Pala Untuk Elena (Part 1)

Pala untuk Elena

Elena pun terdiam. Tampaknya bukan hanya Jack yang begitu tergila-gila ingin ke dunia Timur itu. Suami sahabatnya pun sama.

Oleh. Rosmiati
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-“Jack, apa kau serius akan ikut dengan armada itu?”

“Tentu, Elena! Ini akan menjadi pengalaman berharga bagi karier pendidikanku setelah aku menamatkan sekolah. Kau tahu bukan, tak semua orang bisa memiliki kesempatan seperti ini!” ujar Jack sembari meraih jaket hitam miliknya.

Lelaki itu kini membuka laci dan meraih sebotol parfum wewangian yang cukup memanjakan indra penciuman. Tak lupa ia arahkan mulut botol itu ke seluruh sisi bagian jaketnya. Hingga seisi ruangan tercium bau semerbaknya.

Sementara itu, Elena terus mengikuti ke mana lelaki itu pergi. “Bukan soal sebuah keberuntungan atau sebuah pengamalan atas ilmu yang kau miliki. Tetapi-“

“Tetapi … apa, Elena! Ayo, teruskan biar kupahami apa maksudmu!”

“Aku hanya khawatir … a—pa, kau dan armadamu nanti akan kembali dengan selamat?!” ungkap Elena dengan mata berkaca-kaca.

Jack, yang sudah berada di ambang pintu terpaksa harus berhenti dan sontak menoleh kepada istrinya.

“Tentu, aku akan kembali, Elena! Dan akan kubawakan kau buah surgawi yang hari ini tengah menjadi perebutan dunia! Yakinlah, Elena! Jangan kaupatahkan semangatku untuk ikut ke dalam armada itu. Aku telah memimpikannya sejak lama. Di samping itu, aku juga ingin mengabdi pada kerajaan. Dan bukankah ini semua juga demi kemakmuran negara kita ke depannya? Lihatlah, betapa hari ini emas yang berpeti-peti itu tak lagi berharga bila dibanding dengan aneka buah misterius itu. Napas kerajaan ke depan ada pada buah tersebut. Dan itu semua ada di tangan armada yang akan berlayar ini. Maka, pelayaran ini harus dimulai. Walau—“ Jack tak lagi melanjutkan perkataannya. Ia memilih untuk keluar.

“Walau nanti keselamatan ini taruhannya, Elena!” lirihnya dalam hati sembari melangkah keluar pagar rumah mereka.

Sementara itu, bangunan setengah kayu yang berada di jalan Lothbury, London, telah ramai dengan kunjungan orang-orang untuk bersantai. Pembicaraan soal keberangkatan armada ke dunia Timur yang masih misterius itu tak pernah sepi.

Orang-orang dari berbagai penjuru kota datang berbondong-bondong hanya untuk mendengar kisah heroik mereka yang sudah berhasil menembus dunia Timur (entah itu benar atau tidak). Atau mereka hanya mendengar kisah keberhasilan para pelaut Hispania. Lalu membawanya ke meja-meja konglomerat Inggris agar mereka mau menggelontorkan hartanya untuk memulai sebuah pelayaran.

Dan bukan sebuah mimpi semata, semenjak izin pelayaran ini mengantongi restu dari Ratu Elisabeth, orang-orang utamanya para saudagar-saudagar kaya cukup berapi-api. Mereka siap mendanai perjalanan yang cukup panjang itu. Tentu demi sebuah keuntungan kapital yang besar di belakangnya.

Bayangkan saja, jika kapal yang bobotnya berton-ton itu akan kembali dengan muatan penuh dengan harta karun dari Timur. Mereka akan memanen laba yang luar biasa. Bahkan bisa membuat kerajaan bertekuk lutut pada mereka.

https://narasipost.com/cerpen-cerbung/04/2024/lekuk-bibir-pembuka-tabir/

Itulah mengapa, para saudagar ini sangat berantusias. Sampai-sampai, mereka tiada bosan memasang telinga untuk setiap kabar yang datang dari para pelaut Hispania.

Di luar bangunan itu, salju terus turun. Namun, lagi-lagi suasana dingin di luar tak memengaruhi mereka di dalam yang terus hangat dalam perbincangan dan angan-angan panjang akan keberhasian pelayaran mereka.

Jack, suami Elena yang menjadi salah satu kru yang akan berangkat, tak ingin pula melewatkan pertemuan ini. Ia pun ingin mendengar langsung hasil pertemuan malam itu.

Dan terang saja, sebelum Jack tiba, tuan walikota beserta anak buahnya telah sampai lebih dulu. Mereka memilih kursi yang terletak di pojokan bersama para saudagar lainnya yang sudah berhasil wara-wiri dalam dunia bisnis di kawasan Mediterania Timur.
“Apa harapanmu wahai tuan muda dari pelayaran ini?” tanya tuan walikota.
“Aku tak muluk-muluk. Aku hanya ingin rempah dari dunia Timur itu tiba dengan selamat di hadapanku!"

Tuan walikota pun tertawa. “Apa harapanmu tidak terlalu tinggi?”

“Kenapa tidak? Bukankah di dunia ini tak ada yang tidak mungkin?”

“Ya!" sambut tuan walikota sembari mengerutkan dahinya.

“Apa kau sudah siap dengan dana pelayaran itu?”

Sontak saudagar itu tertawa lepas. “Kau meragukan jumlah kekayaanku? Aku bahkan bisa membayar orang-orang Hispania untuk berlayar untukku. Selama aku mau!" jawabnya dengan sombong.

Pembicaraan mereka pun terhenti, kala beberapa orang kaya di kawasan Inggris itu datang. Tak lama lagi forum akan dimulai.
Sejumlah pelaut dan serdadu juga telah hadir di sana. Jack, terihat duduk di antara para rekannya saat sekolah pelayaran dulu. Mereka sangat bangga bisa dipilih dan diamanahkan untuk ikut dalam ekspedisi yang akan dimulai pada akhir musim ini. Sungguh, ini akan menjadi momen terbaik bagi mereka.

Sementara itu, Maria, sahabat Elena. Suaminya juga akan ikut dalam ekspedisi ini tak ubahnya dengan sang sahabat. Ia juga tak setuju bila sang suami terlibat dalam pelayaran panjang ini.

Pasalnya, ada armada yang dikirim oleh kerajaan belum kembali hingga saat ini. Belum lagi, dengan ancaman keselamatan di tengah perjalanan yang juga tak bisa disepelekan.

“Ada apa, Maria? Mengapa kau berkunjung malam-malam begini!” tanya Elena membuka pintu.

“Tak perlu kautanya diriku. Kau sendiri telah punya jawabannya?”

“Apa maksudmu?”

“David juga akan ikut dengan armada yang akan berlayar ke Timur!”

“Sungguh?!"

“Ya! Aku dan anak-anak sudah melarangnya. Namun, pengabdiannya pada kerajaan kerap menjadi alasan. Malam ini mereka tengah berkumpul dengan para saudagar untuk membincangkan pasal perjalanan mereka ini!” ketus Maria kesal.

Elena pun terdiam. Tampaknya bukan hanya Jack yang begitu tergila-gila ingin ke dunia Timur itu. Suami sahabatnya pun sama.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?”
“Entahah, Elena. Aku hanya bisa berdoa. Semoga Tuhan membatalkan perjalanan mereka."

"Apa kau punya kenalan yang punya informasi tentang perjalanan ke dunia itu?" tanya Elena penasaran.

"Aku tak tahu harus bertanya pada siapa. Pada intinya saat ini orang-orang hampir tak lepas dari perbincangan itu. Kau tahu Elena, orang-orang Hispania bahkan rela menukar berpeti-peti emas milik mereka untuk buah tersebut. Bukankah itu sungguh gila?"

"Ya. Menurutku juga begitu. Tapi, ini nyata terjadi!"

"Baiklah. Barangkali kau sudah hendak beristirahat. Aku akan kembali. Khawatir anak-anak akan mencariku." ucap Maria sembari memakai kembali jaket penghangat tubuhnya.

"Baiklah. Akan kubukakan pintu untukmu. Selamat malam dan selamat beristirahat, Maria."

Maria pun menuruni anak tangga rumah sahabatnya, lalu berjalan beberapa langkah ke seberang jalan. Maka, tibalah ia di rumahnya pula.

Elena dan Maria sudah bertetangga sejak kecil hingga mereka telah berkeluarga. Tak ayal, keakraban di antara keduanya sudah terbina sejak lama. Anak-anak mereka pun tak ubahnya kedua ibu mereka.

Bersambung ... []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Rosmiati,S.Si Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Palestina, Hak Veto AS, dan Solusi Dua Negara
Next
Sanksi bagi Pelaku Kejahatan, Islam Solusinya
3.3 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Alimul hikmah
Alimul hikmah
6 months ago

Menginspirasi

angesti widadi
6 months ago

Serasa baca novel beneran ini, dengan adanya penjelasan sistem kapital di dalamnya. warbiazah!

Firda Umayah
Firda Umayah
6 months ago

Ditunggu kelanjutannya

Irma sari rahayu Rahayu Irma
Irma sari rahayu Rahayu Irma
7 months ago

Menunggu lanjutannya

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
7 months ago

Penasaran dengan kelanjutannya

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram