Study Tour Antara Manfaat dan Mudarat

Study Tour antara Manfaat dan Mudarat

Keputusan sepihak dengan mewajibkan seluruh peserta didik kelas akhir ikut dalam kegiatan study tour tanpa pertimbangan finansial adalah zalim

Oleh. Firman Fadilah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pendidikan adalah salah satu proses kehidupan yang banyak meninggalkan beragam kesan antara bahagia, suka, dan duka. Momen tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, enam tahun untuk SD dan tiga tahun untuk jenjang SMP dan SMA. Kebersamaan yang telah terjalin tersebut akan menciptakan ikatan kuat, bukan hanya sebagai teman, tapi sebagai keluarga.

Waktu pasti berlalu. Akan ada saatnya proses pendidikan itu selesai dan setiap siswa akan mencari masa depannya masing-masing. Ada tangis haru saat berpisah. Ada juga rasa bahagia karena satu proses yang telah selesai dilewati akan mendekatkan langkah pada cita-cita.

Sebagaimana pertemuan, perpisahan juga layak untuk dirayakan. Awal masuk sekolah ada masa ta'aruf siswa, maka akhir waktu sekolah ada perayaan kelulusan. Setiap sekolah memiliki caranya masing-masing untuk merayakan kelulusan. Ada yang merayakan dengan doa bersama, makan bersama, melakukan kegiatan bakti sosial, dan perayaan kelulusan yang paling umum adalah study tour.

Fenomena budaya study tour di Indonesia sebagai momen perayaan kelulusan telah menjadi tradisi yang cukup populer di kalangan pelajar, terutama mereka yang baru saja menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, seperti SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi.

Manfaat Study Tour

Sesuai dengan nama kegiatannya, study tour melibatkan perjalanan ke berbagai destinasi wisata yang mengandung nilai edukatif. Study tour bukan hanya menjadi kesempatan untuk bersenang-senang, tetapi juga kegiatan yang menawarkan pengalaman belajar yang berbeda di luar lingkungan sekolah.

Destinasi wisata yang dipilih biasanya tempat yang memiliki nilai pembelajaran seperti museum, cagar budaya, atau tempat-tempat bersejarah. Akan tetapi, tidak jarang juga mencakup tempat rekreasi seperti taman bermain atau pantai. Dengan demikian, study tour bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga menambah wawasan dan pengetahuan para siswa sebelum merambah ke jenjang selanjutnya.

Kegiatan study tour harus direncanakan dan dipersiapkan dengan matang agar kegiatan edukatif tersebut berjalan dengan lancar, serta untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Perencanaan mulai dari sewa bus, makanan, obat-obatan, dan ongkos perjalanan harus dipersiapkan dengan maksimal. Jangan sampai momen berharga tersebut terhambat akibat kelalaian kita sendiri. Keamanan dan keselamatan siswa selama perjalanan harus menjadi perhatian utama bagi orang tua dan pihak sekolah.

Kegiatan study tour ini memiliki banyak manfaat. Oleh karenanya, kegiatan ini banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Manfaat utama dari study tour adalah memberikan pengalaman belajar yang langsung dan praktis di dunia luar. Melalui kunjungan ke lokasi-lokasi tertentu, peserta didik dapat melihat dan mengalami sendiri apa yang telah mereka pelajari di kelas, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam dan kontekstual. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang mereka tahu dari buku pelajaran akan semakin membukakan wawasan dan pegalaman yang berharga.

Selain itu, study tour juga memiliki peran sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi. Berinteraksi dengan teman-teman sekelas dan orang-orang baru di lingkungan yang berbeda dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan interpersonal dan membangun jejaring sosial yang lebih luas. Hal ini tentunya penting juga untuk pengembangan mental individu dan profesionalitas di masa depan.

Study tour juga dapat memperluas wawasan tentang budaya setempat. Mengunjungi tempat-tempat baru dan berinteraksi dengan budaya yang berbeda dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap keragaman budaya yang sangat penting dalam dunia yang semakin global. Study tour dapat mengenalkan budaya Indonesia yang kaya secara nyata dalam kehidupan bukan hanya sekadar text book.

Yang tak kalah penting adalah study tour dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan keinginan belajar yang tinggi para peserta didik setelah menyelesaikan study. Mengalami langsung bagaimana ilmu yang dipelajari diterapkan dalam kehidupan nyata bisa menambah semangat dan minat peserta didik dalam belajar.

Mudarat yang Bisa Terjadi

Di sisi lain, kegiatan study tour kadang menimbulkan kontra, terutama di kalangan wali murid. Pembebanan biaya yang tidak sedikit sering kali menjadi alasan utama ketidaksetujuan orang tua. Banyak wali murid yang merasa bahwa biaya yang dikeluarkan untuk study tour terlalu tinggi, terutama jika dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Selain itu, ada kekhawatiran mengenai keamanan dan keselamatan anak-anak selama perjalanan yang membuat beberapa orang tua berpikir dua kali sebelum mengizinkan anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Beberapa sekolah mungkin memasukkan agenda study tour sebagai kegiatan rutin yang wajib dilakukan satu tahun sekali sebagai momen perayaan kelulusan. Sehingga, sekolah merasa tak perlu bermusyawarah atau meminta izin dan persetujuan wali murid tentang pelaksanan study tour. Keputusan sepihak tersebut dengan kata lain mewajibkan seluruh peserta didik kelas akhir untuk ikut dalam kegiatan study tour tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial semua murid. Padahal, tidak semua wali murid mampu membayar biaya yang dibebankan.

Ada juga sekolah yang tetap membebankan biaya kepada siswa yang tidak ikut berpartisipasi. Hal ini dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan dan ketidakadilan di kalangan orang tua serta murid yang kurang mampu. Wali murid akan merasa sangat terdiskriminasi atas biaya yang dikeluarkan tanpa menerima manfaat.

Lebih jauh tentang masalah destinasi wisata. Mengunjungi tempat-tempat yang penuh dengan kemaksiatan hanya akan menambah dosa. Nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan di rumah dan sekolah punya sisi percuma jika dalam praktiknya menyalahi ajaran agama. Siswa dapat terpapar pada perilaku yang tidak pantas yang mungkin mereka anggap normal atau menarik.

Banyak tempat-tempat wisata di mana orang-orangnya memperlihatkan maksiat tanpa rasa malu. Misalnya membuka aurat, pacaran, minum alkohol, dan kata-kata kasar yang tidak pantas. Mengunjungi tempat-tempat tersebut dapat menyebabkan trauma atau stres pada siswa, terutama bagi mereka yang tidak siap secara emosional untuk menghadapi situasi seperti itu.

Kunjungan ke tempat-tempat tidak pantas juga dapat merusak reputasi sekolah di mata masyarakat dan para orang tua. Sekolah adalah tempat penanaman nilai dan norma. Kunjungan ke tempat semacam itu dapat mengurangi kepercayaan terhadap institusi pendidikan tersebut. Orang tua dan masyarakat tentu mengharapkan sekolah untuk mempromosikan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan moral siswa. Ketika sekolah gagal memenuhi harapan ini, kepercayaan terhadap institusi tersebut bisa menurun drastis dan pada akhirnya dapat memengaruhi jumlah peminat dan dukungan masyarakat.

Alangkah baiknya jika kegiatan kelulusan diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dan membawa berkah. Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang berbuat berlebihan. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 31 sebagai berikut:

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

Artinya: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

Ayat di atas menjelaskan tentang larangan keras berbuat berlebihan. Jika sekiranya kegiatan study tour mendatangkan banyak manfaat, hal tersebut boleh saja dilakukan. Akan tetapi, jika study tour malah menimbulkan banyak kemudaratan, sebaiknya tidak dilakukan. Apalagi ketika adanya pemaksaan yang menimbulkan ketidakadilan terhadap para siswa yang tidak mampu. Biaya yang dibayarkan akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk ongkos masuk sekolah selanjutnya, membeli seragam, dan alat tulis.

https://narasipost.com/opini/06/2023/pro-dan-kontra-wisuda-ajang-unjuk-prestasi-atau-gengsi/

Rekreasi merupakan salah satu kebutuhan rohani. Manusia perlu melihat dunia luar sebagai bentuk self reward dan media mencari inspirasi. Rekreasi juga harus disertai kesadaran bahwa jangan sampai kesenangan yang sesaat menyesatkan kita ke jurang maksiat.

Akan lebih bermanfaat jika perayaan kelulusan dirayakan dengan cara sederhana, misalnya doa bersama. Kesederhanaan dalam merayakan kelulusan bukan hanya menunjukkan sikap rendah hati tetapi juga mencerminkan pemahaman bahwa keberhasilan adalah karunia dari Allah Swt. yang harus disyukuri dengan bijak. Dalam Islam, sikap berlebihan atau pemborosan adalah tindakan yang tidak disukai oleh Allah Swt. Selain itu, merayakan kelulusan dengan berlebihan dapat mengundang berbagai masalah seperti pemborosan uang, potensi terjadinya tindakan yang tidak sesuai dengan norma agama, dan menghilangkan esensi syukur itu sendiri.

Mengisi kegiatan kelulusan dengan hal-hal yang bermanfaat dan membawa berkah adalah cerminan dari sikap syukur dan kesederhanaan yang diajarkan dalam Islam. Dengan melakukan kegiatan yang positif, seperti berdoa dan berbagi akan mempererat ikatan silaturahmi dan mendapatkan berkah dari Allah Swt. Mari kita selalu mengingat bahwa dalam setiap momen kebahagiaan, ada nilai-nilai agama yang harus dijunjung tinggi, dan rasa syukur yang harus diungkapkan dengan cara yang tidak berlebihan.
Pojok baca, 16 Mei 2024 []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Firman Fadilah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pilkada Bertabur Artis
Next
Dilema Rakyat Penambang Emas di Solok Selatan
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
6 months ago

Study tour saat ini memang lebih menonjolkan jalan-jalan daripada aspek pendidikannya ya. Kalaupun ada, itu hanya sebagian kecil. Ini harusnya jadi perhatian pemerintah agar tidak ada nyawa yang dikorbankan.

Firda Umayah
Firda Umayah
6 months ago

Di sebagian wilayah, pemerintahnya sudah mengimbau agar study tour tidak boleh menjadi beban orang tua dan pihak penyelenggara wajib menjaga keamanan peserta study tour. Namun kelihatannya kegiatan ini memang jadi kegiatan rutin yang seakan harus ada di beberapa jenjang pendidikan.

Novianti
Novianti
6 months ago

Dari zaman saya SMA tahun 1987 an, ternyata masih diteruskan hingga sekarang. Apa hasilnya dari study tour saya dulu? Lebih ke jalan-jalan aja sih. Malah ada acara ke pantai juga. Dulu saya ke Yogja. Sekarang SMA di daerah saya, lebih jauh lagi yaitu ke Bali. Di Bali, kebayang lah pemandangannya seperti apa. Mesti mulai dipikirkan study tour yang benar-bebar bermanfaat

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram