahannya, sampai di titik orang itu tidak sanggup lagi menahan beban kehidupan.

Rentan Stres karena Tekanan Batin

Orang yang stres rentan mengalami masalah mental yang berujung pada sikap dan perasaannya. Misalnya seperti kasus Rian. Dia merasa stres karena mempunyai banyak cicilan utang dan hidupnya tidak bahagia. Inilah yang membuatnya berubah sikap dan tidak nyaman dengan pernikahan. Sehingga tekanan ini dapat berujung pada luka batin yang membuat perceraian terjadi.

Tekanan mental yang disebabkan oleh pikiran dan tanggung jawab yang besar akan membuatnya mengalami masalah psikis, bahkan depresi. Stres dalam jangka panjang bisa memengaruhi pikiran, fisik, sikap, atau perbuatan seseorang. Tidak bisa dimungkiri banyak kejahatan yang disebabkan karena orang yang stres memilih jalan pintas. Orang yang peka terhadap dirinya akan mencari solusi bagaimana menaklukkan stres mulai dari yang ringan hingga berat.

Realitasnya banyak orang yang mengabaikan diri sendiri. Sehingga lambat laun menjadi bom waktu yang akan memengaruhi hidupnya. Ya, sikap bad mood, selalu murung, sensitif, serta patah semangat menjadi pemicunya karena beban hidup yang menumpuk. Itulah kondisi jiwa yang stres.

Orang yang stres menjalani hidup tanpa gairah, apalagi semangat. Hal itu wajar terjadi. Hidup dalam beban kehidupan yang berat, sangat berpengaruh pada psikis seseorang. Buat kamu yang lagi banyak pikiran, cobalah tenangkan pikiranmu dengan mendekati Allah Swt. Banyak berzikir dan serahkan semua masalah pada Allah Swt. Jangan memendam masalah. Ungkapkan pada Allah dalam tahajud di sepertiga malam, langitkan doa karena hanya Dia tempat kamu pasrah dan melabuhkan harapan.

Hidup tidak perlu harus mewah. Jalani dengan penuh syukur. Jangan pedulikan ucapan orang. Standar hidup seseorang berbeda-beda. Bahagia itu kita yang ciptakan, jadi jangan diam saja menunggu waktu untuk bahagia. Cara untuk bahagia itu sederhana. Kita bisa bahagia dengan cara yang simpel, murah, dan mudah. Ya, misalnya dengan cara berolah raga, jalan ke mal, me time, mendengarkan musik, travelling atau menonton. Nah, yang paling efektif yaitu dengan membaca dan mentadaburi ayat Al-Quran. Hal ini dapat mengurangi stres.

Ciptakan Bahagia Hilangkan Stres Mulai dari Sekarang!

Hal-hal kecil lainnya yang sering kita lupakan, tapi membahagiakan misalnya ngobrol dan curhat. Makan bersama keluarga, ngeteh atau ngopi santai, istirahat, menulis, atau baca novel. Bahagia versi kamu bagaimana? Sebab, bahagia itu pemahamannya tergantung pada diri masing-masing. Intinya mindset kita yang harus kita ubah.

Dalam berumah tangga tentu banyak masalah karena tuntutan hidup saat ini begitu besar. Jika kita tidak sanggup, jangan memikul beban hidup sendiri. Terkadang kita harus menekan ego di dalam diri dan bersikap legawa dalam menerima semua ujian kehidupan. Sikap menerima dengan lapang dada salah satunya menerima dengan ikhlas kekurangan pasangan hidup kita dan berdamai dengan keadaan.

Apabila terjadi perselisihan rumah tangga, maka Islam memberikan jalan keluar agar masing-masing suami istri menyediakan juru pendamai dari kalangan keluarga untuk menyelesaikan konflik rumah tangga tersebut. Hal ini diatur dalam surah An-Nisa ayat 35 yang berbunyi:

وَ اِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوْا حَكَمًا مِّنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِّنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيْدَآ اِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللهُ بَيْنَهُمَا إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيْمًا خَبِيْرًا (النسآء:35)

Artinya : “Dan jika kamu khawatir ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan, jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (An-Nisa’ ayat 35).

Ayat ini mengandung ibrah bahwa kita harus senantiasa memperbaiki diri, bila ada kekurangan serta kesalahan yang kita lakukan dalam rumah tangga. Kita butuh orang lain untuk mendamaikan, bukan malah saling menyerang dan merasa diri paling benar. Setiap manusia tidak ada yang sempurna, bisa jadi kita tidak menyadari perbuatan dosa, baik kesalahan lisan atau perbuatan. Nyatanya kita juga ikut andil dalam perdebatan itu. Artinya, kita harus memaafkan dan lapang dada menerima kekurangan dan kelebihan pasangan kita.

Dalam hidup ini, ada orang yang diuji dengan harta, wanita, anak, dan lain sebagainya. Seberat apa pun ujian yang dihadapi, ingatlah Allah selalu ada untukmu. Jangan menjauh dari Allah karena segala cobaan yang kamu hadapi ada solusinya. Jika ingin lulus melewati badai cobaan, mari berjuang menjadi manusia tangguh yang anti mengeluh dan sabar dalam menghadapi cobaan serta ikhlas.

Pertolongan Allah sangat dekat bagi siapa saja yang meyakininya. Apa pun yang kamu hadapi hari ini, jangan patah semangat, ya. Jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu. Bentangkan sajadahmu, baca ayat-ayat yang dapat menenangkan jiwa. Renungi setiap masalah yang terjadi dan ambil hikmahnya.

https://narasipost.com/surat-pembaca/10/2023/menilik-badai-perceraian-yang-kian-tak-terbendung/

Jangan menahan semua perih seorang diri. Menangislah di hadapan Allah karena hanya Dia yang menguasai langit dan bumi. Terkadang di saat kita pasrah, Allah Swt. terasa sangat dekat dengan kita. Kuatkan iman di dada, mari berjuang untuk bahagia. Semoga kamu termotivasi. Salam semangat untuk para pasutri yang berjuang dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. “Hidup ini indah sesuai ekspektasi kita. Jadi jangan berekspektasi terlalu tinggi. Segala sesuatu sangat mungkin terjadi karena hanya Allah yang mengatur takdir manusia.” []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Mahyra Senja Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Salah Kaprah Tertiary Education?
Next
Saling Sikut Polri dan Kejagung?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
angesti widadi
5 months ago

Segala sesuatu nampak indah dan damai bila kita sudah menemukan kuncinya.

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
5 months ago

Ketika memutuskan menikah ..maka harus siap dg kemungkinan2 yg akn terjadi. Yg pasti gak ada RT yg gak ada ujian. Tinggal keduanya mau ambil cara Islam kah dlm penyelesaiannya atau memperturutkan hawa nafsu semata? Stok sabar mesti luas stok syukur mesti tinggi. Semoga Allah senantiasa menjaga keluarga Muslim di mana pun berada. Aamiin

Barakallah Mba Mahyra

Novianti
Novianti
5 months ago

Jangan umbar kemesraan di.medsos. Cukuplah pasangan yang tahu. Jika hubungan suami istri sudah seperti hidup dalam gelas, akan stres dengan banyak.komentar orang.

Mahyra senja
5 months ago

Seorang istri mudah stres karena tekanan batin ini sering terjadi.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram