Pendidikan: Bijak Memilih Metodenya

Pendidikan, bijak memilih metodenya

Agar pendidikan mencapai keberhasilan, maka seorang pendidik butuh metode jitu dengan tetap berpegang pada syariat Islam

Oleh. Dila Retta
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Imam Ibnu Majah, bahwasanya Al-Harits bin Nu’man mendengar Anas bin Malik dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Muliakanlah anak-anak kalian dan perbaikilah tingkah laku mereka.” [HR. Ibnu Majah no. 3361]

Menjadi seorang pendidik merupakan sebuah amanah yang membutuhkan tanggung jawab besar, di mana tentu tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, mulai dari hak-hak yang harus diberikan, kewajiban yang harus dilakukan, pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan, hingga memperhatikan pantangan-pantangan yang tidak boleh dilakukan. Bukan tanpa alasan, karena pola didikan seperti apa yang kita berikan akan sangat memengaruhi karakteristik anak-anak di masa mendatang.

Salah satu hal yang harus benar-benar diperhatikan ialah mengenai pemilihan metode pembelajaran, karena tidak hanya berpengaruh pada pembentukan karakter anak. Namun, juga merupakan kunci keberhasilan sebuah pendidikan. Dan sebagai satu-satunya agama yang paling sempurna dalam mengatur segala permasalahan kehidupan, Islam telah memberikan pedoman serta arahan terkait metode pembelajaran yang harus diterapkan.

Merujuk dari kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak dalam Islam) karya DR. Abdullah Nashih ‘Ulwan,

Terdapat 5 metode pendidikan yang sangat berpengaruh pada anak, yaitu:

  1. Melalui Keteladanan,
  2. Melalui Kebiasaan,
  3. Melalui Nasihat,
  4. Melalui Perhatian, dan
  5. Melalui Hukuman.

Keefektifan Metode Pendidikan Melalui Keteladanan

Telah cukup sering kita dengar sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa anak adalah peniru paling ulung, apa pun yang mereka lihat akan ditirukan dan dilakukan. Oleh sebab itu, sebuah metode pendidikan melalui keteladanan adalah cara yang paling efektif untuk dilakukan. Keteladanan yang diberikan oleh para pendidikan menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada perilaku dan karakteristik anak.

Maka sebagai seorang pendidik, mempersiapkan diri untuk menjadi teladan yang baik adalah hal yang harus benar-benar diperhatikan dan tidak boleh diabaikan. Selain itu, mengenalkan sosok-sosok teladan yang baik pada anak juga harus dilakukan. Dan sebagai umat Islam, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam adalah satu-satunya sosok teladan terbaik sepanjang zaman. Sebagaimana yang telah Allah tegaskan dalam firman-Nya, QS. Al-Ahzab ayat 21, “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu…

Tidak cukup di sana, metode pendidikan melalui keteladanan juga memberikan sebuah pengarahan mengenai tanggung jawab untuk dapat membuat anak merasa sangat terikat serta harus bisa meneladani apa saja yang Rasulullah lakukan. Karena hal tersebut selaras dengan pengamalan sabda Rasulullah yang memerintahkan kita untuk mengajarkan tiga perkara kepada anak, yakni mencintai nabinya, mencintai keluarganya, dan mencintai Al-Qur'an.

Namun, jika kita perhatikan realitas yang saat ini terjadi, tidak sedikit generasi-generasi muda yang tidak menjadikan Rasulullah sebagai teladannya. Bahkan masih banyak pula di antara mereka yang belum sepenuhnya mengenali Rasulullah, karena tidak ada yang mengarahkan sehingga mereka menjadi terlalu terobsesi dengan idola-idola dari kalangan entertainment, di mana tidak semuanya dapat memberikan teladan baik. Dan inilah yang menjadi penyebab semakin bobroknya adab, mental, dan moralitas generasi sekarang.

Melalui Pembiasaan untuk Penguatan Kedisiplinan Iman

Metode pendidikan kedua yang Islam ajarkan adalah dengan melalui pembiasaan. Imam Al-Ghazali dalam sebuah nasihatnya pernah mengatakan bahwa hati seorang anak itu suci, dan kebiasaan seperti apa yang telah diberikan kepadanya, maka akan tumbuhlah mereka seperti itu. Jika dibiasakan pada kebaikan, akan tumbuh dalam kebaikan. Namun, jika dibiasakan tumbuh dalam keburukan, maka kehidupannya akan sengsara dan celaka layaknya binatang.

Mendidik melalui pembiasaan dapat melatih seorang anak menjadi lebih bertanggung jawab, karena mereka akan dilatih melakukan segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku. Di mana hal ini juga pasti akan berpengaruh pada kondisi mental mereka.

Salah satu contoh didikan melalui metode pembiasaan adalah terkait menjalankan perintah salat kepada anak. Telah dijelaskan dalam sebuah riwayat hadis bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam memerintahkan kepada kita untuk memberikan pengarahan kepada anak agar mereka melaksanakan salat ketika berusia 7 tahun, bahkan dengan tegasnya pula kita diperbolehkan memberikan hukuman jika saat telah berusia 10 tahun namun perintah salat belum dijalankan.

Metode pembiasaan yang hendaknya diterapkan sebenarnya bukan hanya berupa membiasakan melakukan perintah sesuai aturan saja. Namun, juga membiasakan mereka untuk melakukan kebaikan serta menjauhi larangan. Sebagaimana yang Rasulullah sampaikan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Al-Mundzir dari Ibnu Abbas, “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan, karena itu dapat mencegah kalian dari api neraka.

Dan dalam agama Islam sendiri, terdapat 3 tahapan-tahapan yang harus diperhatikan agar didikan melalui metode pembiasaan ini dapat berhasil dilakukan dan menghasilkan perbaikan pada setiap individu anak.

Ketiga tahapan tersebut ialah:

  • Mengikat dengan akidah. Agar dapat membentuk karakter anak yang disiplin serta bertanggung jawab dalam melaksanakan segala perintah sebagaimana yang syariat Islam ajarkan, maka tahapan paling dasar yang harus dilakukan adalah memperkuat akidah mereka. Jadikan diri mereka pribadi yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah dalam setiap saat. Tanamkan kepada diri mereka bahwa Allah melihat segala sesuatu yang kita perbuat dan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak.

  • Memerintahkan untuk meninggalkan kemungkaran. Ajarkan pada anak agar jangan sampai sekali-sekali berani mendekatkan diri pada kemungkaran maupun kemaksiatan yang menjerumuskan mereka pada perbuatan dosa. Jelaskan pada diri mereka bahwa setiap perbuatan dosa yang dilakukan pasti akan mengundang murka Allah dan dapat merusak iman mereka.

  • Selektif dalam memilihkan lingkungan. Selain kedua tahapan tersebut, hal lain yang juga cukup penting diperhatikan agar proses pendidikan melalui metode pembiasaan dapat berjalan efektif dan membuahkan hasil maksimal adalah dengan memilihkan lingkungan terbaik untuk anak-anak kita. Karena sejatinya lingkungan juga memberikan pengaruh besar dalam proses tumbuh kembang dan pembentukan karakter mereka.

Melalui Nasihat untuk Memberikan Kesadaran Hakikat

Sebagai seorang muslim, kita mungkin sudah tidak asing dengan sebuah riwayat hadis yang menyebutkan bahwa agama adalah nasihat. Sama halnya dengan nukilan sabda Rasulullah tersebut, salah satu metode yang harus diterapkan dalam mendidik anak ialah melalui nasihat.

Belajar dari kisah keluarga Luqman yang Allah abadikan dalam Al-Qur'an, tentang bagaimana caranya mendidik anak-anaknya dengan menggunakan nasihat dan tutur bahasa yang baik ternyata mampu memberikan pengaruh yang luar biasa. Penerapan metode didikan melalui nasihat cukup efektif dilakukan dalam membentuk keimanan, akhlak, maupun mental anak karena mereka akan dilatih untuk lebih bijaksana dalam memahami hakikat diri.

Memberikan nasihat dalam upaya mendidik anak pun dapat dilakukan dengan banyak cara agar anak tidak cepat bosan, seperti melalui cerita dongeng, membangun komunikasi dua arah dengan anak, dan masih banyak lagi. Mungkin hal semacam ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kita yang belum terbiasa. Namun, ketika sudah berusaha menerapkannya, hal tersebut akan memberikan hasil didikan yang luar biasa karena dapat menumbuhkan rasa empati pada anak sedari dini.

Melalui Perhatian untuk Membangun Kedekatan

Membangun kedekatan dengan anak adalah hal yang penting dilakukan oleh setiap pendidik, karena tanpa kita sadari di antara faktor yang memengaruhi semakin maraknya kasus kenakalan anak usia dini ialah karena mereka merasa sendirian dan tidak diperhatikan. Oleh sebab itu, salah satu metode pendidikan yang harus dilakukan untuk memperbaiki karakteristik anak ialah dengan memberikan perhatian dan pengawasan secara langsung.

https://narasipost.com/books/04/2021/strategi-mendidik-anak-zaman-now/

Seyogianya, setiap pendidik menyadari bahwa memberikan pendidikan kepada anak bukan hanya melalui berbagai aturan pengarahan yang harus dijalankan. Namun, juga membangun kedekatan sehingga anak merasa aman. Penerapan didikan metode perhatian ini juga diyakini mampu membuat anak merasa lebih dihargai, sehingga dapat memberikan impact hasil didikan yang diterima anak akan jauh lebih maksimal.

Melalui Hukuman Agar Tidak Mengulang Kesalahan

Metode didikan terakhir yang hendaknya kita terapkan dan jangan sampai ditinggalkan juga ialah melalui hukuman. Hukuman yang dimaksudkan di sini pun tentu tidak lepas dari rambu-rambu ajaran syariat Islam, agar jangan sampai anak-anak kita tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang tidak memahami aturan agamanya hingga menyepelekan berbagai kesalahan, baik ringan maupun fatal.

Maka di sinilah poin pentingnya. Setiap pendidik harus berilmu dengan pemahaman aturan-aturan syariat Islam sebelum mulai memberikan didikan. Tidak cukup di sana, karena berilmu dalam memahami aturan syariat Islam berarti harus memahami juga bagaimana cara penyampaian dan penerapannya. Jangan sampai karena kesalahan kita dalam memberikan hukuman dengan niatan agar anak tidak mengulangi kesalahan, justru menjadikan mereka lebih berontak hingga menjauh dari kita.

Dan sebagai teladan umat sepanjang zaman, Rasulullah pun sebenarnya telah mencontohkan kepada kita semua tentang bagaimana cara mendidik anak ketika mereka melakukan kesalahan.

Beberapa tahapan yang hendaknya kita perhatikan dalam mendidik dengan hukuman ialah,

  1. Menunjukkan letak salahnya dan memberikan pengarahan untuk membenarkan
  2. Menunjukkan kesalahannya dengan sifat lemah lembut agar anak belajar sopan santun
  3. Menunjukkan kesalahannya dengan isyarat agar segera diperbaikinya
  4. Menunjukkan kesalahannya dengan menegur dan menasihatinya
  5. Menunjukkan kesalahannya dengan berusaha menjauhi sampai disadari kesalahannya
  6. Menunjukkan kesalahanya dengan hukuman dan pukulan yang diperbolehkan dalam Islam apabila tahapan-tahapan lainnya sudah tidak mempan lagi untuk dilakukan

Didikan melalui metode hukuman ini harus benar-benar diperhatikan dengan penuh kehati-hatian oleh setiap pendidik, karena memiliki tantangan tersendiri. Tujuan dari penerapan didikan ini ialah agar anak menyadari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi, bukan membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak lagi disayangi.

Jika kita berkaca dari semakin maraknya kasus kenakalan anak, tentu tidak ada satu pun dari kita yang ingin anak didikannya menjadi generasi yang rusak dan tidak bermoral. Maka dari itu, mempersiapkan diri untuk menjadi pendidik yang bijaksana adalah solusi yang harus sama-sama dilakukan. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, tidak ada kata terlambat untuk memulai pembenahan, tapi kerusakan yang berujung pada kehancuran akan terjadi jika kesalahan terus-menerus kita abaikan tanpa upaya perbaikan. Wallahualam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dila Retta Kontributor NarasiPost.Com
Previous
THR Tidak Merata, Honorer Merana
Next
Tip agar Puasa Tetap Bugar
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Novianti
Novianti
7 months ago

Saya terimgat tatkala sedang menempuh S2 pendidikan. Hampir semua bulu rujukan bahasa Inggris yang di dalamnya seolah menggambarkan bahwa pelopor pendidikan formal adalah tokoh-tokoh barat. Padahal, konsep Islam sudah jauh lebih dulu ada. Lengkap dan rinci.Buku Dr. Nashih Ulwan termasuk jadi bahan rujukan para orang tua saat ini. Barokallohu fiik, mba

Atien
Atien
7 months ago

Masalah kenakalan anak selalu saja menjadi perbincangan tapi tidak sampai pada solusi mendasar karena yang dipakai dalam mendidik anak pada saat ini bukan berasal dari Islam. Padahal Islam memiliki paket lengkap dalam mendidik anak yang akan membentuk anak berakhlak mulia.
Barakallah mba @Dela

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram