Perubahan Cuaca Ekstrem, Wajarkah?

Perubahan Cuaca ekstrem

Oleh karena itu, secara tidak langsung, cuaca ekstrem yang selalu berulang sepanjang tahun adalah buah dari salah kelola kapitalisme.

Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari belakangan ini dirasakan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Badan Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat memprediksi tahun 2024 akan lebih panas daripada tahun 2023 dengan perbandingan suhu satu banding tiga.

Di beberapa negara Asia seperti Thailand dan India bahkan mengalami gelombang panas. Gelombang panas ini mengakibatkan setidaknya sebanyak 30 warga Thailand meninggal dunia karena mengalami heatstroke atau serangan panas. Pemerintah Thailand juga telah memberikan peringatan indeks panas ekstrem yang akan mencapai 52 derajat Celsius. Di India, pemerintah setempat juga melaporkan dua orang meninggal dunia karena serangan panas. Bahkan suhu di India juga mencapai 41 derajat Celsius, meningkat 5,5 derajat dari suhu normal. Di Filipina, kegiatan belajar dan mengajar juga diliburkan karena hawa panas yang melanda. (Health.detik.com 30/4/2024)

Deputi Bidang Meteorologi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), Guswanto menyatakan bahwa yang terjadi di Indonesia bukanlah gelombang panas, melainkan hanya panas terik. Menurut Guswanto, suhu panas yang terjadi di Indonesia diakibatkan posisi semu matahari yang dekat dengan garis khatulistiwa.

Dalam kurun seminggu terakhir, BMKG mencatat adanya kenaikan suhu maksimum di atas 36,5 derajat Celsius di beberapa kota di Indonesia. Suhu yang mencapai 37,8 derajat Celsius terjadi di Saumlaki, Maluku. Suhu 37 derajat Celsius juga dirasakan oleh warga kota Medan, Sumatera Utara. Selanjutnya, suhu 36,8 derajat Celsius terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Masih menurut Guswanto, cuaca panas yang terjadi di Indonesia adalah hal yang wajar dan bisa jadi terus berulang setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena faktor pemanasan permukaan akibat siklus gerak semu matahari. (kompas.com 26/4/2024)

Meski dilanda panas terik dan suhu panas, BMKG tetap memprediksi cuaca ekstrem yang lain berupa hujan lebat, angin kencang, dan petir yang juga akan terjadi beberapa hari ke depan.

Namun, benarkah perubahan cuaca hanya sekadar karena gerak semu matahari dan merupakan suatu hal yang wajar? Atau adakah faktor lain seperti kerusakan ekosistem yang menyebabkan perubahan cuaca terjadi secara ekstrem?

Menyoal Perubahan Cuaca Ekstrem

Perubahan cuaca yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu merupakan suatu hal yang wajar terjadi. Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 65:

وَاللّٰهُ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْن

Artinya: “Dan Allah menurunkan air hujan dari langit dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mendengarkan pelajaran.”

Sejatinya, perubahan cuaca yang ada di bumi adalah mekanisme dari Sang Pencipta untuk menjaga keseimbangan bumi. Curah air yang turun ke bumi adalah hasil dari  penguapan air di permukaan bumi, proses ini dikenal dengan siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah siklus saat di mana seluruh air di permukaan bumi mengalami penguapan hingga ke atmosfer dan berbentuk menjadi gumpalan awan. Gumpalan-gumpalan awan ini selanjutnya akan berubah menjadi bintik air. Bintik air ini turun ke bumi dalam bentuk curah hujan ataupun butiran-butiran es yang kita sebut salju. Setelah itu, air akan masuk ke dalam pori-pori tanah dan kembali mengalir ke permukaan bumi menuju sungai atau laut. Selanjutnya air akan kembali menguap dan proses hidrologi akan terjadi berulang kali secara alami.

Oleh karena itu, perubahan cuaca adalah hal wajar yang terjadi secara alamiah. Akan tetapi, saat perubahan cuaca terjadi secara ekstrem dan berulang-ulang, berkelanjutan, bahkan mengalami peningkatan keekstreman setiap tahunnya. Ditambah dengan berbagai bencana yang terus terjadi dan makin besar, misalnya saja banjir yang mulai terjadi di wilayah-wilayah yang seharusnya tidak rawan banjir.

Jika hal ini terjadi, maka ini bukanlah hal yang wajar. Ada hal yang patut dievaluasi dan diperbaiki, karena bisa jadi keseimbangan ekosistem bumi telah rusak, padahal bumi ini telah diciptakan oleh Allah dengan segala keteraturannya.

Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem

Iklim dan cuaca adalah dua hal yang berbeda. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada satu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama. Sedangkan cuaca adalah keadaan suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin, dan sinar matahari pada waktu dan tempat tertentu.

Secara sederhana, cuaca mengacu pada perubahan suhu dalam jangka pendek, sedangkan iklim menggambarkan kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama. Iklim juga mengacu pada perubahan atmosfer dalam waktu yang relatif lama, biasanya 30 tahun atau lebih. Perubahan iklim di suatu wilayah, akan mendorong perubahan pola cuaca. Makin tinggi perubahan iklim yang terjadi, maka akan memicu perubahan cuaca ekstrem.

Inilah yang terjadi hari ini, perubahan iklim memicu perubahan cuaca yang sangat ekstrem di beberapa wilayah. Bahkan, beberapa studi menunjukkan kondisi cuaca ekstrem ini makin meningkat setiap tahunnya.

Cuaca Ekstrem: Akibat Ulah Tangan Manusia

Kerusakan yang terjadi di bumi adalah akibat dari ulah tangan manusia. Berbagai kegiatan manusia telah merusak keseimbangan ekosistem, pemanasan global, dan perubahan iklim.

Berbagai aktivitas manusia seperti penebangan hutan secara liar, aktivitas pertambangan yang sangat eksploitatif, pembakaran bahan bakar fosil, emisi karbon, gas berfluorinasi, pupuk yang mengandung nitrogen, dan karbon dioksida memicu peningkatan efek rumah kaca di atmosfer bumi yang menyebabkan panas matahari terperangkap. Akhirnya, permukaan bumi menjadi panas dan terjadilah pemanasan global (Global Warming). Pemanasan global ini mengalami peningkatan dengan laju 0,2 derajat Celcius per dekade.

Maha Benar Allah Swt. yang telah memperingatkan kita akan kondisi ini, firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.”

Kapitalisme Merusak Bumi

Kapitalisme tak hanya merusak tatanan aturan bagi manusia, bahkan kapitalisme juga menjadi penyumbang terbesar kerusakan yang terjadi di bumi. Kapitalisme yang hanya berorientasi kepada materi telah menumbuhsuburkan perilaku eksploitatif terhadap bumi, pembalakan hutan secara besar-besaran, industri besar yang juga menghasilkan limbah besar-besaran, pembangunan kota tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi lingkungan, semua aktivitas ini mengakibatkan bumi makin sakit dan rusak.

Kapitalisme telah gagal dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi bumi. Kerusakan bumi memicu perubahan iklim yang juga berpengaruh kepada perubahan cuaca. Oleh karena itu, secara tidak langsung, cuaca ekstrem yang selalu berulang sepanjang tahun adalah buah dari salah kelola kapitalisme.

Islam Sahabat Bumi

Islam melarang terjadinya eksplotasi besar-besaran terhadap bumi. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sehingga menjaga kelestarian, keseimbangan, dan keteraturan bumi adalah tanggung jawab manusia.

Aturan Islam yang menetapkan bahwa sumber daya alam adalah milik umat telah memberi batasan secara langsung bagi manusia agar tidak melakukan eksploitasi sumber daya alam demi kepentingan materi belaka. Dengan batasan ini juga, tidak akan terjadi pembalakan hutan secara liar dan aktivitas lain yang dapat merusak keseimbangan alam.

Islam juga akan mengatur keberadaan industri-industri yang ada untuk senantiasa menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, Islam dengan tegas akan memberikan sanksi bagi industri yang melanggar peraturan. Keseimbangan ekosistem alam adalah pertimbangan utama dalam pembangunan di dalam Islam. Dengan segala kemajuan yang dimilikinya nanti, maka menjadi sebuah kemudahan bagi Daulah Islam untuk menciptakan berbagai teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan cara-cara di atas juga, keseimbangan dan keteraturan alam tetap akan terjaga di dalam Islam. Benarlah bahwa saat Islam diterapkan, rahmatnya akan dirasakan oleh seluruh alam,  bumi dan segala isinya pun ikut merasakan berkah dari penerapan Islam.

Pada masa Khilafah dulu, memang pernah terjadi bencana kemarau yang panjang. Namun, perlu diingat bahwa kemarau yang terjadi saat itu adalah murni karena faktor alam, bukan karena efek kerusakan bumi.

Khatimah

Kapitalisme telah gagal dalam segala hal. Gagal dalam membangun peradaban bagi manusia dan gagal dalam menjaga kelestarian bumi. Kapitalisme adalah biang dari perubahan cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa tahun belakangan ini.

Satu-satunya harapan untuk memperbaiki ekosistem bumi hanya ada pada Islam. Sudah cukup kita hidup dalam sistem kapitalisme dan melihat segala kerusakannya. Kini saatnya kita hijrah ke sistem Islam yang akan memberikan kebaikan untuk seluruh alam.

Wallahu a’lam bishowab []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Arum Indah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Menyulitkan UMKM?
Next
Memilih Teman Duduk
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
angesti widadi
6 months ago

Selain itu iklim sekarang juga membawa banyak wabah penyakit. Yaa Allah..lindungi kami semua dr wabah skt yg berbahaya..

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
6 months ago

Ya bener banget kapitalisme telah merusak segalanya. So hanya back to sistem Islam solusi tuntasnya.
Semoga banyak yang tercerahkan dengan karya mba Arum ini

Novianti
Novianti
6 months ago

Gaya hidup hedonis yang dipicu industri mendorong industrialialisasi makin masif. Artinya eksploitasi alam menjadi-jadi yang berdampak pada kualitas udara dan air. Kehidupan manusia terancam. Bahayanya kapitalisme

Siti Komariah
Siti Komariah
6 months ago

Memang ya kapitalisme telah membuat bumi ini rusak. Suasana yang dulu sejuk segar berubah jadi cuaca ekstrem yang menimbulkan marabahaya, bahkan sampai merenggut nyawa manusia. Miris pokoknya nih sistem kapitalisme.

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
6 months ago

Memang betul cuaca hot di daerahku juga, jarang hujan ini akibat ulah segelintir berkelompok manusia tamak. Padahal jika taat aturan Allah tentulah banyak memikirkan kehidupan setelah mati dibandingkan dunia fana ini nan singkat.

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
6 months ago

Malang aja yang dulu dingin sekarang puanas. Kadang tiba-tiba hujan. Bikin badan nggregesii. He he

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
6 months ago

Surabaya akhir-akhir ini juga panas banget. Namun ketika hujan juga banjir.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram