AS sebagai negara pengusung demokrasi telah nampak sebagai the new sick men yang semestinya segera tumbang
Oleh: Yulia Putbuha
NarasiPost.Com-Kemenangan Biden dalam Pemilihan Umum 2020 nampaknya menjadi polemik bagi Amerika Serikat. Pasalnya, Trump mengklaim dalam kemenangan Biden ada teori konspirasi yang menyebabkan adanya kecurangan. Hingga akhirnya masalah ini berujung pada kerusuhan.
Seperti yang dilansir dari Detik.com, (8/1/2021). Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden AS Donald Trump yang berujung kerusuhan di Gedung Kongres, Capitol Hill, Washington, AS, mengundang berbagai reaksi netizen di media sosial. Serbuan pendukung Trump ini dilakukan pada Rabu (6/1) waktu setempat atau Kamis (7/1) pagi waktu Indonesia, saat Kongres AS menggelar sidang gabungan untuk mengesahkan kemenangan Biden dalam pilpres AS 2020.
Kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung Trump dianggap mengkhianati demokrasi. Padahal kerusuhan tersebut merupakan hasil nyata demokrasi yang dipraktikkan negara kampiunnya.
AS sebagai negara pengusung demokrasi telah nampak sebagai the new sick men yang semestinya segera tumbang. Karena seberapapun manisnya jargon yang dipampang oleh demokrasi tetaplah pada faktanya akan terasa pahit.
Amerika yang diklaim sebagai benteng pertahanan demokrasi dan mercusuarnya demokrasi kini mengalami kekacauan, baik dalam masalah politik maupun ekonomi. Amerika Serikat yang disinyalir memiliki kekuatan super kini telah gagal dalam menopang dirinya sendiri dan kekacauan yang terjadi di dalam negeri.
Dalam masalah politik, Amerika saat ini sedang mengalami dinamika politik yang begitu kacau. Pemilihan umum yang disinyalir sebagai proses dari demokrasi dan dipilih secara demokratis, nyatanya omong kosong. Tindakan yang begitu represif pada lawan politik merupakan wujud dari wajah demokrasi yang sebenarnya.
Kemudian dalam masalah ekonomi, di masa pandemi ini Amerika Serikat mengalami guncangan dalam perekonomian. Dilansir dari CNNindonesia.com (14/1/2021) presiden terpilih Joe Biden mengungkapkan rencana paket stimulus yang dirancang untuk memulihkan perekonomian AS sebesar US$1,5 triliun dan bisa lebih. Stimulus ini akan menyasar komunitas minoritas yang kesulitan selama pandemi corona. Hal ini mengindikasikan bahwa Amerika Serikat mengalami kemerosotan dalam masalah perekonomian selama pandemi.
Adanya permasalahan politik dan ekonomi di negara pengusung demokrasi adalah sesuatu hal yang wajar. Sudah menjadi hukum alam ketika sandaran hukumnya adalah buatan manusia maka permasalahan dan kerusakan akan terjadi.
Amerika yang merupakan negara kampiun demokrasi sudah menunjukan kelemahannya sebagai negara adidaya. Sudah saatnya Islam yang memimpin peradaban, seperti pada saat dahulu yang berhasil dipraktikkan oleh Rasulullah Saw, kemudian diganti dengan masa Khulafaur Rasyidin, dilanjutkan oleh Bani Ummayah, Bani Abasiyah dan yang terakhir adalah Bani Utsmaniah.
Islam sudah terbukti mampu menyelesaikan segala problematika kehidupan, baik politik, ekonomi maupun yang lainnya. Karena Islam tidak sekadar agama tapi Islam juga merupakan ideologi.
Ideologi Islam berbeda dengan ideologi yang lainnya seperti ideologi kapitalis sebagai turunan dari demokrasi, atau ideologi komunis. Ideologi-ideologi tersebut adalah ideologi hasil dari buah pikir manusia.
Berbeda dengan ideologi Islam, ideologi Islam berasal dari Sang Maha Pencipta alam raya ini yakni Allah Swt. Allah Swt tahu apa yang menjadi kebutuhan manusia. Oleh sebabnya, aturan-aturan yang diberikan oleh Islam adalah aturan yang sesuai dengan fitrah manusia.
Dengan demikian kembali kepada ajaran Islam adalah solusi yang praktis dan tepat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dunia.
Hukum Islam akan bisa diterapkan ketika ada sebuah institusi yang dapat mewadahi hukum-hukum tersebut. Dan institusi itu adalah Khilafah rasyidah ala minhaj nubuwah.
Khilafahlah yang nanti akan menaungi negeri-negeri Islam di dunia, menyatukan umat Muslim dalam satu ikatan yang kokoh, yaitu ikatan akidah. Dalam negara Khilafah tidak akan terjadi kerusuhan yang disebabkan karena pemilihan pemimpin. Karena negara Khilafah hanya akan menunjuk seorang pemimpin yang amanah, adil dan takut akan Tuhannya (Allah Swt).
Rasulullah Saw. bersabda:
الإِمَامُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Setiap pemimpin (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya."
(HR.Al-Bukhari dan Muslim).
Wallahu a'lam bishowab[]