Romantika dalam Dakwah

Romantika dakwah adalah suasana keimanan yang hadir karena adanya kecintaan kepada Allah Swt. dan syariat-Nya yang disampaikan oleh Rasulullah saw.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dakwah itu panggilan jiwa, kewajiban dari Sang Pemilik Kehidupan, Allah Swt. yang bisa membuat kehidupanmu menjadi romantis. Mereka yang berjuang menegakkan kebenaran, bukanlah sekadar perjuangan lahiriah semata, tetapi juga mengandung dimensi spiritual yang luar biasa.

Romantika dalam dakwah merupakan kasih sayang yang diberikan Allah Swt. kepada setiap hati yang mampu menerima hidayah dari seruan-Nya. Kisah-kisah para pengemban dakwah yang menjemput ajalnya di dalam perjuangan menjadi cermin dari romantika ini, di mana cinta kepada Sang Khalik melebihi segalanya. Syahid menjadi tujuan saat ia maju ke medan jihad dalam menegakkan kalimat Allah Swt. untuk melanjutkan kehidupan Islam.

Romantika dakwah adalah suasana keimanan yang hadir karena adanya kecintaan kepada Allah Swt. dan syariat-Nya yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Dakwah adalah aktivitas menyebarkan kebenaran dan kebaikan kepada sesama manusia. Romantika ini terwujud dalam cinta yang tulus kepada Allah Swt. dan kasih sayang kepada makhluk-Nya. Karena agama Islam berupa nasihat yang menurut hadis Nabi saw. ditujukan untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kalangan umum. (HR. Muslim).

Kisah Romantika di Jalan Dakwah

Oleh karena itu, pendakwah tidak hanya membawa pesan-pesan kebenaran dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan dan pengorbanan nyata. Mereka menjalani hidup dengan penuh keikhlasan, menikmati setiap kesulitan, dan tantangan sebagai bagian dari perjalanan spiritual mereka yang romantis.

Lihatlah Umar bin Khattab, salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad saw. adalah contoh utama romantika dalam dakwah. Ia memeluk Islam setelah mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang diucapkan oleh saudaranya, dan kemudian menjadi pendukung utama dakwah Islam. Kesetiaan dan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya tergambar jelas dalam pengorbanan dan keberaniannya, hingga akhirnya ia wafat sebagai syahid dalam sujudnya saat sedang memimpin salat Subuh.

Pun romantika Ali bin Abi Thalib yang rela menggantikan tidurnya Rasulullah saw. saat kaum kafir Quraisy mengepung rumah baginda Rasulullah dalam peristiwa hijrah ke Yatsrib (Madinah). Risiko kematian begitu nyata karena Ali akan menjadi sasaran pembunuhan, namun kecintaannya kepada Rasulullah saw. telah membuatnya berani mengorbankan segalanya dan siap menghadapi kematian.

Kisah romantika lainnya yang sangat luar biasa, tentu hadir dari sosok Khadijah binti Khuwaylid sebagai istri pertama Nabi Muhammad saw., dan salah satu tokoh yang sangat berperan dalam awal penyebaran Islam. Ia merupakan contoh yang sempurna dari romantika kasih sayang kepada Allah Swt. Dalam kesetiaan dan pengorbanannya kepada Nabi Muhammad dan ajaran Islam, Khadijah menjalani hidupnya dengan penuh cinta kepada Sang Pencipta dengan mengorbankan semua hartanya. Meskipun menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan, ia tetap teguh dalam iman dan wafat sebagai wanita terkaya dan terhormat di Makkah.

Kisah romantika dakwah juga hadir dari para ulama kontemporer, hal ini bisa kita dapatkan dari kisah Syekh Ahmad Yasin, pelopor perjuangan rakyat Palestina melawan penjajah Zionis Israel. Di tengah keadaan fisiknya yang lumpuh, namun Syekh Yasin mampu menyalakan bara api perlawanan di dada para pemuda Palestina yang gagah berani.

Seruan Syekh Ahmad Yasin telah menjadikan kerikil dan batuan di tangan para pemuda Palestina bagai peluru yang mampu menghancurkan kendaraan-kendaraan berlapis baja milik Zionis Israel.

Ada pula kisah ulama besar lainnya, Yusuf Al-Qaradawi yang dikenal karena perjuangannya dalam dakwah Islam. Meskipun menghadapi penindasan dan penganiayaan, ia tidak pernah gentar dalam menyampaikan pesan Islam yang benar dan adil. Pemikiran dan pengorbanannya untuk menyebarkan Islam yang rahmatan lil'alamin mengilhami jutaan kaum muslim di seluruh dunia.

Dari kisah para syuhada tersebut, mereka menjemput ajalnya dengan indah dalam perjuangan dakwah. Tentunya, menjadi cermin dari romantika kasih sayang Allah Swt. Mereka menjalani hidup dengan penuh kecintaan kepada Sang Pencipta dan pengorbanan yang tulus untuk menyebarkan kebenaran dan kebaikan kepada sesama manusia. Romantika ini membangkitkan semangat dan menginspirasi generasi-generasi mendatang untuk mengikuti jejak langkah mereka dalam menegakkan kebenaran.

Menemukan Romantika Dakwah

Di sinilah pentingnya kita menemukan romantika dalam dakwah. Karena di setiap langkah dakwah yang diambil, terdapat pelajaran berharga yang memperkaya jiwa dan memantapkan keimanan.

Ada beberapa kiat agar mampu membangun suasana romantisme tersebut, di antaranya:

Pertama, menggenggam kasih sayang Allah Swt.
Kasih sayang Allah Swt. meliputi segala aspek kehidupan, termasuk dalam perjuangan dakwah. Di balik setiap ujian dan kesulitan, terdapat kasih sayang yang tidak terhingga dari Sang Pencipta. Memahami bahwa Allah Swt. selalu bersama hamba-Nya, siapa pun yang memperjuangkan kebenaran dengan tulus dan ikhlas, merupakan sumber kekuatan dan keberanian yang tak tergoyahkan.

Kedua, ikhlas menghadapi tantangan.
Setiap medan dakwah memiliki ujian atau tantangannya masing-masing. Mulai dari perlawanan keras dari pihak yang menentang hingga rintangan internal dalam diri sendiri. Namun, dengan memahami bahwa setiap ujian adalah bagian dari ujian yang Allah berikan untuk menguatkan iman, seseorang dapat menerima setiap tantangan dengan ikhlas dan ketabahan.

Ketiga, selalu mengharap pertolongan Allah Swt.
Di dalam perjalanan dakwah, seseorang tidak pernah sendirian. Allah Swt. menjanjikan pertolongan-Nya kepada orang-orang yang berjuang untuk kebenaran dengan tulus. Dengan meletakkan kepercayaan penuh kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dalam setiap langkah, seseorang akan merasakan kehadiran-Nya yang memberi kekuatan dan arahan.

https://narasipost.com/family/04/2024/romantika-suami-istri-dalam-islam/

Keempat, mensyukuri perjalanan dakwah.
Meskipun medan dakwah terkadang penuh dengan liku-liku yang sulit dilalui. Namun, setiap tantangan membawa pelajaran berharga. Bersyukur atas setiap ujian yang diberikan, karena di dalamnya terkandung peluang atau proses untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat dan bertakwa.

Terakhir kelima, selalu memiliki sikap optimis.
Meskipun terkadang perjalanan dakwah terasa sangat berat, namun Allah Swt. selalu membuka jalan bagi hamba-Nya yang bertawakal dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Berpegang pada harapan dan optimisme bahwa Allah Swt. akan memberikan pertolongan-Nya pada waktu yang tepat adalah kunci untuk tetap semangat dan tidak patah arang dalam menghadapi segala rintangan.

Demikianlah, jalan para pejuang pengemban dakwah ideologis akan selalu merasakan sisi romantika karena balutan cinta dan kasih sayang Allah Swt. Dengan menggenggam kasih sayang-Nya, menerima setiap tantangan dengan ikhlas, mengharap pertolongan Allah, bersyukur atas setiap ujian, dan berpegang pada harapan dan optimisme, seseorang dapat melalui medan dakwah dengan keberanian dan keteguhan hati. Semoga setiap langkah yang diambil dalam perjuangan dakwah selalu mendapat rida dan keberkahan dari Allah Swt.

Wallahu'alam bish Shawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Teruntuk Remaja yang Ragu akan Masa Depannya
Next
Tetap Fit Setelah Lebaran
4.4 5 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
7 months ago

Masyaallah, para syuhada yang patut membuat iri. Betapa tulusnya mereka menyerahkan hidupnya di jalan dakwah dengan mengorbankan waktu, tenaga, harta, bahkan nyawanya.

Maya Rohmah
Maya Rohmah
7 months ago

MasyaAllah. Kagum dengan nama-nama yang tersebut dalam tulisan ini.

Mereka menjalani hidup dengan penuh kecintaan kepada Sang Pencipta dan pengorbanan yang tulus untuk menyebarkan kebenaran dan kebaikan kepada sesama manusia.

Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

Romantika dalam dakwah hanya bisa dirasakan oleh para pengemban dakwah yang istikamah berjuang untuk menyeru umat. Barakallah untuk penulis

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
7 months ago

Sungguh keteladanan itu ada pada Rasul, sahabat dan sahabiyah dalam menegakkan risalah agung-Nya. Walau tidak sekuat setabah sesabar mereka setidaknya mengikuti cara mereka menjadikan kita lebih enjoy dan semangat menjalani dakwah ke tengah umat. Keren naskahnya, barakallah

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
7 months ago

Mereka para pendakwah yang ikhlas layak mendapat surga. Sebagai manusia saya pun harus iri dan melakukan dakwah karena cinra kepada Sang Pencipta dan Rasulullah Saw.

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram