Negara yang memiliki tanggung jawab penuh untuk memastikan tradisi mudik ini berjalan dengan baik
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Derap Dakwah Umayah)
NarasiPost.Com-Arus mudik 2024 mencapai puncaknya. Diperkirakan lebih dari 1,1 juta orang meninggalkan Jabodetabek sejak Sabtu, 6 April 2024. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat bahwa ada peningkatan jumlah pemudik sebesar lebih dari 20% dari jumlah tahun lalu. (cnbcindonesia.com, 08/04/2024)
Nahasnya, seperti tahun lalu, arus mudik tahun ini diwarnai oleh sejumlah kecelakaan lalu lintas yang membawa korban jiwa. Salah satunya adalah kecelakaan beruntun yang menewaskan 12 orang di Tol Cikampek KM 58. Kecelakaan tersebut melibatkan dua minibus dan sebuah bus yang diduga terjadi akibat kelelahan pengemudi salah satu minibus. (bisnis.com, 08/04/2024)
Kecelakaan dalam arus mudik yang terus berulang seharusnya menjadi evaluasi bersama, apakah tidak ada upaya pencegahan untuk meminimalisasi kecelakaan? Apa yang harus dilakukan agar kecelakaan serupa tidak terjadi?
Problem Mudik
Mudik alias mulih dilik (bahasa Jawa : pulang sebentar) adalah tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang perayaan Idulfitri. Untuk mendukung tradisi ini, pemerintah pun memberikan jadwal cuti bersama nasional agar para pekerja yang merantau dapat memiliki waktu untuk pulang ke kampung halaman guna menyambung tali silaturahmi.
Sayangnya, tradisi yang sudah berlangsung lama ini tak pernah luput dari sejumlah masalah yang terjadi tiap tahunnya. Dalam laman kompas.com (18/05/2022), Kemenhub mencatat setidaknya ada 16 masalah lalu lintas yang biasa terjadi saat mudik.
Di antaranya:
- Antrean akses keluar masuk jalur contraflow.
- Pelaksanaan satu jalur yang kurang memperhatikan kondisi volume lalu lintas dua arah.
- Pemudik yang tidak memperhatikan batas kecepatan saat pelaksanaan satu jalur.
- Banyaknya pemudik yang pindah jalur ketika memasuki akses satu jalur.
- Antrean saat keluar masuk rest area.
- Kepadatan pemudik di rest area.
- Antrean pembayaran di pintu masuk tol.
- Kendaraan yang mogok di tengah jalan.
- Kendaraan yang parkir di bahu jalan.
- Keramaian di jalan yang bersinggungan dengan pasar dan pusat perbelanjaan.
- Kendaraan yang menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal.
- Akses jalan yang berlubang dan kurang memadai.
- Kapasitas jalan yang sempit dan kecil.
- Kendaraan campuran dalam lalu lintas (kendaraan bermotor dan tidak bermotor).
- U-turn yang mengakibatkan antrean kendaraan.
- Persimpangan yang diatur kurang baik.
Antisipasi Pemerintah Ketika Mudik Berlangsung
Melihat banyaknya masalah yang muncul saat mudik, membuat pemerintah melakukan antisipasi tiap tahun seperti yang terjadi tahun ini. Diberitakan dalam laman resmi dephub.go.id (27/03/2024), untuk mengantisipasi lonjakan pemudik dan kecelakaan lalu lintas, sejak Maret 2024, pemerintah telah melakukan beberapa upaya.
Upaya tersebut sebagai berikut:
Pertama, menyiapkan kelayakan moda angkutan umum.
Menyadari kelayakan angkutan umum menjadi hal yang penting, Kemenhub meminta semua angkutan umum dilakukan ramp check. Pelaksanaan ramp check dimulai sejak 13 Maret hingga 19 Maret lalu yang melibatkan Dinas Perhubungan setiap wilayah.
Kedua, mengedukasi masyarakat untuk tidak menggunakan sepeda motor saat mudik jarak jauh.
Bagi pemudik jarak jauh, pemerintah berharap agar tidak menggunakan sepeda motor agar tidak memperparah kemacetan arus lalu lintas. Oleh karena itu, pemerintah meminta sejumlah angkutan umum untuk menambah kapasitas dalam mengangkut jumlah penumpang.
Mitigasi Mudik Kurang Baik?
Jika melihat banyaknya masalah dan antisipasi yang dilakukan pemerintah di atas, jelas menunjukkan bahwa mitigasi yang dilakukan kurang berjalan baik dan tidak optimal. Ini terlihat dari tidak adanya antisipasi dalam upaya memperbaiki sarana prasarana yang ada, pengaturan teknis ketika terjadi antrean di beberapa titik, dan lain sebagainya.
Belum lagi masalah lain yang berkaitan dengan human error seperti faktor kelelahan karena antrean, kelalaian pengemudi yang ugal-ugalan, dan lain sebagainya. Tidak ada antisipasti atau mitigasi yang dilakukan pemerintah. Alhasil, antisipasi dan mitigasi yang ada tidak mampu menyelesaikan segala permasalahan.
Padahal, layanan kelancaran lalu lintas menjadi tanggung jawab negara sebagai pengurus rakyat. Ketidaksigapan pemerintah dalam mitigasi arus mudik sayangnya tidak begitu ditanggapi serius oleh masyarakat. Masyarakat yang fokus pada misi mudik kerap memaklumi kelalaian negara dalam memberikan fasilitas yang terbaik. Masyarakat sering menganggap bahwa kemacetan arus mudik dan segala hambatannya merupakan risiko wajar yang harus mereka terima. Meskipun nyawa menjadi taruhannya.
Pandangan Islam
Sungguh, jika muslim menyadari konsep Islam secara keseluruhan, ia akan dapati bahwa Islam begitu rinci dalam mengatur segala urusan masyarakat. Termasuk dalam pengaturan kehidupan sosial. Islam yang membebankan negara sebagai pengurus dan penanggung jawab rakyat, memiliki amanah untuk memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat.
Dalam tradisi mudik, negara harus memiliki sejumlah mekanisme yang terbaik untuk mencegah segala kemungkinan buruk yang terjadi.
Hal itu bisa dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
- Memberikan sarana prasarana transportasi umum yang baik dan terjangkau bahkan gratis.
- Memastikan jalur lalu lintas dalam keadaan baik.
- Memiliki sistem pengaturan lalu lintas yang memudahkan para pengendara.
- Menyediakan fasilitas umum untuk menunjang kesehatan para pengendara saat kelelahan dan membutuhkan bekal di perjalanan.
- Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai aturan dan sistem transportasi.
- Memastikan masyarakat memahami aturan yang telah ditetapkan negara.
- Memberikan jaminan bantuan jika terjadi kecelakaan lalu lintas.
- Memberikan sanksi tegas jika terjadi kesalahan dari human error seperti pengemudi yang ugal-ugalan dan sebagainya.
Semua hal itu telah dilakukan oleh para khalifah dalam sistem pemerintahan Islam yakni Khilafah. Sebagai contoh, Khalifah Umar bin Khattab selalu memperhatikan kepengurusan terhadap rakyatnya. Khalifah Umar juga memperhatikan setiap jalan yang dibangun agar tidak ada satu hewan pun yang terperosok karena ada jalan yang berlubang. Pada masa Khilafah, khalifah juga menyediakan rumah roti sebagai tempat persinggahan para musafir yang membutuhkan istirahat dan perbekalan.
https://narasipost.com/opini/03/2024/mengurai-mudik-yang-rumit-dengan-islam/
Khilafah yang dibangun dengan keimanan dan ketakwaan telah menjadi sistem pemerintahan yang amanah dan terbaik bagi peradaban manusia. Khalifah yang memimpin memahami betul bahwa amanah yang dipikulnya akan dihisab pada yaumulakhir. Oleh karena itu, tidak ada solusi terbaik untuk menyelesaikan semua masalah kehidupan selain dengan Islam.
Penutup
Mudik tidak hanya menjadi tradisi rutin bagi masyarakat Indonesia. Ini merupakan upaya untuk menyambung tali silaturahmi yang dianjurkan Islam. Adalah negara yang memiliki tanggung jawab penuh untuk memastikan tradisi ini berjalan dengan baik. Islam sebagai pandangan hidup memiliki sistem dan mekanisme terbaik dalam menyelesaikan semua masalah. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain bagi muslim yang beriman dan bertakwa selain kembali mewujudkan sistem Islam dalam naungan Khilafah. Allah Swt. berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
"Dan berpeganglah kamu pada tali (agama) Allah…" (QS. Ali Imron: 103)
Wallahu a'lam bishawab. []
Nelangsa kalau lihat banyak kecelakaan dan meninggal saat mudik. Niat mau kumpul keluarga malah gak pernah sampai kampung halaman. Seharusnya pemerintah benar-benar mengevaluasinya agar kecelakaan tidak dianggap biasa.
Ya, benar