Digitalisasi Desa dan Solusi Stunting

Digitalisasi Desa

Stunting adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan sistematis dan terpadu dari berbagai sektor.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Apa yang disampaikan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar yang dikutip dari www.kompas.com (12/5/2024) tentang program digitalisasi di desa, kiranya perlu dicermati secara kritis.
Pemerintah menilai, bahwa dengan adanya program digitalisasi memiliki banyak manfaat, mulai dari mengatasi persoalan stunting hingga mengurangi dampak atau mitigasi bencana. Namun, penyelesaian persoalan stunting di negeri ini semudah itukah?

Sebagaimana diketahui, stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang menyebabkan anak memiliki tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan standar usianya, hal ini merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia.

https://narasipost.com/opini/04/2024/stunting-kian-meradang-bagaimana-islam-memandang/

Data dari UNICEF menunjukkan bahwa ada sekitar 27,7 persen anak di Indonesia mengalami stunting pada tahun 2020. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kesehatannya di masa depan. Nah, jika dikaitkan dengan apa yang diprogramkan pemerintah melalui digitalisasi desa, tentunya harus dijelaskan dulu akar masalahnya.

Apa itu Desa Digital?

Desa digital adalah konsep pembangunan desa yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Melalui digitalisasi, desa dapat mengakses berbagai layanan dan informasi yang sebelumnya sulit dijangkau. Teknologi ini mencakup internet, aplikasi mobile, sistem informasi geografis (SIG), dan platform media sosial, yang semuanya berfungsi untuk mempercepat distribusi informasi dan layanan.

Ada asumsi bahwa dengan adanya akses informasi kesehatan melalui internet dan aplikasi mobile di desa digital, masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi kesehatan. Edukasi mengenai gizi, pentingnya ASI eksklusif, dan cara mencegah stunting dapat disampaikan melalui platform digital. Informasi yang akurat dan up to date ini membantu orang tua membuat keputusan yang lebih baik terkait kesehatan dan nutrisi anak mereka.

Selain itu, keberadaan desa digital memungkinkan terselenggaranya layanan telemedicine, di mana penduduk desa dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi secara online. Ini sangat penting untuk wilayah yang sulit dijangkau atau kekurangan tenaga medis. Dengan telemedicine, orang tua dapat berkonsultasi tentang kondisi kesehatan anak mereka tanpa harus melakukan perjalanan jauh ke pusat kesehatan.

Teknologi SIG dan aplikasi mobile dapat digunakan untuk memonitor dan melaporkan kasus stunting secara real time. Petugas kesehatan desa dapat memasukkan data kesehatan anak ke dalam sistem yang terintegrasi, sehingga pemerintah dan lembaga terkait dapat dengan cepat mengidentifikasi area yang memerlukan intervensi. Data yang akurat dan cepat ini memungkinkan penanganan stunting yang lebih efisien dan terarah.

Melalui desa digital, program intervensi gizi dapat dirancang dan diimplementasikan dengan lebih efektif. Misalnya, distribusi makanan bergizi dan suplemen dapat dikelola secara digital untuk memastikan bahwa bantuan mencapai keluarga yang membutuhkan. Sistem ini juga dapat digunakan untuk mengawasi perkembangan anak dan efektivitas program, sehingga penyesuaian dapat dilakukan jika diperlukan.

Desa digital juga dapat memberdayakan ekonomi masyarakat desa melalui berbagai platform e-commerce dan pelatihan online. Dengan peningkatan ekonomi, keluarga memiliki lebih banyak sumber daya untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak mereka, yang pada gilirannya membantu mencegah stunting. Pemberdayaan ekonomi juga mencakup peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakat tentang pertanian berkelanjutan dan pola makan sehat.

Implementasi desa digital dalam menangani stunting tentu tidak tanpa tantangan. Infrastruktur teknologi yang belum merata, keterbatasan akses internet, dan kurangnya literasi digital di kalangan masyarakat desa adalah beberapa kendala yang harus dihadapi.

Solusinya adalah melalui kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi nonpemerintah untuk menyediakan infrastruktur dan pelatihan yang diperlukan. Program edukasi digital yang berkelanjutan juga penting untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dengan maksimal.

Namun, persoalan stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks dan mendesak di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif dan kesehatan jangka panjang. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan sistematis yang melibatkan berbagai aspek pembangunan dan kesejahteraan rakyat.

Penyebab dan Dampak Stunting

Stunting disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk kurangnya asupan gizi yang adekuat, sanitasi yang buruk, infeksi berulang, serta akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami keterlambatan perkembangan mental dan fisik, yang pada gilirannya dapat mengurangi produktivitas dan kemampuan mereka di masa depan.

Mengatasi stunting memerlukan keterlibatan berbagai sektor, tidak hanya sektor kesehatan.

Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mengatasi stunting antara lain:

Program-program bantuan pangan dan pendidikan gizi harus ditingkatkan, terutama di daerah-daerah dengan prevalensi stunting yang tinggi. Ini termasuk distribusi makanan tambahan yang kaya nutrisi kepada ibu hamil dan anak-anak.

Selain itu, pentingnya infrastruktur untuk memperbaiki sanitasi yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih meningkatkan risiko infeksi yang dapat memperburuk kondisi gizi anak. Investasi dalam fasilitas sanitasi dan program edukasi kebersihan sangat diperlukan.

Oleh karena itu, keberadaaan Puskesmas dan Posyandu harus diberdayakan untuk menyediakan layanan kesehatan yang komprehensif, termasuk imunisasi, pemantauan pertumbuhan, dan penanganan infeksi.
Hal ini menjadi urgen karena edukasi tentang pentingnya gizi dan kesehatan harus disampaikan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu hamil dan menyusui. Pemberdayaan komunitas lokal dalam pengelolaan program kesehatan dapat meningkatkan partisipasi dan efektivitas intervensi.

Selain intervensi langsung, kebijakan yang mendukung juga sangat penting. Pemerintah harus merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Setidaknya ada dua hal yang harus diupayakan pemerintah dalam mengatasi stunting.

Pertama, subsidi pertanian dan makanan sehat. Mendorong produksi dan distribusi pangan lokal yang kaya nutrisi dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor makanan dan meningkatkan ketahanan pangan.

Kedua, adanya perbaikan kondisi sosial ekonomi. Pengurangan kemiskinan melalui program-program kesejahteraan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan lapangan kerja yang layak sangat penting untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka.

Setiap upaya untuk mengatasi stunting harus disertai dengan sistem monitoring dan evaluasi yang ketat. Data yang akurat dan up to date sangat penting untuk menilai efektivitas intervensi, mengidentifikasi hambatan, dan melakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.

Syariat Islam Solusi Pasti

Stunting adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan sistematis dan terpadu dari berbagai sektor. Upaya untuk mengatasi stunting harus dilakukan melalui intervensi langsung di bidang kesehatan dan gizi, perbaikan infrastruktur, kebijakan yang menjadi tanggungjawab negara dalam melayani segala urusan rakyatnya. Sebagaimana makna hadis, " Pemimpin atau imam itu seperti penggembala, dan hanya dialah yang akan diminta pertanggungjawaban atas gembalaannya.” ( HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah yang dapat menjadi solusi pasti untuk dapat menyejahterakan rakyat dan memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan produktif. Dan hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh sebuah negara yang menjadikan urusan rakyatnya sebagai prioritas karena fungsi negara adalah melayani urusan rakyat dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.

Sistem Islam menawarkan pendekatan komprehensif dan holistik dalam menyelesaikan masalah stunting, yang mencakup aspek spiritual, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Prinsip-prinsip dasar dalam ajaran Islam dapat menjadi landasan yang kuat untuk mengatasi masalah ini secara sistematis.

Pertama, adalah prinsip keadilan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya. Prinsip ini dapat diterapkan dalam kebijakan publik yang memastikan akses yang adil terhadap pangan bergizi, pelayanan kesehatan, dan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, termasuk yang paling miskin dan rentan.

Kedua, penting juga peran keluarga dalam pendidikan dan kesehatan anak. Pendidikan mengenai pentingnya gizi yang baik dan kebersihan dapat diajarkan sejak dini dalam keluarga. Ibu, sebagai madrasah pertama bagi anak-anak, memiliki peran kunci dalam memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Prinsip lainnya dalam Islam adalah adanya jaminan kesehatan sebagai salah satu hak dasar ( hajatul asasiah ) yang harus dipenuhi oleh negara. Oleh karena itu, negara bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses dan berkualitas. Sistem kesehatan yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam akan memastikan bahwa semua individu, terutama ibu hamil dan anak-anak, mendapatkan perawatan kesehatan yang diperlukan secara gratis.

Selain itu, pemenuhan ekonomi berbasis syariat Islam, yang menghindari riba (bunga) dan mendorong perdagangan yang adil, dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Dengan memperbaiki kondisi ekonomi secara keseluruhan, keluarga dapat memiliki daya beli yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan anak-anak mereka.

Islam mengajarkan pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan. Ajaran tentang kebersihan tidak hanya berkaitan dengan ritual keagamaan, tetapi juga dengan kesehatan fisik dan lingkungan. Promosi kebersihan dan sanitasi yang baik dapat mengurangi risiko infeksi dan penyakit yang berkontribusi pada stunting.

Pendekatan Islam dalam menyelesaikan masalah stunting mencakup berbagai aspek kehidupan dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan holistik. Hanya dengan diterapkannya syariat Islam secara kaffah diharapkan dapat tercipta generasi yang bebas dari stunting, sehat, cerdas, dan produktif.

Wallahu'alam bish Shawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Perempuan Berdaya dalam Pariwisata, Terjamin Sejahtera?
Next
Kecelakaan Maut, Cermin Tata Kelola Transportasi Semrawut
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram