Wanita laksana kaca. Sungguh perumpamaan yang indah. Mengingatkan para pria untuk menjaganya sepenuh jiwa dalam balutan akidah nan sempurna.
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Wanita diciptakan oleh Allah dengan istimewa. Meski raga tak sekuat pria, jiwanya kukuh laksana baja. Ia tak mudah menyerah meski berulang kali kalah. Ia tetap tegar, meski beban hidup tak kunjung pudar. Gambaran betapa kuatnya wanita, ia tak mudah mengeluh, meski berkali-kali hampir terjatuh. Akan tetapi, sekali ia terluka, tak akan mudah sirna, akan ia bawa bahkan mungkin ke alam baka.
Begitulah, hal yang terlintas jika kita bicara tentang makhluk indah bernama wanita. Mahluk yang Allah ciptakan dengan kelemahlembutannya, tetapi menyimpan kekuatan luar biasa, tak heran jika ia disebut ras terkuat di bumi. Mahluk istimewa yang sanggup menahan beban apa pun, tetapi suasana hatinya mudah berubah. Ia mudah mengalah, tetapi kadang tak mau kalah, sampai-sampai dikatakan wanita tak pernah salah.
Wanita Laksana Kaca
Begitu kuatnya wanita, meski ia berkali-kali disakiti, tetapi masih bisa memberikan senyuman murni. Ia yang berkali-kali terluka, masih mampu menyimpannya rapat di dalam dada. Seorang wanita bisa saja menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga pada satu waktu. Dalam kondisi hamil tua, istri masih bisa memasak, membersihkan rumah, sambil mengasuh anak, mengajari mereka pelajaran, menyiapkan keperluan suami, bahkan bekerja.
Akan tetapi, sekali suaminya membentaknya, hancur sudah hatinya, seakan seluruh dunia runtuh tak berbekas. Sekali saja suaminya memukulnya, rasa sakit di dalam hatinya tak akan pernah pupus selamanya, meskipun senyuman masih ia berikan, tetapi itu hanya pemanis palsu penutup luka. Begitulah wanita, ia bagaikan gelas-gelas kaca yang tak akan bisa utuh lagi jika hatinya telah retak dan pecah. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari no. 6149 dan Muslim no. 2323. Dari sahabat Anas bin Malik yang berkata, bahwa Rasulullah Saw. pernah menemui sebagian istrinya. Ketika itu Ummu Sulaim bersama mereka maka beliau bersabda,
وَيْحَكَ يَا أَنْجَشَةُ، رُوَيْدَكَ سَوْقًا بِالقَوَارِيرِ
“Hati-hati wahai Anjasyah, pelan-pelanlah jika sedang mengawal gelas kaca (maksudnya para wanita).”
Kaca, sebuah benda yang terlihat kuat, tetapi sejatinya rapuh dan mudah pecah. Ini menggambarkan wanita yang diciptakan dengan kerapuhan dan kelemahan hingga sebuah kata yang engkau ucapkan bisa saja menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, ataupun menjadikannya melekat di sisimu. Hatinya lemah sehingga sangat perasa. Mereka mudah tersinggung, tetapi sangat senang dipuji. Mudah berburuk sangka, cemburu, juga menangis.
Tip Rasulullah dalam Menghadapi Wanita
Rasulullah menggambarkan mudah berubahnya perasaan wanita dalam sebuah hadis riwayat Al-Bukhari I/19 no 29 dan Muslim II/626 no 907 berikut,
“Seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang istrimu sepanjang hidupmu, kemudian dia melihat sesuatu yang tidak disukainya darimu, maka ia akan berkata, 'Aku sama sekali tidak pernah melihat kebaikan darimu.'"
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata dalam kitab Fathul Bari IX/254 bahwa, “Hadis ini menganjurkan ber-mujamalah (berbasa-basi) untuk menarik hati para wanita dan melembutkan hati mereka. Hadis ini juga mengajarkan tip dalam menghadapi wanita yaitu dengan mudah memaafkan mereka serta sabar dalam menghadapi kebengkokan mereka. Dan barang siapa yang berharap hilangnya kebengkokan wanita maka ia tidak akan bisa mengambil manfaat dari mereka, padahal seorang pria pasti membutuhkan seorang wanita agar tenteram bersamanya, dan menjalani hidup bersamanya. Seolah Rasulullah saw. bersabda, 'Tidaklah sempurna menikmati hidup (bersenang-senang) dengan seorang wanita kecuali dengan bersabar menghadapi kebengkokannya.'”
Hal ini mengingatkan kita bahwa ketika pria menginginkan wanita yang sempurna, atau wanita menginginkan pria yang sempurna, sungguh tak akan pernah ada. Ini karena Allah menciptakan keduanya untuk menyempurnakan satu sama lain. Wanita dengan karakter yang diciptakan oleh Allah menjadi ujian bagi laki-laki untuk berbuat makruf kepada mereka. Yaitu memperlakukan mereka dengan sabar dan dengan pendidikan agama untuk membimbing mereka. Sementara itu, wanita dengan kerapuhannya dan sifat yang mudah berubah, ketika telah tertunjuk cahaya Islam, dengan terus memperbaiki keimanannya, harus terus berusaha meluruskan kebengkokannya dengan menyandarkan segala sifat negatifnya kepada syariat.
Wanita Mulia dengan Islam
Islam adalah agama yang mengangkat derajat wanita, sedangkan dalam agama dan peradaban lain memperlakukan mereka begitu rendahnya. Dalam Islam, wanita adalah kehormatan. Ia haruslah dijaga, dinaungi, juga dimuliakan. Ia adalah ratu di istana kecilnya. Ia harus terjaga hati juga fisiknya. Wanita di dalam Islam laksana mutiara yang tak boleh tergores oleh rasa sedih dan duka. Mereka harus senantiasa nyaman dan aman baik di sisi pria, anak-anaknya, orang tuanya, lingkungannya hingga negaranya.
Wanita diibaratkan seperti daun putri malu, saat disentuh dengan lembut, dia akan menguncup dengan malu-malu. Namun, ketika kau cabut, ia akan sangat keras dan berduri. Khalifah Umar bin Khaththab berkata tentang wanita, "Wanita bukanlah pakaian yang dapat kamu pakai dan lepas sesuka hatimu. Mereka terhormat dan memiliki haknya. Sementara Khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan, "Wanita itu laksana bunga. Mereka harus kau perlakukan dengan lembut, baik, dan penuh kasih sayang.
"https://narasipost.com/syiar/09/2023/pesona-terindah-perempuan-pembangun-peradaban-islam/
Wanita adalah makhluk yang dipercaya oleh Allah sebagai pencetak generasi. Ia mempunyai tugas mulia sebagai ibu dan pengatur rumah suaminya. Ketika telah menjadi ibu, ia adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anak-anaknya. Darinya lahirlah keturunan penerus risalah Islam. Dari kelembutan pengasuhannya dan pendidikannya tercipta pemimpin peradaban nan gemilang. Meski tak sedikit wanita yang terjerembap dalam lumpur kehinaan yang memperturutkan hawa nafsunya sehingga lahirlah generasi rusak dan merusak.
Kedudukan yang Mulia
Dalam sebuah hadis Rasulullah pernah menggambarkan kedudukan wanita dibanding pria. Dari sahabat Abu Hurairah berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. untuk bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?" Rasul pun menjawab, "Ibumu." "Lalu siapa lagi?" "Ibumu." "Siapa lagi?" "Ibumu." "Siapa lagi?" "Ayahmu."
Kembali Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam kitab Fath al-Bari menjelaskan mengapa Rasul menyebut ibu sebanyak tiga kali. Ia mengutip dari Ibnu Bathal bahwa sosok ibu adalah wanita yang luar biasa mulia di mata Islam, bagi Rasulullah saw. dan tentunya bagi umat Islam. Hal ini dikarenakan umumnya ibu telah melewati tiga kesulitan dalam hidup, ketika mengandung, melahirkan hingga menyusui. Sedangkan ayah memiliki andil dalam hal pendidikan dan nafkah.
Khatimah
Wanita laksana kaca. Sungguh perumpamaan yang sangat indah. Mengingatkan bagi para pria untuk menjaganya sepenuh jiwa dalam balutan akidah nan sempurna. Perlakukan ia dengan istimewa sesuai tuntunan sang Baginda. Ia halus dan rapuh, mudah putus asa, dan mudah sekali hancur berkeping-keping. Sekali ia pecah, sulit untuk membuatnya utuh seperti semula, jika pun dapat disatukan kembali, pasti akan berbekas.
Wallahua'lam bishawab.[]
#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Baca judulnya jadi teringat sebuah lagu. BTW, perempuan itu memang hebat seperti pembuatan kaca yang harus dipanasi, ditempa, dll agar bisa menjadi gelas kaca yang indah.
Wanita oh wanita, karakternya unik. bisa hadir selembut salju tapi bisa garang seperti harimau mengaum. Suka naskah kerenmu mb Aya. Sukses selalu.
Masyaallah. Di balik kekuatannya dan kepiawaiannya dalam mengatur rumah tangga, ada kelemahan yang membuat hati seorang wanita bisa terluka. Barakallah mba @Aya , naskahnya sangat menyentuh hati.
Aamiin wafiik barakallah mb Atien
Bener banget, wanita itu lembut yang mudah tersentuh dengan kelembutan. Tapi jadi kuat ketika harus berkorban. Wanita bak gelas kaca. Nampak bening, kokoh, tapi jika sudah terburai, perlu waktu untuk menyatukan kembali setiap pecahannya dan tidak lagi sama.
Benar mb.. istimewa sekali wanita ya..
Mulailah wanita dengan Islam
Mulialah wanita dengan Islam