Maraknya kejahatan saat Ramadan enggak terlepas dari penerapan sistem sekuler dalam kehidupan. Solusi tuntas untuk mengatasinya, sistem Islam.
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Derap Dakwah Umayah)
NarasiPost.Com-Sobat, bagaimana kabar puasamu hari ini? Semoga lancar dan tetap semangat meraih pahala. Sadarkah kita, kalau Ramadan vibes alias suasana Ramadan seharusnya jadi pemantik agar kita makin dekat kepada takwa?
Tadarus, ikut kajian Islam, bersedekah, dan lain sebagainya semestinya bisa menekan hawa nafsu seseorang untuk enggak bermaksiat atau berperilaku jahat. Namun faktanya, enggak selamanya hal itu bisa sama dengan yang apa diharapkan.
Yup, di berbagai wilayah negeri ini, kemaksiatan dan kejahatan justru makin meningkat di bulan Ramadan. Di Kota Bandung, Jawa Barat, Polresta Bandung memusnahkan ribuan botol minuman keras yang merupakan hasil razia (rri.co.id, 03/04/2024). Di Kalimantan Tengah, Kapolda Kalteng juga meminta masyarakatnya untuk waspada terhadap peningkatan kejahatan jalanan seperti jambret, rampok, begal, dan lain-lain (borneonews.co.id, 02/03/2024).
Kejahatan yang terus meningkat enggak hanya terjadi di dua tempat di atas ya. Masih banyak wilayah lain yang juga terjadi peningkatan kejahatan. Astagfirullah, miris banget! Kondisi semacam ini jelas membuat kita enggak nyaman dalam beraktivitas. Nah, kira-kira, apa ya penyebab terjadinya peningkatan kejahatan ini? Yuk, lanjut baca ya?
Penyebab Maraknya Kejahatan
Sobat, kesucian Ramadan yang ternodai dengan maraknya kejahatan di tengah masyarakat, memang enggak lepas dari lemahnya iman dalam diri para pelakunya. Akan tetapi, lemahnya iman bukanlah satu-satunya yang menjadi penyebab hal itu terjadi. Masih ada beberapa penyebab lain yang membuat seseorang nekat melakukan tindakan tercela tersebut.
Salah satu penyebab terbesarnya adalah karena tidak adanya jaminan pemenuhan hidup masyarakat saat ini. Lo, kok bisa? Ya, akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme, negara memang enggak hadir sebagai penjamin yang memudahkan rakyatnya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Apalagi di bulan Ramadan yang sebentar lagi masyarakatnya akan merayakan Idulfitri.
Tentu kita merasakan bagaimana kebutuhan saat ini makin meningkat. Harga sembako naik, tarif dasar listrik naik, BBM naik, pajak naik, dan masih banyak yang lainnya juga mengalami kenaikan harga. Tapi sayangnya, kenaikan itu enggak dibarengi dengan tunjangan atau kenaikan gaji yang diberikan kepada rakyatnya. Tentu saja, sebagian besar masyarakat bingung bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Meskipun masyarakat sudah berhemat, jika tidak ada bantuan sama sekali, jelas ini makin menyiksa rakyat. Akibatnya, bagi orang yang ingin mengambil jalan pintas, kejahatan pun akan dilakukannya. Apalagi, sistem hukum yang ada juga enggak membuat setiap pelaku kejahatan jera dari tindakannya.
Sistem hukum yang lemah memang jadi penyebab lain kejahatan masih marak ya, Sobat. Jangankan untuk kejahatan kecil yang merugikan sebagian orang saja. Untuk kejahatan besar yang merugikan negara pun hukum yang ada sering tak sepadan. Misalnya kasus korupsi yang dilakukan oleh sebagian pejabat negara atau korupsi timah yang sedang viral karena nilai korupsinya mencapai 271 triliun rupiah. Parah banget, ‘kan?
Seperti inilah fakta yang terjadi kalau dalam kehidupan, sistem sekuler yang jadi landasan berdirinya semua sistem kehidupan. Ketika aturan yang ada enggak berdasarkan aturan agama yaitu syariat Islam, yang terjadi hanya kesengsaraan hidup bagi manusia. Padahal, hal ini sudah lama Allah Taala peringatkan kepada para hamba-Nya khususnya bagi umat Islam. Allah Swt. berfirman,
“Apakah hukum jahiliah yang kalian kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al-Maidah : 50)
Nah, kalau sudah seperti ini, apakah ada solusinya? Tentu saja ada, dong. Penasaran? Yuk, lanjut baca lagi, ya?
Islam Solusi Masalah Kehidupan
Sobat, kalau sebelumnya dikatakan bahwa penyebab maraknya kejahatan adalah karena penerapan sistem sekuler, maka solusinya adalah membuang sistem itu dalam kehidupan. Sistem sekuler buatan manusia yang lemah memang enggak layak dipakai karena hanya berpihak kepada orang-orang kaya yang menjadi pemilik modal alias para kapitalis. Terus, diganti apa?
Sebagai muslim yang meyakini Islam sebagai pedoman hidup, kita tentu harus terikat dengan segala aturan Allah. So, aturan Allah inilah yang mesti kita terapkan dalam kehidupan. Ya, harus kita pahami bersama kalau Islam enggak hanya sekadar agama spiritual ya, Sobat. Islam merupakan ideologi kehidupan yang benar karena berasal dari Allah Swt.
Dalam kacamata Islam, negara sebagai pengurus dan penanggung jawab rakyat harus memastikan bahwa mereka mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini bisa dilakukan kalau negara juga menerapkan sistem lain seperti sistem ekonomi yang sesuai syariat Islam. Dalam sistem ekonomi Islam, kekayaan alam enggak boleh dimiliki oleh sekelompok orang tertentu. Negara harus mengelolanya secara keseluruhan dan memanfaatkan hasil pengelolaannya untuk membantu memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Negara juga harus menjamin keamanan dalam negeri agar semua rakyat tenang dalam menjalankan aktivitas. Sistem hukum yang ada harus sesuai syariat Islam dan kehidupan masyarakat harus dibangun dengan suasana keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Enggak hanya itu. Masyarakat yang ada juga harus peduli dengan kondisi lingkungannya. Ketika ada seseorang yang hendak melakukan perbuatan tercela, masyarakat akan mengingatkan dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Semua itu tentu bisa terjadi ketika semua ajaran Islam diterapkan dalam kehidupan.
Ini adalah perintah Allah Taala yang mesti kita jalankan sebagai hamba yang beriman. Allah Swt. berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya dia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 208)
Penutup
Sobat, maraknya kejahatan saat Ramadan enggak terlepas dari penerapan sistem sekuler dalam kehidupan. Oleh karena itu, solusi tuntas untuk mengatasinya adalah mengganti sistem tersebut dengan sistem Islam. Islam menjadikan negara sebagai pengurus rakyat yang menjamin kesejahteraan melalui pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dan juga ada menjamin keamanan dalam hidupnya. Islam membangun kehidupan yang aman dan tenteram dengan kekuatan tiga pilar yaitu ketakwaan individu, masyarakat yang peduli, dan negara yang menerapkan semua aturan Islam termasuk sistem sanksi yang tegas dan menjerakan.
Wallahu a’lam bishawaab. []
Kalau sekarang orang mencuri memang banyak faktor ya. Ada yang mencuri karena impitan ekonomi, ada juga yang mencuri demi memenuhi tuntutan gaya hidup. Miris deh hidup di sistem ini. Barakallah mba Firda
Wa barakallahu fiik mbak Sartinah
Kasihan melihat yang mencuri karena lapar. Bapak nyuri sekantong beras demi anak. Ibu nyuri susu demi bayinya..Memang tetap salah tetapi mestinya ditelusuri mengapa berbuat begitu.. Hidup makin susah dan pejabat makin payah. Sistem sekuler kapitalis memang parah.
Ya, benar
Waspada kalau belanja di pasar
Ya, benar. Harus waspada di mana pun dan kapan pun