Bullying dapat menimpa siapa pun dan di mana pun berada. Ketika mereka bermain keluar rumah, kendaraan umum, tempat ibadah, bahkan sekolah.
Oleh. Bunga Padi
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bullying atau perundungan, menjadi berita yang tak pernah ada hentinya menjadi perbincangan di negeri ini. Berbagai media online, media cetak maupun TV kerap menayangkannya dengan beragam kasus. Mengapa bullying tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Lantas, upaya apa yang harus ditempuh agar terhindar dari perilaku bullying?
Mengenal Ragam Bullying
Di zaman dunia digital seperti sekarang, tindakan bullying juga marak terjadi di dunia maya atau dikenal cyber bullying. Meski tidak dilakukan secara nonfisik, tetapi dampaknya sangat luar biasa bisa merusak, melukai, dan mengganggu serius mental korbannya.
Ada juga bullying secara sosial, yaitu sebuah perbuatan dalam upaya mencoreng nama baik atau merusak reputasi seseorang di lingkungan sosial. Di mana pelaku akan menyebarkan berita bohong tentang seseorang. Akibat kebencian, iri dengki dan kemarahan yang menguasai diri si pelaku.
Perbuatan bullying verbal adalah sebuah perlakuan dengan menggunakan lisan. Seperti, mengucapkan kata-kata kasar, caci maki, menghina, merendahkan dan lain-lain. Meski tidak dilakukan secara fisik, tetapi sangat membahayakan kesehatan mental si korban bila tidak segera diatasi dan direhabilitasi.
Bullying fisik dengan melakukan kekerasan secara fisik terhadap korban. Semisal memukul, melukai, menendang, menjatuhkan, menyakiti, dan seterusnya. Dengan menggunakan alat atau tanpa alat serta anggota tubuh lainnya. Jika sudah mengalami kekerasan fisik begini, tak jarang korbannya berujung kematian dengan kondisi mengenaskan.
Menyasar Semua Gender
Sering kita mendengar ungkapan, kejahatan terjadi karena adanya kesempatan. Demikian juga dengan tindakan bullying karena adanya kesempatan dan waktu yang sepi, sehingga tindakan bullying mudah dilakukan oleh pelaku.
Perlakuan bullying bisa menyasar siapa saja tanpa pandang usia. Bisa anak-anak, remaja, orang dewasa. Pelaku atau korban bisa laki-laki maupun perempuan.
Pada bahasan kali ini, penulis ingin berbagi bagaimana cara terampil mengadang bullying pada anak-anak. Apatah lagi kita hidup di kehidupan yang tidak islami tersebab sekularisme, sehingga jauh dari nilai-nilai agama dan niradab. Bullying dapat menimpa siapa pun dan di mana pun berada. Ketika mereka bermain keluar rumah, kendaraan umum, tempat ibadah, bahkan sekolah.
Namun jangan khawatir, sebagai orang tua kita bisa membentengi anak kita dengan ilmu-ilmu pengetahuan. Mengajarkan kepada anak untuk membela diri. Serta menyampaikan kepada anak menghindarkan dari perilaku bullying adalah hal baik yang harus dilakukannya.
Orang tua membekali beberapa keterampilan penting yang harus dimiliki oleh sang anak. Karena ini tidak hanya menghindari perundungan berbentuk fisik dan verbal, tetapi juga tentang keberanian anak membela dirinya. Selain itu, diharapkan anak mampu mengelola situasi secara efektif, bilamana sewaktu-waktu mengalami perundungan dari teman atau orang lain.
Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk menghindari bullying terhadap anak, di antaranya :
- Mengajarkan anak untuk selalu menjaga ketaatan, berakhlak mulia, dan senantiasa berdoa. Yakinkan, bahwa Allah akan menjaganya di mana pun berada. Sebagaimana tuturan hadis yang diriwayatkan Tirmidzi dan Ahmad, “Jagalah hak Allah, niscaya Allah akan menjaga.”
- Mengajarkan anak-anak untuk selalu memiliki kepercayaan diri penuh, tegas, dan tangguh. Tidak boleh bersikap lemah, takut, sedih, dan cenderung mengalihkan pandangannya ke bawah.
Anak yang memiliki kepercayaan diri yang baik bisa tampak secara bahasa tubuh di antaranya, kesehatan tubuh yg prima, ceria, bersemangat, ramah, berani mengatakan “No” pada hal-hal yang tidak wajar. Allah Swt. berfirman di surah Al-Imran ayat 139:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١٣٩
Artinya, “Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” - Mengajarkan kepada anak untuk menekuni minimal salah satu bidang atau minat bakat yang ia sukai seperti menulis cerita anak, menggambar, membuat kerajinan tangan, olah raga berkuda, berenang. Mendorong anak dengan minatnya itu ia bisa berprestasi gemilang. Jangan lupa memberi apresiasi bila anak mencapai keberhasilan ataupun tidak. Sebagai ungkapan yang tulus padanya.
- Mengajarkan anak untuk selalu berkelompok bersama teman dan berada di lingkungan pertemanan yang baik, karena pelaku bullying hanya akan melakukan perundungan kepada korban yg sendirian. Oleh sebab itu, ingatkan kepada anak-anak untuk selalu berkelompok bersama teman-temanya. Seperti saat bermain, pergi les, pergi mengaji, pergi ke sekolah dan lain -lain.
- Mengajarkan anak untuk peka dan selalu waspada dengan situasi lingkungan sekitar. Jika ada gelagat yang mencurigakan atau tidak beres, segera menjauhi dan meninggalkan lokasi tersebut.
- Mengajarkan anak untuk merespons perundungan dengan tetap bersikap tenang dan sabar. Kemampuan mengontrol emosi pada situasi genting sangat diperlukan agar keadaan tidak bertambah kacau dan panas.
- Mengajarkan anak untuk tidak mudah terpancing untuk melawan. Meninggalkan teman yang buruk dan menghindarkan diri dari pertengkaran atau adu fisik itu jauh lebih baik. Menjelaskan kepada si anak ketika ia memutuskan menjauh dari situasi perundungan bukan karena pengecut tetapi menghindari kemungkinan situasi buruk terjadi lebih penting, sebelum keadaan menjadi tak terkendali.
- Mengajarkan anak untuk mengikuti salah satu cabang olah bela diri. Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, juga kemampuan melakukan pertahanan/membela diri secara fisik.
- Mengajarkan anak untuk berani melaporkan perilaku bullying kepada pihak berwajib, atau pihak sekolah seperti satpam, polisi, maupun guru bila kejadian di lingkungan sekolah.
Demikianlah, beberapa langkah keterampilan yang bisa diberikan kepada anak-anak. Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi anak-anak kita dari segala bentuk kejahatan. Pada akhirnya kepada Allah jualah kita berserah diri menitipkan segala pengharapan dan kebaikan dalam kehidupan dunia ini. Aamiin.
Wallahu a'lam bi shawaab. []
Intinya harus berani percaya diri dan jadi orang yang punya jiwa dan otak intelektual biar tidak mudah dibully.
Anak harus diberikan kepercayaan diri untuk berani melawan bullying
Salah satu yang penting diajarkan adalah keterampilan menyelesaikan konflik dengan cara bicara. Keterampilan ini efektif diajarkan dalam keluarga. Perlu waktu untuk ngobrol banyak dengan anak mengenai kesehariannya. Dari situlah ortu bisa memberikan pandangan jika ada pengalaman bullying yang anak alami atau ia lihat.
Masyaallah tabarakallah Bu Pemred dan Tim Redaksi. Sukses dunia akhirat