Tertawa merupakan bagian dari sikap natural manusia dan dalam konstruksi keilmuan berada dalam kajian sosiologis.
Oleh. Andrea Aussie
(Pemred NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tertawa berasal dari kata dasar “tawa” yang artinya sebuah ekspresi jiwa manusia, emosional yang diperlihatkan melaui mimik wajah dan suara, yang menandakan keriangan atau kebahagiaan atau dalam perasaan dari keceriaan. Tertawa merupakan bagian dari kelakuan manusia yang normal hasil dari otak untuk menolong manusia dalam menjernihkan suasana dalam kehidupan sosial dan menjernihkan emosi dalam percakapan. Namun, adakalanya tertawa merupakan salah satu cara menutupi rasa sedih yang dalam dan sulit untuk diungkapkan.
Salah satu penelitian terbaru tentang sikap tertawa menunjukkan bahwa tertawa dengan orang lain bisa melepaskan endorfin di otak senyawa kimia (hormon) yang mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesenangan serta menghasilkan perasaan nyaman melalui reseptor opioid. Untuk lebih lanjutnya saya akan mencoba mengupas tertawa dalam segi medis dan Islam.
Tertawa Menurut Islam
Tertawa dan menangis merupakan sifat dasar manusia sebagai karunia Allah Swt. kepada manusia. Firman-Nya tertera dalam QS. An-Najm ayat 43 yang berbunyi:
وَاَنَّهٗ هُوَ اَضْحَكَ وَاَبْكٰ
“Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis”.
Pun demikian Islam memberikan arahannya agar kita tidak memperbanyak tertawa, tetapi lebih memperbanyak menangis mengingat dahsyatnya kehidupan setelah mati. Hal ini seperti tertuang dalam firman-Nya QS. At Taubah: 82 yang berbunyi :
فَلْيَضْحَكُوْا قَلِيْلًا وَّلْيَبْكُوْا كَثِيْرًاۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.
Rasulullah saw. pernah bersabda dalam hadis Tirmidzi dan Ibnu Majah bahwa “Banyak tertawa itu mematikan hati dan melalaikan daripada mengingati akhirat dan memusakai marah dalam hati.“
Dalam kamus bahasa Arab dikenal beberapa jenis dan tingkatan tertawa yaitu:
- Tabassum (tersenyum)
- Antagha (tertawa terbahak-bahak)
- Alkhanna wal khaniina (tertawa berupa dengungan)
- Atthahthahatun (tertawa yang melengking)
- Alhanuufu (tertawa yang lebih dari tersenyum)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali melihat orang yang tertawa terbahak-bahak, namun tak jarang orang hanya tersenyum untuk mengungkapkan isi hatinya. Dalam Islam tertawa terbahak-bahak hukumnya makruh dan tersenyum hukumnya sunah. Hal ini berdasarkan Ibnu Mas’ud yang meriwayatkan dari Auf bin Abdullah bahwa Rasulullah saw. tidak tertawa melainkan senyum simpul dan tak suka melirik kecuali dengan semua wajahnya.
Menurut Yahya bin Muaadz ar-Razi ada 4 perkara yang bisa menghilangkan gelak tertawa seorang muslim yaitu:
- Karena dia memikirkan akhirat.
- Kesibukan mencari kebutuhan hidup.
- Risau memikirkan dosa.
- Datangnya musibah.
Pernyataan Yahya bin Muaadz Ar-Razi ada benarnya mengingat begitu banyaknya peringatan Rasulullah saw. akan bahaya tertawa yang berlebihan seperti yang diriwayatkan Abu Idris Al Khulani dari Abu Dzar al Ghifarry yang berbunyi ”Waspadalah kamu terhadap banyak tertawa. Sesungguhnya tertawa dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajahmu."
Mungkin akan timbul pertanyaan bagaimana dengan orang-orang yang mengambil profesi sebagai pelawak? Lalu bagaimana hukumnya orang yang menertawakan lawakan dari pelawak? Bukankah para pelawak selalu mencari bahan materi untuk jadi lawakannya walaupun berisi olokan ataupun cerita yang tidak benar?
Hmm... dalam hal ini Islam sudah jelas melarang seseorang melakukan atau berkata sesuatu untuk menertawakan orang lain atau menyebabkan orang lain tertawa. Hal ini berdasarkan beberapa hadis Rasulullah saw. dan salah satunya yang diriwayatkan Ibrahim Annakhari yang berbunyi: “Adakalanya seseorang mengeluarkan satu kalimat untuk menertawakan orang lain di sekitarnya maka Allah Swt. murka kepadanya lalu murka Allah itu akan merata kepada orang-orang di sekitarnya yang tertawa bersamanya.
Bahkan Bahaz bin Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. berpesan ”Neraka wail itu buat orang-orang yang bercakap-cakap dengan berdusta dan berolok-olok supaya menimbulkan tertawa pada orang ramai dan neraka wail itu untuk dia.”
Mengacu pada hadis tersebut memperlihatkan bagaimana Rasulullah saw. mengulang kalimat “neraka wail” sebanyak dua kali, membuktikan dengan tegas dan kuatnya amarah terhadap orang yang suka tertawa tergelak-gelak dan berjenaka. Islam memberikan peringatan bahwa semakin kuat dan keras tertawa seseorang semakin gembira iblis dan setan tertawa sambil menari-nari untuk melalaikan manusia. Di sinilah perlunya muslim untuk waspada akan bahaya tertawa terbahak-bahak.
Islam tidak melarang untuk tertawa tetapi Islam mengingatkan akan rambu-rambu dalam adab tertawa. Biasanya orang akan tertawa atau tersenyum di saat :
- Saat hati gembira mendapatkan nikmat terutama nikmat iman.
- Saat memberi sesuatu kepada orang lain
- Tersenyum apabila menjumpai saudara yang beriman.
Doa Menghilangkan Dosa Tertawa
Terkadang kita tanpa disadari menyakiti orang lain dengan tertawa ataupun senda gurau. Islam menyarankan agar kita segera istigfar dan banyak berdoa atas kelalaian itu.
Abu Musa Al-Asyari r.a. pernah berkata bahwa dia mendengar Rasulullah saw. pernah berdoa ”Ya Allah, ampunilah dosaku, kebodohanku, keborosanku dalam urusanku dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya. Kesengajaanku, senda gurauku dan semuanya yang ada padaku. Ya Allah, ampunilah diriku dari dosa yang aku lakukan, apa yang aku sembunyikan, apa yang aku tampakkan. Engkau yang memajukan dan Engkau yang mengundurkan dan Engkau berkuasa atas segala sesuatu."
Tertawa Ditinjau dari Medis
Secara medis tertawa merupakan ekspresi kegembiraan yang bermanfaat menyembuhkan, bahkan untuk kecantikan. Menurut medis, meluapkan perasaan senang dengan tertawa sangat bermanfaat untuk kesehatan karena bisa melepaskan pemikiran negatif dan stres di dalam tubuh. Dengan menurunnya tingkat stres di dalam diri kita maka kekebalan tubuh kita meningkat secara alami dan tubuh lebih sehat.
Ketika kita tertawa lepas seluruh elemen tubuh aktif mulai dari telinga, otak, hingga otot dan sendi tubuh. Dalam kondisi itu tubuh mengeluarkan hormon dopamin yang bisa memicu rasa bahagia menjalar ke seluruh jaringan tubuh kita. Umumnya tertawa spontan pada bayi menggunakan otak kanan sementara tertawa pada orang dewasa menggunakan otak kiri karena membutuhkan rangsangan dari luar.
Ada beberapa manfaat tertawa secara medis
- Bisa memperlancar aliran darah sekitar mata dan mengaktifkan saluran air mata. Itulah mengapa manusia bisa menangis saat tertawa terbahak-bahak. Hasil studi mengungkapkan keluarnya air mata baik dalam keadaan sedih maupun sukacita mengurangi rasa stres.
- Saat kita tertawa ada 15 otot di wajah akan berkontradiksi sehingga meningkatkan aliran darah ke area tersebut. Hasilnya wajah akan terlihat lebih kencang, merona, dan ceria.
- Saat kita tertawa terbahak-bahak maka akan menguatkan diafragma atau otot di bawah paru-paru. Otot ini memompa dan mengisi paru-paru dengan udara. Tertawa terbahak-bahak akan mempercepat aliran oksigen ke paru-paru.
- Air liur orang yang sering tertawa akan memiliki imunitas lebih tinggi dibandingkan orang yang jarang tertawa. Studi Loma Linda Lee Berk menunjukkan bahwa air liur orang yang tertawa memiliki agen pembunuh T-sel yang lebih banyak dan meningkatkan kekebalan tubuh.
- Bisa menghasilkan hormon endorfin yang memberikan rasa tenang dan nyaman dalam tubuh.
- Efek analgesik tertawa meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit. Dari riset Lily Tomlin menemukan orang yang tertawa 20 menit bisa menoleransi rasa sakit akibat manset ketat.
- Mempertahankan kadar gula dalam darah sehingga sangat bagus untuk penderita diabetes. Penelitian yang dilakukan kardialog Michael Millier dari Universitas of Maryland menyatakan bahwa tertawa bisa memengaruhi kontraksi endothelium yang mengurangi hormon stres.
Dan masih banyak lagi manfaat lain dari tertawa secara medis.
Hikmah
Kesenangan dan kesedihan manusia dapat diekspresikan dengan tertawa. Ragam motif dalam memunculkan tertawa akan berdampak pada fisik atau psikis. Dampak itu bisa bersifat efek yang memberikan manfaat bahkan mudarat. Hal ini bisa dirasakan secara langsung atau melalui diagnosis. Dari hasil diagnosis kita bisa analisis secara detail dampak dari tertawa yang tidak hanya dari fisik maupun psikis, tapi menjadikan tubuh makin rileks. Tertawa merupakan bagian dari sikap natural manusia dan dalam konstruksi keilmuan berada dalam kajian sosiologis.
Tertawa dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis karena tertawa merupakan fitrah atau naluri manusia dan merupakan bagian dari sikap manusia yang sangat erat dengan etika ataupun muamalah. ”Dan Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (QS. An-Najm: 43)
Secara medis pun memberikan betapa banyak dampak yang baik dari orang yang tertawa.Wallahu a'lam bishawab. []
Ternyata ada bermacam2 jenis tertawa..
Kalau tertawa tanpa suara disebutnya apa ya? Hehe
MasyaAllah, Islam begitu komplit dalam mengatur semua tingkah laku manusia termasuk dalam hal tertawa.
Secukupnya saja ya mom tidak berlebihan dalam menangis ataupun tertawa...
betul mbak..
Sesekali tertawa perlu untuk melepaskan emosi namun terlalu banyak tertawa dapat menutup hati. Saat ini terkadang orang tidak bisa membedakan kapan boleh tertawa dan kapan seharusnya serius. Tertawa tidak pada tempatnya seperti melihat orang lain jatuh atau menjawab pertanyaan tapi salah. Padahal, itu bukan hal lucu. Atau kajian yang seharusnya serius malah lebih banyak candaannya. Barokallohu, mom atas tulusan sebagai pengigat kita semua.
Sama-sama mbak, berbagi ilmu via literasi..
Kadang ekspresi orang kalau bahagia itu sampai terbahak-bahak saking senangnya. Andai orang melihat apa yang Rasulullah lihat, pasti orang-orang akan lebih banyak menangis daripada tertawa.
Barakallah Mom
Itulah indahnya Islam
Di kondisi hari ini, masyarakat justru byk dibuat tertawa dengan sesuatu yg mengada-ada dan itu pula yg dicari2 oleh masyarakat. Bahkan utk mendengarkan ceramah pun, kdg masyarakat byk yg masih mencari ustadz2 yg byk ketawanyaa.. andai mereka tahu, bahwa tertawa berlebihan itu bisa mengeraskan hati mereka.
Barakallah tulisannya, Mom...
Betul banget mbak.
sama dgn naskah kl kita sodorkan opini byk yg malas baca tp kl kita sodorkan story dan cerpen pasti byk yg baca hehehe
Makanya kalau tertawa sederhana saja, makanya kalau berduka sedukanya saja, jangan sampai berlebihan dan jangan sampai terlupa.
Setuju mbakku
Tertawa sekadarnya tidak ngakak berlebihan
..yg sedang sedang kemungkinan jauh lebih aman. Luar biasa kebaikan dan keburukan yg bisa ditimbulkan tertawa ya.
Sip
Terlalu banyak tertawa yg terbahak2 inilah yg sering mematikan hati. Lupa jika hidup tdk kekal
Agree with you