Memuliakan tamu seharusnya menjadi "tradisi" bagi setiap muslim. Seseorang yang beriman kepada Allah Swt. pasti akan maksimal dalam memuliakan tamunya.
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Rempaka Literasiku/Bianglala Aksara)
NarasiPost.Com- Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dengan yang lain. Karena statusnya sebagai makhluk sosial, maka manusia tidak bisa hidup sendiri. Ia butuh berkelompok, berkeluarga, bersahabat, berorganisasi, dan saling membutuhkan bantuan. Mustahil pula manusia bisa hidup dan melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan orang lain. Salah satu cara menjaga hubungan antarsesama adalah dengan saling mengunjungi.
Siapa pun yang mengunjungi orang lain, baik keluarga, guru, maupun handai tolan, mereka dinamakan tamu. Nah, tamu memiliki kedudukan dan perlakuan yang istimewa dalam Islam. Hal ini karena Islam mengajarkan tentang akhlak mulia dan sopan santun terhadap sesama manusia, tak terkecuali kepada tamu yang berkunjung. Bertamu dan menerima tamu adalah bagian dari silaturahmi yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Adab Memuliakan Tamu
Sahabat, Islam adalah agama yang mulia dan memuliakan manusia. Semua yang disyariatkannya adalah kebaikan bagi seluruh manusia, termasuk anjuran memuliakan tamu. Maksud dari memuliakan tamu adalah baik dalam memperlakukan atau melayani tamu yang berkunjung. Aktivitas memuliakan tamu memang sudah menjadi kebiasaan para nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim a.s. yang kemudian dilanjutkan oleh Rasulullah saw. hingga umatnya saat ini.
Terkait anjuran memuliakan tamu, Rasulullah saw. telah bersabda dalam hadis riwayat Bukhari:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: "Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari)
Islam mengajarkan tentang adab seorang muslim ketika menerima tamu. Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, memberikan sambutan yang hangat dan ramah kepada tamu. Misalnya dengan mengucap salam yang baik disertai dengan senyuman. Tak lupa pula memberikan ucapan selamat datang dengan bahasa yang baik dan bersahabat.
Kedua, menyediakan makanan dan minuman kepada tamu. Ini adalah salah satu adab utama dalam Islam. Makanan dan minuman yang dihidangkan tak mesti mewah, yang penting niatnya ikhlas karena Allah. Namun, Islam sangat menghargai jika tuan rumah menyediakan makanan dan minuman yang baik dan memadai.
Ketiga, memberikan tempat duduk yang nyaman bagi tamu yang datang berkunjung. Hal ini dilakukan agar tamu yang datang merasa nyaman dan merasa dihargai oleh tuan rumah.
Keempat, mendoakan tamu dengan doa terbaik ketika mereka sudah meninggalkan rumah, seperti doa keselamatan dan kesejahteraan.
Beberapa adab dalam memuliakan tamu tersebut menggambarkan betapa mulianya hati seorang muslim terhadap para tamunya. Satu hal lagi, memuliakan tamu juga menunjukkan bahwa seseorang memiliki keimanan yang tinggi kepada Allah Swt. Bagi seorang muslim yang telah menyediakan jamuan dan menampilkan adab yang mulia terhadap para tamu, tentu berharap agar Allah menghitungnya sebagai amal saleh dan mendapat balasan dari-Nya.
Keutamaan Memuliakan Tamu
Semua yang lahir dari Islam adalah kebaikan. Dan setiap kebaikan pasti melahirkan pahala bagi para pelakunya, termasuk anjuran memuliakan tamu. Karena itu, semua yang diperintahkan kepada umat muslim untuk dilaksanakan pasti memiliki keutamaan. Perintah memuliakan tamu bahkan datang dari Rasulullah saw. sendiri. Artinya, memuliakan tamu adalah bagian dari sunah beliau.
Selain bagian dari sunah Rasulullah saw., memuliakan tamu akan mendapat pahala yang besar di sisi Allah Swt. Rasulullah saw. bahkan pernah menyebut bahwa orang-orang yang memuliakan tamunya, sesungguhnya ia telah menyebarkan kebaikan. Selain itu, memuliakan tamu merupakan salah satu cara untuk menjaga hubungan sosial dengan sesama anggota masyarakat. Dengan begitu, hubungan persaudaraan di antara sesama muslim akan semakin erat.
Satu hal yang tak kalah penting, jika seseorang memuliakan tamunya maka dia akan mendapat doa yang baik dari tamunya tersebut. Hal ini pun disabdakan oleh Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Abu Dawud: "Tidaklah seorang tamu yang datang ke rumah seseorang, kemudian tamu itu dibiarkan di depan pintu, kemudian tamu itu pergi, kecuali orang yang tinggal di rumah itu berdoa: 'Ya Allah, berikanlah kebaikan kepada orang yang memberi kami makanan dan minuman ini, balaslah mereka dengan kebaikan yang lebih baik.'"
Salah satu teladan terbaik dalam memuliakan tamu pernah terjadi pada masa Rasulullah saw. Dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. kala itu kedatangan seorang tamu yang tampak kekurangan. Karena Rasulullah saw. juga dalam keadaan kekurangan dan hanya memiliki air putih di rumahnya, maka beliau menawarkan kepada para sahabat untuk menjamu tamu tersebut.
https://narasipost.com/syiar/09/2023/indahnya-bertetangga-dalam-islam/
Salah seorang sahabat dari kalangan Anshar pun menyanggupi untuk menjamu tamu Rasulullah saw. Namun, istri sahabat Anshar tersebut kebingungan karena hanya memiliki satu porsi makanan, itu pun jatah makan malam untuk anak mereka. Namun, demi memuliakan tamunya dan mengharap rahmat Allah Swt., sahabat Anshar dan istrinya pun memberikan makanan yang tinggal satu porsi tersebut kepada tamunya. Walhasil, keesokan harinya Rasulullah saw. memuji sifat sahabat tersebut dalam memuliakan tamunya.
Khatimah
Memuliakan tamu seharusnya menjadi "tradisi" bagi setiap muslim. Seseorang yang beriman kepada Allah Swt. dan hari akhir, pasti akan maksimal dalam memuliakan tamunya. Semoga kita termasuk umat Rasulullah saw. yang senantiasa memuliakan tamu dan semoga Allah menghindarkan kita dari sifat kikir dalam menjamu tamu.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Adab memuliakan tamu hendaknya memang dijaga karena tamu akan membawa keberkahan bagi pemilik rumahnya. Insyaallah.
Reminder menjelang lebaran. Biasanya banyak menerima tamu. Barokallohu fiik
Kalau saya lebih sering jadi tamu ke orang-orang yang lebih tua, hehe ...
Wa fiik barakallah, mbak