Tradisi Kehidupan dan Pandangan Islam

Tradisi Kehidupan

Tradisi kehidupan jahiliah tak ubahnya sistem sekuler hari ini. Ia harus diganti dengan kehidupan Islam yang akan mendekatkan masyarakatnya kepada Allah Taala.

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Derap Dakwah Umayah)

NarasiPost.Com-Adalah hal yang biasa bahwa dalam kehidupan, masyarakat memiliki beragam tradisi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa tradisi adalah kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Kebiasaan turun-temurun yang diikuti dengan keyakinan tertentu kerap mengakar kuat hingga menjadi pola pikir yang dapat memengaruhi perbuatan seseorang.

Disadari atau tidak, kebiasaan ini kerap membuat masyarakat menjadi elemen dengan ciri khas tertentu yang turut berpengaruh pada peradaban suatu bangsa. Islam yang hadir sebagai pedoman hidup pun tak dapat dimungkiri memiliki beragam masalah cabang yang boleh berbeda. Perbedaan inilah yang terkadang membuat sebagian muslim bingung bagaimana harus memosisikan dirinya terhadap beragam kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Lantas, bagaimana Islam memandang suatu tradisi? Apa yang harus dilakukan muslim terhadap adanya ragam kebiasaan turun-temurun tersebut?

Pandangan Islam terhadap Tradisi

Bagi seorang muslim, segala sikap yang harus dia ambil dalam kehidupan tentu harus berdasarkan syariat Islam. Begitu juga ketika ia menyikapi adanya tradisi dalam sebuah masyarakat. Muslim harus dapat melihat dan menilai apakah suatu kebiasaan turun-temurun tersebut menyalahi syariat Islam ataukah tidak. Untuk dapat menilai dan memutuskan sikap, kedalaman memahami fakta dan hukum syarak menjadi kuncinya.

Pendalaman fakta merupakan hal mendasar sebelum muslim mengaitkannya dengan dalil-dalil syarak yang ada. Fakta harus dijadikan sebagai salah satu komponen berpikir yang selanjutnya akan mewujudkan manthiqul ihsas, yaitu pemahaman yang dihasilkan dari proses berpikir berdasarkan apa yang terindra.

Selanjutnya, manthiqul ihsas akan menjadi ihsasul fikri atau perasaan yang tajam ketika dihasilkan dari proses berpikir yang mendalam. Ihsasul fikri inilah yang nantinya menjadi dasar keyakinan dan keikhlasan bagi seseorang terhadap suatu perkara yang telah ia putuskan.

Setelah muslim memahami fakta berdasarkan apa yang disampaikan di atas, ia akan dapat menilai apakah fakta tersebut memiliki landasan dalil yang dibenarkan oleh syarak ataukah tidak. Jika tidak ada dalil syarak yang melarangnya, maka hukum terhadap fakta menjadi hal yang mubah atau boleh untuk dilakukan. Sebaliknya, jika ada dalil syarak yang melarangnya, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan atau dibiarkan untuk dilakukan.  

Saat Kemungkaran Menjadi Tradisi

Sebenarnya, hadirnya Islam dalam kehidupan adalah untuk menjadi pemenang atau yang dimenangkan atas semua tindakan yang bertentangan dengannya. Termasuk terhadap semua tradisi yang ada. Allah Taala menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik untuk menolak segala kemungkaran dan kemaksiatan yang ada. Maka dari itu, ketika kemungkaran terjadi bahkan menjadi sebuah kebiasaan, umat Islam harus menggantinya dengan kebiasaan yang tidak bertentangan Islam.

Jauh sebelum Islam hadir, kemungkaran masyarakat jahiliah kerap menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun yang mengakar dalam benak masyarakat. Dampak dari kemungkaran itu lantas menjadi sebuah keyakinan dan menjadi sebuah aturan dalam kehidupan.

https://narasipost.com/motivasi/02/2024/lentera-kehidupan/

Pun hal yang sama terjadi pada masa kini. Saat Islam tak menjadi pedoman hidup, banyak kebiasaan dalam masyarakat yang bertentangan dengan Islam menjadi dasar berperilaku bahkan sebagai sumber hukumnya. Oleh karena itu, muslim memiliki kewajiban untuk mengubah hal ini dengan melakukan aktivitas dakwah yang konsisten dan terorganisasi dengan baik.

Tradisi jahiliah seperti yang ada dalam sistem sekuler harus diganti dengan tradisi islami yang akan mendekatkan masyarakatnya kepada Allah Taala. Sebab, hanya dengan Islam masyarakat akan meraih kemuliaan hidup dan terhindar dari segala dosa.

Menjadikan Islam sebagai Tradisi Kehidupan

Pada dasarnya, setiap penyimpangan keyakinan bisa mengarah kepada perbuatan syirik yang dapat mengantar kepada dosa besar. Kesyirikan ini besar peluangnya berasal dari tradisi yang ada dalam masyarakat. Tindakan syirik tidak hanya tampak dari perbuatan menyembah berhala, melainkan juga termasuk segala hal yang meyakini adanya kekuatan yang berkuasa selain kekuatan Allah Taala.

Tindakan ini jelas harus dihilangkan dalam masyarakat karena bertentangan dengan prinsip keimanan dalam Islam. Untuk menghilangkan hal tersebut, selain membutuhkan sistem penerapan kehidupan, perubahan cara pandang masyarakat menjadi hal pertama yang harus dilakukan.

Masyarakat harus dipahamkan bahwa Allah telah mengisyaratkan akidah dan syariat Islam sebagai sebuah tradisi dalam kehidupan. Penyimpangan tradisi yang ada merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran tauhid yang dibawa sejak Nabi Adam hingga sampai kepada Nabi Muhammad saw. Allah Swt. berfirman,

وَمَا كَانَ النَّاسُ اِلَّآ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْ

“Dan manusia dahulu hanya umat yang satu, lalu mereka berselisih....” (QS. Yunus: 19)

Dalam Atsar Ibnu Abbas, Ash-Shabuni menukil bahwa dahulu antara Nabi Adam dan Nabi Nuh selama seribu tahun seluruhnya berada atas Islam (millah/ajaran tauhid). Lalu terjadi perselisihan di antara manusia saat berhala dan patung disembah. Kemudian Allah mengutus para rasul yang memberikan kabar gembira dan peringatan.

Pada ayat lain, isyarat bahwa akidah dan syariat Islam harus dijadikan tradisi kehidupan terdapat dalam surah Al-Ashr. Dalam surah tersebut dijelaskan bahwa adalah kerugian besar bagi manusia kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Surah Al-Ashr tidak sekadar menjadi perintah, melainkan sebuah isyarat agar umat Islam menjadikan amar makruf nahi mungkar sebagai tradisi dalam kehidupan. Ketika umat Islam menjalankan perintah syarak dalam kehidupan, ia tidak boleh berpaling sekalipun mendapatkan stigma negatif dari orang lain bahkan negara.

Seperti yang terjadi dalam kehidupan sekuler saat ini. Saat para pengemban dakwah menyeru masyarakat agar kembali menerapkan Islam, stigma buruk seperti radikal, memecah belah umat, merusak budaya, dan lain sebagainya kerap mereka terima. Meskipun stigma tersebut diberikan oleh sekelompok orang atau negara, pengemban dakwah tidak boleh gentar atau mundur dalam berdakwah. Sebab, adanya penolakan dan pertentangan dalam masyarakat merupakan hal yang wajar dalam aktivitas dakwah.

Penutup

Menjadikan Islam sebagai tradisi dalam kehidupan merupakan bagian dari perintah Allah Swt. Umat Islam harus berupaya mewujudkannya, sebab Allah telah mengutus Nabi Muhammad saw. dengan membawa petunjuk yang benar agar menjadi pedoman hidup manusia. Meskipun para penentang Islam menolaknya, umat Islam tidak boleh kendur untuk selalu meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang akan membawa keberkahan dan menyelamatkan dari siksa api neraka.

Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Hidup Sehat dari Alam
Next
Dia Saudaramu Bukan Musuhmu
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

jazakunnallah khoiron kastiron kepada semua tim redaksi NP

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram